1

63 19 5
                                    

Bab pertama masih belum baik, tapi insyaallah kesananya lumayan seru.

**

Adiba Atafunisa, seorang gadis pelajar yang berkecukupan. memiliki orang tua yang penyayang, dan bertanggung jawab. Baik dalam materi maupun pendidikan.

"Kenapa loh senyum senyum sendiri?" tanya aisyah heran

"Enggak cuma tadi gw liat pemandangan indah aja."jawabnya sambil terus memandangi jendela sekolah

Namun karena hidupnya selalu di manja, ah tepatnya dia yang memanjakan diri.
Hal tersebut membuat diri Adiba kadang egois, dia terbiasa mendapatkan segalanya jadi setelah tumbuh besarpun ia jadi pribadi yang keras kepala.

"Udah ah ngerii gua lama lama liat tingkah aneh loh." Aisyah pun langsung menarik tangan Diba menuju kantin, tanpa sepertujuan diba.

"Eh mau kemana sih tarik tarik gw!"adiba

" Katin laper gua." Ketus aisyah

Merekapun jalan di lorong koridor sekolah menuju kantin sampai tiba-tiba....

Tiba-tiba apa hayohh :)

Sampai tiba-tiba adiba menghentikan langkah kakinya. Dan tentu saja hal itu membuat sahabatnya bingung ?

Ternyata Adiba melihat sosok laki-laki sekitar berusia 22 tahun, sedang berjalan menuju ruang kepsek, dengan siswa laki-laki yang mengikutinya dari belakang yang diba liat tadi di jendela sekolah. Nah laki-laki itulah yang memikat perhatian Adiba, entah Adiba dan Aisyahpun heran siapa mereka? sepertinya anak laki-laki yang berada di belakang seorang lelaki dewasa itu anak baru di sekolah ini.

" Stop!" ucap Adiba tiba-tiba yang membuat heran Aisyah.

"Eh gw laper kenapa loh malah berhenti oon!"kesal Aisyah dengan tingkah aneh Adiba.

Aisyah melirik ke arah yang di tunjukkan Adiba, tapi menurut Aisyah sama sekali tidak penting menunda makan demi liatin cogan.

Kebanyakan cogan yang Aisyah kenal tidak punya etika dan songong, walaupun laki-laki itu dari keluarga terhormat sekalipun.

"Coba lo liat ke arah sana deh." Ucap Adiba sambil menunjuk ke arah di mana terdapat sosok siswa laki-laki yang rupawan,
Mereka memperhatikan remaja laki-laki itu dari kaki hingga kepala sungguh, mereka dia buat takjub sama ciptaan tuhan yang satu ini.

Bibir yang pink alami, hidung mancung, badan ideal dengan tinggi 170an, rambut rapih, kulit cerah, rahang tegas, dan jangan lupakan semuanya yang mampu membuat kaum hawa terpesona.

"Siapa sih tuh orang? kita gk kenal ngapain sih gk penting banget ngepoin mereka."kesalnya karena Adiba malah jalan mengikuti dua laki-laki itu dari belakang, setelah tadi posisinya di lapangan sekolah sekarang mereka sudah ada di depan ruangan kepsek.

"Udah nurut aja sih gk usah banyak bacot."jawab Adiba.

"Gk usah banyak bacot gimana? perut gw nih keroncongan diba!" kesal? tentu saja Aisyah kesal sama Adiba, hanya karena liat cogan Aisyah harus menahan laper. Padahal mereka sering liat cogan tapi gk seperti kayak sikap diba sekarang, sampai di kepoin segitunya, Aisyah heran, apa sih yang membuat cowok itu beda dari yang lain, menurut pandangan Adiba.

Kedua laki-laki tadi sudah tiba di ruangan kepala sekolah, begitupun dengan mereka.
Aisyah dan Adiba tiba di depan pintu, rasa penasaran Adiba terhadap laki-laki yang rupawan tadi. Mampu membuat dirinya ingin tau tentang nya.

"Wah ternyata jadi juga adiknya gus Fahmi pindah sekolah ke sini,"ucap laki-laki yang di juluki kepsek yang duduk di kursi.

"Iya pak kenalin dia namanya Arkan al fairuz."kata gus Fahmi, kemudian Gus Arkan tersenyum dan mengulurkan tangan.

Takdir Adiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang