Chapter 1

1K 83 3
                                    

Seokjin POV

Pagi hari yang cerah ini aku bangun dengan senyuman di wajahku, aku sangat merindukannya. Namaku Seokjin, orang-orang terdekat memanggilku Jin dan orang yang aku rindukan adalah pacarku. Kami telah bersama selama hampir 10 tahun. Itu waktu yang sangat lama bukan? Tapi selama itu kami tidak pernah bertemu. Kalian pasti bertanya, lalu bagaimana kami bisa berpacaran jika tidak pernah bertemu satu sama lain?

Ceritanya lucu, aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama Taehyung. Karena kondisi keuangan keluarga kami sangat buruk, Taehyung akhirnya pergi ke kota lain untuk bekerja sebagai buruh. Aku berhenti sekolah saat aku berada di sekolah menengah karena tempat kerja Appa mengalami kebangkrutan. Eomma meninggal di saat usiaku masih 5 tahun dan sekarang aku hanya tinggal bersama Appa di rumah yang sangat kecil.

Saat itu Taehyung meneleponku untuk menanyakan keadaanku dan Appa. Kami berbincang seperti biasa, aku sangat merindukannya. Kami biasanya saling menelepon secara bergantian. Karena kami tidak memiliki handphone, jadi kami hanya bisa bertelepon melalui telepon umum. Aku akan meneleponnya pada hari Sabtu, dan dia akan meneleponku pada hari Minggu.

Sampai suatu hari, saat aku menelponnya, aku mendengar suara yang lain di telingaku. Aku tahu itu bukan suara kakakku, dan suaranya membuatku gemetar. Dia hanya mengatakan 'halo' tetapi cukup membuatku tidak bisa berkata-kata.

Itulah awal dari perkenalan kami. Dan setelah hampir 1 tahun berkomunikasi, akhirnya dia mengajakku untuk berkencan. Awalnya aku menolak, aku tidak tahu bagaimana reaksinya saat dia melihatku. Aku takut dia akan menolakku karena aku bukan tipenya. Tapi Taehyung meyakinkanku bahwa dia adalah orang baik yang tidak pernah menilai orang hanya dari penampilannya saja dan kata-kata itu meyakinkanku, lalu aku pun menerimanya.

Setiap pagi aku bangun dengan bersemangat. Aku langsung mandi, sarapan, dan bergegas menuju telepon umum terdekat untuk meneleponnya. Dia sangat sibuk seperti kakakku, tapi dia mengijinkanku untuk meneleponnya setiap hari. Jadi inilah rutinitasku selama hampir 10 tahun.

Dan hari ini adalah hari jadi kami yang ke 10 tahun. Aku sangat senang, aku bahkan berharap dia akan datang untuk memberikanku kejutan. Sebenarnya itulah yang aku harapkan, tapi itu tidak pernah terjadi. Kami hanya bisa bertelepon 2x sehari. Coba bayangkan bagaimana kami bisa bertahan selama ini dengan minimnya komunikasi tanpa pernah bertemu satu sama lain.

Saat sampai di telepon umum, aku memasukkan koin dan memutar nomornya.

"Halo"

"Ini aku"

"Selamat hari jadi ke 10 tahun sayang"

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu, maafkan aku karena belum bisa merayakannya bersamamu. Aku benci pekerjaan ini, tapi hanya ini yang dapat aku lakukan"

"Tidak apa-apa, mendengar suaramu membuatku bahagia" tentu saja aku berbohong, mendengar suaranya membuatku semakin merindukannya dan ingin bertemu dengannya.

"Aku ingin memelukmu Jin, menciummu, dan bersamamu selamanya"

"Aku pun ingin semuanya Jungkook"

Ya, Jeon Jungkook, pacarku. Usianya 32 tahun dan aku 30 tahun. Kalian pasti bertanya-tanya apa pekerjaanku?

Aku hanya membantu tetanggaku merawat anak-anaknya saat dibutuhkan. Di wilayah tempat tinggalku, kamu tidak bisa mengharapkan apa-apa. Untuk bisa bekerja, kamu harus memiliki pendidikan yang bagus dan orang-orang sepertiku akan terbuang sia-sia.

"Jin"

"Hmm.."

"Aku janji, aku akan datang dan melakukan semuanya untukmu, aku janji kita akan hidup bersama selamanya"

"Kenapa kau membuatku menangis? Ini hari bahagia kita" aku menghapus air mataku.

"Saat tabunganku sudah cukup, aku akan kesana. Aku janji, aku janji Jin, tolong tunggu aku, aku akan membuatmu bahagia"

"Jungkook..."

"Tetaplah bersamaku, sampai aku datang menemuimu"

"Ya, aku janji, aku akan menunggumu"

"Aku akan meneleponmu nanti malam jam 8 seperti biasa, jaga dirimu, aku sangat mencintaimu Kim Seokjin"

"Ya, aku akan disini jam 8 seperti biasa, jaga dirimu juga, aku mencintaimu Jeon Jungkook"

Aku meletakkan kembali gagang telepon ke tempat semula dan berjalan pulang sambil menangis. Sangat menyakitkan saat merindukan seseorang yang kita tidak tahu bagaimana keadaannya, tidak tahu kapan kita akan bersama, dan seberapa besar kerinduan itu tak terobati.

Payphone | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang