03. Pengembalian Tahta

348 66 26
                                    

      Menutup pintu ruang atasannya, Sasuke menghela napas panjang. Ia sedikit terkejut saat melihat gadis—korban kesalahpahaman—itu tengah berdiri menyandar di dinding. Tepat di sampingnya.

Gadis itu menatapnya datar dengan bibir yang naik setengah. "Ternyata orang yang ayahku bilang paling cerdas dan kompeten bisa berbuat kesalahan juga ya." Bisiknya sambil lalu, meninggalkan Sasuke yang berdiri kaku.

Melihat punggung kecil semampai yang semakin jauh dari jangkauan matanya, Sasuke menyisir sebelah rambutnya dengan jari jemarinya. Kedua iris obsidian itu begitu tajam, sedetik setelahnya ia menyeringai.

"Ini belum berakhir." Bisiknya lirih.

"Ee, apanya?" Naruto—yang entah sejak kapan ada di sana—tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya ke hadapan Sasuke, membuat lelaki itu menatapnya dingin. "Oi! Kenapa bengong?"

"Hn." Sasuke mendorong bahu lelaki rambut pirang itu dari hadapannya dan berlalu, namun Naruto malah mengikutinya. "Kenapa mengikutiku?" Tanyanya, melirik Naruto dari ujung matanya.

"Hmm," Naruto bergumam dengan kedua tangan di belakang kepala, "aku agak bingung, kau tahu? Beberapa tahun lalu aku pernah ke rumah ketua Tobirama. Saat itu setahuku ketua memiliki dua anak laki-laki berambut merah dan satu anak perempuan berambut putih."

Sasuke diam, tapi telinganya mendengarkan. Ia jadi sedikit penasaran dengan background ketua kepolisian itu. Selama ini memang ia terlalu cuek, namun atas kejadian tadi ia tak bisa secuek itu lagi. Ia harus menyelidiki lebih dalam.

Seperti ... meski Senju Sakura adalah putri dari ketua Senju Tobirama, mengapa ia ada di tkp? Apa alibinya? Tobirama hanya mengatakan untuk tidak mengganggu putrinya tanpa memberikan alibi apapun.

Ia tak dapat bertanya lebih lanjut jika itu menyangkut ketua kepolisian. Senju Tobirama ... orang paling berkuasa di kantor ini. Di dunia belahan mana pun hukum akan tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Namun, ia tak bisa berspekulasi sembarangan tanpa ada bukti. Lagipula, Sakura seorang gadis sementara di setiap jenazah kematian aneh itu selalu aja jejak sperma yang tak teridentifikasi siapa pemiliknya.

"... aku ingat mata hijau itu betul-betul milik putri ketua Tobirama, tapi kenapa warna rambutnya berbeda? Jadi merah muda, apa nona Sakura mengecat rambutnya-ttebayo?" Ocehan Naruto kembali terdengar, namun kini membuatnya merasa sedikit bosan.

Mereka telah sampai di depan kantor, waktu telah menunjukkan pukul empat pagi dan hujan telah reda sepenuhnya. Menyisakan bau alam yang begitu khas, membuatnya mengantuk saja. Sasuke akan pulang, ia merasa sangat lelah. "Aku pulang dulu." Ujarnya tanpa menanggapi ocehan Naruto.

"Baiklah!" Naruto nyengir sampai kedua matanya tertutup, namun detik berikutnya wajah Naruto berubah menjadi datar saat melihat Sasuke pergi dengan mobilnya.

"Baiklah!" Naruto nyengir sampai kedua matanya tertutup, namun detik berikutnya wajah Naruto berubah menjadi datar saat melihat Sasuke pergi dengan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turun dari mobilnya, ia menatap bangunan tinggi di depannya dengan tatapan tajam. Dahi lebarnya sedikit mengkerut, selalu ia lakukan saat merasa sedikit kesal. Tanpa menunggu waktu lama, ia memasuki gedung itu setelah melempar kunci mobilnya pada pelayan yang berjaga di depan pintu masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang