Seokjin POV
Saat cairan infus sudah habis, dokter datang untuk melepaskan selang infus dari tanganku dan mengijinkanku untuk pulang.
"Aku akan mengantarmu pulang"
"Oh tidak usah, aku bisa pulang sendiri"
"Apa kau yakin?"
"Ya, terima kasih sudah membantuku, aku janji akan membayar hutangku saat aku sudah punya uang"
"Hutang? Apa yang kau maksud adalah biaya rumah sakit?" Aku mengangguk.
"Kau tak perlu membayarnya, lagipula aku tulus membantumu"
"Terima kasih. Aku harus pulang sekarang, karena sudah larut malam. Sampai jumpa Yoongi.
Aku keluar ruangan, dan menarik napas dalam-dalam ketika sampai di depan rumah sakit. Jarak dari rumah sakit ke rumahku sangat jauh sekali, aku juga tidak punya uang karena aku pikir aku hanya pergi untuk menelepon saja. Saat aku berpikir bagaimana caraku untuk pulang ke rumah, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depanku dan menurunkan kaca jendelanya.
"Masuklah, aku antar kau pulang"
"Tapi--"
"Kuanggap hutangmu lunas jika kau masuk ke mobilku" aku tak ada pilihan lagi selain masuk ke mobilnya. Ini bukan pertama kalinya bagiku, tapi aku tidak pernah melihat mobil semewah ini.
Itulah pertama kalinya aku bertemu dengan Yoongi, dan saat masalah baru mulai muncul. Aku tak pernah menerima telepon lagi dari Jungkook walaupun aku selalu datang ke telepon umum untuk menunggu telepon darinya. Tapi, itu meyakinkanku bahwa dia telah pergi berlayar.
Hari demi hari kulalui dengan rasa sakit yang terus mengambil alih hatiku. Taehyung mengirimkanku uang, tidak begitu banyak jadi aku harus menyimpannya.
--
Aku pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan dan saat itu aku melihat semangka. Aku ingin sekali membelinya tapi aku tidak punya cukup uang. Saat aku ingin pergi, seseorang memegang tanganku."Yoongi?"
"Hei"
"Apa yang kau lakukan disini?" Dia mengangkat dua tas belanja di tangannya.
"Belanja?"
"Di pasar?"
"Kenapa tidak?"
"Maksudku orang-orang sepertimu biasa membeli sayuran di swalayan"
"Orang seperti apa aku?"
"Lupakan"
"Apa kau mau itu?"
"Ah tidak, aku tak punya cukup uang"
"Permisi, aku mau semangka yang itu" setelah membayar dia mengambil semangkanya.
"Ayo, kuantar kau pulang"
"Aku bisa pulang sendiri"
"Tapi kau bisa menyimpan uangnya jika kuantar pulang kan?" Aku mengangguk, dia ada benarnya.
Setelah sampai dirumah, dia memberikanku semangkanya.
"Apa ini? Ini punyamu"
"Tidak, ini punyamu, ambillah. Ini hadiah dariku"
"Yoongi"
"Dan..."
"Apa?"
"Kau masih belum memberitahu namamu"
"Oh maaf, aku Jin"
"Cantik sepertimu" dia membuatku tersipu dengan pujiannya.
"Terima kasih untuk semangka dan pujiannya, aku masuk dulu"
"Sampai jumpa Jin"
"Ya, sampai jumpa Yoongi"
Bahkan hanya mendengar suaranya dan pujian darinya membuatku tersipu malu, aku tak bisa berhenti tersenyum sambil berjalan masuk ke rumahku.
--
Hampir 1 bulan aku tak tahu bagaimana kabar Jungkook, apakah dia merindukanku seperti aku merindukannya atau... Ah aku tak tahu, aku tak mau memikirkan apapun.
Hari itu saat aku sedang menonton TV, aku mendengar suara bel berbunyi, aku tak menunggu siapapun, dan aku tak pernah kedatangan tamu sebelumnya. Saat kubuka pintu, aku melihat Yoongi berdiri di depan pintu dengan membawa sebuah buket bunga di tangannya.
"Hai"
"H-hai.. Yoongi apa yang kau lakukan disini?"
"Ini untukmu"
"Oh terima kasih, cantik sekali"
"Sepertimu"
"Masuklah, maaf jika rumahku sangat kecil dan berantakan, aku tak tahu akan kedatangan tamu" aku menaruh bunganya di meja dan menyuruhnya untuk duduk di ruang tamu.
"Tidak, ini sangat nyaman"
"Minum dulu, aku hanya ada air putih"
"Terima kasih" aku pun duduk di depannya.
"Jadi, ada apa Yoongi?"
"Hari ini hari Sabtu"
"Lalu?"
"Apa kau mau makan malam denganku?" Mataku terbelalak saat itu juga, kita baru bertemu dua kali, ini adalah yang ketiga kalinya, dan dia mengajakku untuk makan malam bersama.
"Tapi Yoongi... Aku pikir..."
"Tak apa jika kau tidak mau, aku bisa membuatkan makan malam, dan kita bisa makan bersama"
"Yoongi..." Aku tiba-tiba berhenti saat dia bangun dari duduknya dan duduk disebelahku.
"Jin.. aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu"
"A-apa?"
"Aku menyukaimu Jin" Yoongi menggenggam erat tanganku dan membuat jantungku berdebar cepat. Aku sangat gugup saat itu dan tak dapat berpikir.
"Yoongi.." tapi aku orang yang tidak punya apa-apa, aku-"
"Kau sangat cantik Jin" Yoongi menangkup pipiku dan mengelus lembut dengan ibu jarinya.
"Aku.. aku tidak bisa.."
"Kenapa?"
"Aku.." tatapannya membuatku tak bisa berkata-kata, aku ingin mengatakan apa yang ada di kepalaku, tapi mulutku tak bisa mengucapkannya.
Yoongi menarikku dan membuat bibir kami saling bersentuhan. Mataku terbuka lebar saat itu dan aku diam saja saat dia menciumku.
Dia melepaskan ciumannya dan melihat kearahku.
"Yoongi.."
"Aku ingin kau jadi pacarku" aku hanya menggelengkan kepala, ini semua begitu tiba-tiba, aku sama sekali tak bisa mencernanya dengan baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/345206159-288-k806068.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Payphone | Kookjin ✔️
Short StoryCERITA PENDEK yang menceritakan tentang seseorang yang selalu menunggu kabar dari kekasihnya melalui telepon berbayar. Bagaimana kelanjutan dari kisah LDR mereka yang sudah hampir 10 tahun? Cerita ini adalah cerita terjemahan dari buku dengan judul...