02

318 34 4
                                    

"Dad, apa minhyung Hyung beneran akan tinggal bersama grandpa di Canada?" Tanya jeno dengan raut muka sedih.

"Nee, itu sudah menjadi pilihan hyungmu. Jika kau kangen Hyung kita bisa berkunjung ketempat grandpa dan grandma." Ujar jaehyun seraya mengelus kepala jeno lembut.

"Ah baiklah, apa kita jadi untuk berbelanja dad?" Tanya jeno. Mengingatkan tujuan utama jaehyun yaitu mengisi kulkas yang sudah kosong.

***

"Chanie apa kau benar-benar akan pindah? " Tanya jaemin.

"Nee nana, aku akan pindah ikut dengan mae, dan kembali bersama papa taeyong" Jawab haechan.

"Apa papamu itu juga baik seperti mae?" Jaemin harus memastikan haechan nya dikelilingi orang baik sebelum jauh darinya.

"Nee papa orang yang sangat baik, kata mae yang selalu mengerimi kami uang adalah papa dan setiap malam aku selalu melakukan video call bersamanya" Cerita haechan menggebu.

"Kapan kalian akan berangkat?"dengan mata yang sudah berkaca-kaca jaemin bertanya.

"Hari ini, aku akan berangkat sepulang dari sekolah hikss" Jawab haechan yang ikut terisak saat melihat mata bulat jaemin berkaca-kaca.

"Baiklah hati-hati disana haechaniee, jangan lupakan aku nee" Ujar jaemin sebelum berbalik arah dan berlari menjauhi haechan, sebelum haechan melihat kalau dia menangis.

"Hikss hikss maafkan echan nana, echan janji tidak melupakan nananya echan"

"Lihatlah dia sedang menangis, apakah dia sudah sadar jika dia tidak punya ayah?" Seorang siswa mencemooh jaemin yang sedang menangis di samping sekolah.

Mereka masih anak berusia 5 tahunan, tapi tidak dengan caranya bicara, mereka bicara seakan mengerti tentang yang dibicarakannya, tapi kenyataannya tidak mereka belum mengerti hanya saja pembicaraan orang tua yang suka bicara sembarangan itulah yang sering ditirukan anak-anak.

Jaemin juga belum terlalu mengerti maksud mereka tapi jaemin sadar mereka Sedang mengolok-oloknya.

"Nee dia memang tak punya ayah" Jawab siswa lainnya.

"Hei nana lihatlah, ini tas baruku yang dibelikan ayah saat pergi jalan-jalan ke Busan" Salah satu siswa tadi menghampiri jaemin dan menyombongkan tas baru yang dibelikan ayahnya"apa kau punya? "Tanyanya dengan angkuh.

"Dia pasti tidak punya, lihatlah tasnya saja masih sama dengan tahun lalu" Jawab teman siswa tadi.

"Ya kau benar, dasar tidak mampu tidak punya ayah lagi anak haram" Kecam siswa tadi dan berlalu bersama temannya setelah puas melihat tangis jaemin makin keras.

Jaemin mengusap air matanya saat bel berbunyi seraya bangkit dan berlari menuju kelasnya.

"Nana apa kau menangis?" Tanya sang guru.

"Tidak ssaem aku hanya mengantuk, mata papa juga sering merah kalau mengantuk" Jawab jaemin sambil melihat kakinya yang menggelantung diatas kursi.

"Baiklah anak-anak, seperti kalian akan pulang lebih awal hari ini. Karena guru-guru akan mengadakan rapat, pihak sekolah juga sudah menghubungi orang tua kalian masing-masing kalau sekolah bubar lebih awal dan sampai jumpa pertemuan berikutnya anak-anak." Guru itu berlalu dari kelas setelahnya.

Jaemin hanya terdiam menunggu seseorang yang selalu menghampirinya saat kelas bubar, tapi tunggu sampai Kelas kosong orang itu belum menghampirinya.

"Apa chaniee sudah pergi? " Monolog jaemin menatap seisi kelas.

Akhirnya jaemin membereskan peralatan belajarnya dan berlalu menuju gerbang tempat dia menunggu papanya menjemput.

Jaemin melamun duduk diatas kursi tunggu samping gerbang, jaemin memikirkan apa benar dia tidak punya ayah? Apa haechan benar-benar pergi meninggalkannya? Apa jaemin tidak akan punya teman lagi? Sendirian lagi?

Merenungi pikirannya akhirnya tangis jaemin kembali pecah"hikss hikss hikss"

Yuta terburu keluar dari cafe miliknya saat menerima telepon dari pihak sekolah kalau sekolah bubar awal, dia tidak mau nananya menunggu lama.

"Nana, nana hei kenapa sayang? " Tanya yuta dan merengkuh jaemin yang tengah menangis sendirian di samping gerbang.

"Papa pulang!" Pinta jaemin.

"Kajja kita langsung pulang" Yuta menggendong koala jaemin menuju motornya yang terparkir.

"Papa apa nana benar-benar tidak punya daddy?" Tanya jaemin. Setibanya dirumah jaemin hanya diam sekalinya membuka suara membuat yuta menghela nafas, sudah yuta duga kalau permasalahannya dimana.

"Nana punya daddy kok, tapi daddy nana sedang pergi bekerja" Ujar yuta lembut.

"Dimana? Kenapa nana tidak pernah tahu daddy nana?" Tanya jaemin beruntun.

"Apa nana benar-benar ingin melihat daddy nana?" Tanya yuta.

"Iya nana ingin tau daddy nya nana, biar nana percaya kalau daddy benar ada" Ujar jaemin semangat.

Yuta berjalan menuju televisi menghidupkannya lalu mencari chanel yang biasa menampilkan berita pebisnis yang sedang trend, mungkin ini saatnya nana melihat rupa daddy nya batin yuta.

"Nana kemarilah" Panggil yuta.

Jaemin menghampiri yuta yang sudah duduk disofa"papa aku ingin melihat daddy, bukan menonton televisi"ujar nana dengan perengutan kesal diwajahnya.

"Tunggu dulu sebentar" Ujar yuta menenangkan jaemin yang sudah hendak pergi menuju kamar.

"Lihatlah, itu daddy nana" Tunjuk yuta saat yang ditunggu benar-benar terpangpang dilayar televisi yang tengah menyiarkan berita tentang ceo dari Jung Corp.

"Waahhh sangat tampan seperti nana" Ujar dengan mata bulat yang berbinar.

dom or sub? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang