•••
Arumi mengerjapkan matanya berulang kali menyesuaikan cahaya yang mencoba masuk. Sekujur tubuhnya terasa sakit, mata dan nafas yang masih terasa panas serta hidung yang terus mengeluarkan cairan bening.
Mungkin bisa dikatakan keadaannya sekarang jauh lebih buruk dari hari kemarin.
Arumi meratapi dirinya, melalui pantulan cermin yang berada tepat disebrang kasur besar size ini. Pikirannya terus berkecamuk riuh, tanpa memberi jeda untuk bernapas tenang.
Mata membengkak dan jerawat yang mulai bertumbuhan di pelipisnya, membuat dirinya nampak tak terurus.
Tidak ada yang peduli terhadapnya termasuk dirinya sendiri. Rasanya selama hidup dua puluh satu tahun ini. Sekalipun dia tak pernah merasakan, rasanya di spesial kan oleh seseorang.
Bahkan mereka-mereka yang berada disekitarnya terlihat acuh dan tak peduli. Dia seolah disembunyikan semesta dari ribuan manusia yang ada di bumi ini.
Entah apa alasannya, bernapas atau tidak, Arumi tak akan berperan penting bagi siapapun.
Semenyedihkan ini?
Dicampakkan, diabaikan, tak dianggap kehadirannya, tak pernah di prioritaskan, dan terakhir, hidupnya dijadikan sebagai pelampiasan atas amarah seseorang; merasakan kemarahan/amukan seseorang.
Miris.
Dari sudut pandang Alaska, orang-orang pasti akan mencaci-maki Arumi habis-habisan. Bagaimana tidak? layaknya seorang pemeran antagonis yang merebut paksa kebahagiaan seseorang, itulah Arumi.
Mereka pasti akan berpikir, Arumi itu munafik. Karena dengan tipu muslihat nya yang berpura-pura baik, dapat menikahi pria sempurna seperti, Alaska.
Kira-kira bagaimana reaksi wanita yang menjadi kekasih pria itu saat mengetahui bahwa Arumi lah yang menjadi istri dari kekasihnya itu?
Seperti yang Arumi tau, Alaska sangat mencintai kekasihnya itu. Perempuan dengan kehidupan sempurna, jauh berbeda jika dibandingkan dengan dirinya.
Arumi jadi merasa minder, sekaligus insecure.
Ceklek
Lamunannya seketika buyar kala pintu kamar dibuka. Menampakkan seorang pria tampan dengan wajah angkuhnya. Pria yang beberapa bulan ini berstatus sebagai suaminya, dan pria yang juga membuat dirinya harus menjatuhkan hati.
"Keadaan kamu semakin memburuk. Makan dan segera minum obat. " suara dingin menusuk pendengaran Arumi.
Alaska meletakkan makanan yang ia bawa ke nakas tepat disamping kasur. Arumi menganggukkan kepala seraya menatap kagum kearah Alaska.
Mengapa hatinya kian tertanam dalam?
"Terimakasih mas.. "
"Hm "
Bisakah Arumi berharap pria itu terus menjadi suaminya—miliknya.
Itu mustahil.
Beberapa menit dia menghabiskan makanan yang Alaska bawa untuknya, setiap pergerakannya disaksikan langsung oleh pria itu, dalam keadaan canggung dan sama-sama diam tanpa ada yang memulai pembicaraan.
![](https://img.wattpad.com/cover/339442787-288-k692745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [HIATUS]
Genç Kız Edebiyatı"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.