FIRST YEAR; The Sorting Hat

843 120 0
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤPenyihir tua yang tadi meninggalkan kami sudah kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
Penyihir tua yang tadi meninggalkan kami sudah kembali. Dia meminta kami untuk berbaris dan mengikutinya di belakang. Nama penyihir itu adalah Minerva McGonagall. Kami semua dibawa masuk ke Aula Besar yang sudah dipenuhi oleh anak-anak dari tahun yang lebih tinggi.

Profesor McGonagall meletakkan bangku berkaki empat di depan kami. Di atas bangku itu diletakkannya topi sihir berujung runcing. Topi itu meliuk. Robekan di dekat tepinya membuka lebar seperti mulut dan topi itu mulai menyanyi.

Seluruh Aula mendengarkan nyanyian topi itu dengan seksama. Kata Cissy, setiap tahun lagu yang dinyanyikan oleh topi itu akan terus berganti. Seluruh penghuni Aula bertepuk tangan ketika topi itu mengakhiri nyayiannya.

Profesor McGonagall maju memegangi gulungan perkamen panjang. "Yang disebut namanya harap maju dan memakai topi lalu duduk di atas bangku untuk di seleksi," katanya. "Abbott, Jeanne!"

Anak perempuan berambut cokelat pendek maju ke depan dengan wajah merah. Profesor McGonagall meletakan topi di atas kepalanya dan sejenak kemudian topi itu berteriak, "HUFFLEPUFF!"

Sorakan dan tepuk tangan terdengar dari meja anak Hufflepuff.

"Black, Shaula!"

Aku maju ke depan dengan jantung yang berdetak cepat. Aku sudah yakin aku akan masuk Slytherin, tetapi tetap saja ada ketakutan di dalam diriku. Aku duduk dan sedetik kemudian topi itu menutupi penglihatanku. Aku bisa mendengar topi itu bergumam kecil. "Black, eh? Sama seperti Black yang lain. Ambisi ada, kecerdikan, dan kelicikan juga ada. Tidak diragukan lagi, SLYTHERIN!"

Sorakan meriah dan tepuk tangan terdengar dari meja Slytherin. Aku menghampiri meja Slytherin dengan perasaan bahagia dan duduk di samping Narcissa.

"Aku selalu tahu kau akan masuk Slytherin, Au," katanya senang.

"Black, Sirius!"

Aku melihat Sirius maju ke depan dengan wajah angkuh dan penuh percaya diri, tipikal seorang Black. Butuh waktu sekitar tiga menit sampai topi itu berteriak, "GRYFFINDOR!"

Seluruh penghuni Aula terdiam dan terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa seorang Black akan di sortir ke dalam Gryffindor. Setelah beberapa detik terjadi keheningan, tepuk tangan terdengar dari meja Gryffindor. Sirius berjalan ke meja Gryffindor dengan senyuman bangga seolah dia melupakan amarah Ibunya nanti saat tahu dirinya masuk Gryffindor.

"Ini mustahil. Bagaimana bisa seorang Black masuk Gryffindor?" kata Lucius Malfoy yang duduk di sebelah Narcissa. "Sepupumu tidak tahu apa yang baru saja ia lakukan."

"Aku tak akan kaget kalau besok dia mendapat Howler," jawab Narcissa.

Aku sendiri masih belum bisa percaya bahwa Sirius masuk Gryffindor. Walaupun dia sudah memikirkan untuk mengubah tradisi, tetapi ini masih sangat mengejutkan bagiku. Sirius Black benar-benar mendoakan ucapannya tadi.

𝐘𝐎𝐔 𝐖𝐄𝐑𝐄𝐍'𝐓 𝐌𝐈𝐍𝐄 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐒𝐄  | James Potter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang