Namjoon merebahkan tubuh kekasihnya dikasur itu perlahan, lalu dirinya dengan semangat merebahkan diri juga disamping tubuh mungil itu dan memeluknya dari samping.
Wajahnya mendusel di leher Jimin, aroma vanilla samar-samar memasuki indra penciumannya. Aromanya sungguh khas dari seorang Jimin.
"Ayo coba tidur ya? Pasti nanti tiba-tiba tak sadar kamu terlelap." Ucap Namjoon berbisik pelan. Dia mengecup singkat leher berkulit halus itu. Jimin yang mendapat perlakuan demikian hanya melenguh geli.
"Heumm.." Hanya deheman yang terlontar untuk menjawab perkataan Namjoon.
Jimin merasa sangat nyaman berada didalam pelukan kekasihnya, terasa hangat, penuh kasih sayang dan terlindungi. Apalah boleh Jimin berteriak kencang sekarang karena perlakuan Namjoon padanya?
Ia memejamkan matanya perlahan, berusaha agar cepat tertidur. Ia benar-benar mengosongkan pikirannya, hembusan nafasnya nampak teratur. Namjoon yang melihat itu tersenyum tipis. Tangannya tak henti-hentinya mengelus pelan rambut berwarna hitam legam itu dengan lembut.
"Sleep well and goodnight, darling. I love you." Gumam Namjoon menatapi wajah cantik itu.
***
"Kau bisa mengambil barangnya sekarang. Segera kirimkan setelahnya. Jangan lengah, tetap awasi sekitarmu." Kim Namjoon berdiri dipinggir pagar balkon, menatap pemandangan kota pada malam hari sambil berbicara pada seseorang didalam panggilan suara.
"Kau ada dimana saja aku tidak tau, dasar. Cepat kirimkan lokasimu." Orang yang berada di seberang panggilan itu nampak menggerutu kesal.
"Ya, periksa pesanku." Namjoon mematikan panggilan itu secara sepihak.
Dia dengan segera mengirimkan sebuah lokasi dimana dirinya berada pada orang tersebut.
Angin luar cukup dingin, ya karena memang sekarang memasuki awal musim dingin. Namjoon yang tak kuasa menahan angin dingin yang menerpa kulit, akhirnya Ia segera masuk kembali kedalam setelah beberapa menit disana. Dia sengaja berada dibalkon agar suaranya tak terdengar oleh sang kekasih yang tertidur.
Beberapa saat setelah itu, dirinya mendapat pesan bahwa seseorang itu sudah sampai di depan pintu apartemen. Namjoon melarang orang tersebut untuk memencet tombol bel karena demi kenyamanan kekasihnya.
Namjoon segera membuka pintu apartemen dan menyerahkan sebuah tas berisikan barang yang dimaksud.
"Joon. Sungguh kau menetap disini?" Tanya orang tersebut nampak ragu, tangannya menerima tas itu dengan baik.
"Tentu saja, Taehyung. Mengapa bertanya begitu?"
"Aku tadi menjemput kekasihku disini sore tadi, sungguh. Apakah kekasihmu itu sahabat dari kekasihku... Joon?" Kim Taehyung menatap Namjoon meminta penjelasan. Dirinya terkejut bukan main saat mendapat lokasi langsung dari Namjoon yang mengarahkan ke apartemen dimana Ia menyusul kekasihnya sore hari.
"Kekasihmu bernama Jeon Jungkook?"
Taehyung tambah terkejut, nama kekasihnya disebut dengan lancar oleh si sepupu. Dengan refleks nya Ia mengangguk setuju. Ia memang sama sekali belum pernah memberitahu nama kekasihnya.
"Ya sepertinya betul, kekasihmu itu sahabat dari kekasihku." Jawab Namjoon menyimpulkan dengan santai.
"Joon.. aku sangat tak menyangka." Taehyung benar-benar mendapat plot twist menarik hari ini.
"Sudah sana, sana. Barang itu harus segera dikirim. Kau mau aku salahkan jika barang itu tak tersampaikan dengan baik?" Ancam Namjoon yang membuat Taehyung mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia | Nammin
FanficSekitar tiga hari ini, Park Jimin tak dapat tidur dengan nyenyak. Bahkan, Ia bisa sampai tak tidur sekalipun. Ia sungguh mengantuk, namun tak bisa tidur terlelap. Ia mengeluhkan kondisinya pada sang kekasih, Kim Namjoon. Tapi ternyata sang kekasih m...