Prologue

32.2K 1.7K 26
                                    

20 Mei 2000

"Aku tidak mau ditinggal sendiri mom!" Rengek gadis kecil pada mamanya.

Allesssia Zamora sang mama tersenyum menanggapi permintaan gadis kecilnya ini. Berat memang harus meninggalkan buah hatinya disini, tapi apa boleh buat kesibukan bisnis membuatnya dan sang suami Steve Richardson harus meninggalkan Prilly Zamora Richardson anaknya.

"Mommy hanya sebentar sayang, tidak lama. Nanti kamu mau mommy bawakan apa?" Ucap Alle mencoba membujuk Prilly kecilnya.

"Tapi aku tidak mau mommy sama Daddy pergi, aku takut kalau sendiri." Prilly kecil masih merengek.

Steve yang melihat perdebatan kecil dari istri dan anaknya, akhirnya menghampiri mereka berdua. Ia memangku gadis kecilnya yang baru 8 tahun ini.

"Anak daddy kenapa sayang?" Tanyanya lembut. "Aku tidak mau mommy sama daddy pergi sekarang!" Jawab Prilly kecil memajukan bibirnya.

"Daddy sama mommy kan sudah sering pergi sayang, tumben anak daddy seperti ini?" Ucap Steve masih heran terhadap anaknya.

Prilly kecil tak menjawab, ia malah memeluk sang papa. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, ia hanya takut. Ketakutan yang tak beralasan.

***

Steve dan Alle melangkahkan kakinya keluar rumah, setelah perdebatannya dan sang anak. Prilly kecil akhirnya menyerah melarang kedua orang tuanya pergi.

"Mom." Teriak Prilly berlari kecil menyusul mamanya yang sudah akan menaiki mobilnya menuju bandara.

"Iya sayang?"

"Mommy sama daddy hati-hati ya!" Ucap Prilly kecil mencium pipi Alle.

Alle tersenyum lalu mencium singkat kening anaknya. "Iya. Kamu juga baik-baik ya sama bibi! Jangan nakal, nanti mommy janji bawakan Barbie buat kamu."

Prilly kecil tersenyum hambar, padahal mama dan papanya hanya pergi untuk seminggu.

"Daddy pergi ya." Ucap Steve mencium pipi Prilly.

Prilly masih menatap mobil kedua orang tuanya hingga hilang diujung jalan.

'Hati-hati.' Satu kata terucap didalam batin Prilly kecil.

"Masuk sayang! Bibi sudah buatkan sup jagung kesukaan Prilly." Ucap asisten rumah tangganya.

Prilly kecil hanya mengangguk mengikuti langkah bibi Selly.

21 Mei 2000

Seorang gadis kecil masih menangis sesenggukan disamping makam yang masih basah itu. Makam yang tertera nama diatas papan nisan yang bertuliskan

Allessia Zamora

dan

Steve Richardson

Tangisnya seakan tak habis sedari tadi. Bahkan para pelayat sudah sejak lama meninggalkan tempat pemakaman itu, ia hanya ditemani oleh sahabat papa dan mamanya keluarga Debaliano.

"Sudah ku bilang, mommy sama daddy jangan pergi!" Ucapnya disela tangis yang memilukan.

"Mana janji mommy!" Isaknya.

Sungguh inikah kejadian yang sejak kemarin ia takutkan, apakah sikapnya yang kemarin melarang kedua orang tuanya pergi adalah sebuah firasat.

Ya, Allessia Zamora dan Steve Richardson dua nama yang terdapat didaftar orang yang meninggal atas kecelakaan pesawat sore kemarin.

"Ayo sayang kita pulang!" Ajak Vallerie istri dari Gustav Debaliano sahabat almarhum kedua orang tua Prilly.

"Aku ingin tetap disini tante!" Tolak Prilly tanpa memalingkan pandangannya dari foto yang disimpan diatas makam kedua orang tuanya.

"Hari sudah sore sayang, sebentar lagi malam! Kamu ikut kerumah tante ya." Ucap Vallerie membantu Prilly berdiri.

"Kenapa tidak dirumah Prilly saja tante? Masih ada bibi Selly disana." Tanya Prilly sambil berjalan.

"Tak apa sayang! Tante tidak akan membiarkan kamu sendiri. Kebetulan anak tante sedang liburan disini." Jawab Vallerie menjelaskan.

Prilly tak menjawab, ia hanya bisa diam memutar ingatan kebersamaannya dengan sang mama dan papanya.

***

Aliando Keefe Debaliono menatap gadis kecil yang kini menempati kamar disebelahnya. Gadis itu sedang duduk dipinggir kolam dengan pandangan kosong. Ia sudah tahu apa yang dialami gadis kecil itu dari sang mama.

"Kamu harus hibur dia sayang!" Ucap Vallerie sang mama yang mengagetkan Ali.

"Kenapa harus aku mom?" Tanyanya. "Umur kamu sama Prilly hanya berbeda 2 tahun, mommy yakin kamu bisa bersahabat baik dengannya." Jawab Vallerie.

"Baiklah!" Ucap Ali akhirnya, jujur saja ia juga tak tega melihat Prilly seperti itu.

----
Selamat datang distory ketiga aku?
Vote+commentsnya dari kalian jgn lupa.

Aku akan melanjutkan cerita ini kalau respon kalian baik :)

Baru prolognya ya!

Attendant Le MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang