Al-Biru Ravindra
Remaja bertampang datar dan angkuh yang berhasil menjalani hidupnya selama 17 tahun tanpa sosok ayah di kehidupannya. Al-Biru panggil saja Biru tidak terlalu populer di sekolah nya, begitu pula di lingkungan rumahnya. Walaupun mempunyai paras yang tampan dan keluarga yang cukup kaya tak dapat membuat Biru di perhatikan oleh masyarakat, mungkin karena keluarga kaya nya itu tidak pernah merawatnya dan juga otak biru yang biasa-biasa saja dan segala hal yang biasa-biasa saja menempel pada dirinya membuat sosoknya hanya sebagai figuran di lingkungan nya.
Biru pun sadar akan kehidupannya yang biasa-biasa saja, toh kegiatan nya hanya tidur-sekolah-nangis-tidur lagi kadang juga mancing kalau bosan.
Walaupun menjalani hidup yang terlihat membosankan siapa tau remaja puber itu menyimpan ribuan luka di dalam dirinya?.
Plakkk
"Dasar anak tidak berguna, hanya menjaga kakakmu saja kau lalai lalu bagaimana bisa kau bersaing di dunia kejam ini ha?"
Bentak seorang wanita paruh baya disertai tamparanya yang mendarat sempurna di pipi kanan Biru si pemilik kamar yang saat ini mereka singgahi.
Terlihat kedua pipinya memerah padam siapapun tau ia ditampar lebih dari satu kali. Namun Biru tak berkutik dan hanya menundukkan kepalanya. Biru merasa sangat kecewa dan kesal kepada ibunya, Biru pikir hidupnya adalah miliknya namun tidak begitu jika ia hidup bersama ibu dan kakaknya.Tadi siang kakaknya yang tuna rungu mengalami kecelakaan kecil sehingga harus dilarikan ke RS. Seseorang yang mengendarai sepeda motor menyerempet nya, tapi ini juga bukan sepenuhnya salah pengendara karena Reno tak mendengar suara klakson yang di bunyikan berkali kali oleh si pengendara.
Karena itulah Biru menerima banyak tamparan, cacian dan hinaan yang tidak ingin Biru dapatkan.
Biru berfikir keras dari mana kecelakaan ini adalah salahnya. Ibunya sangat menyayangi putra sulungnya yang cacat sehingga memaksa Biru untuk selalu menjaga Al- Reno kakak Biru apapun yang terjadi, bahkan jika itu bersangkutan dengan nyawanya.Sudah, Biru sudah mengorbankan nyawanya untuk melindungi kakaknya yang amat sangat ia sayangi berkali-kali, namun tak ada satupun orang yang menyadarinya kecuali tuhan dan dirinya sendiri, bahkan kakaknya sekalipun.
"Aku lelah menasehati dan memarahi mu berkali-kali, kau tidak akan pernah berubah. Kakak mu itu pasti sangat menyesali keputusannya untuk memilih mu menjadi adiknya."
setelah lama marah dan berteriak ucapan ibu Biru yang kali ini terucap lirih, namun sukses besar membuat hati kecil Biru teriris.
"Anak tak berguna." kata yang sangat familiar itu kembali terucap dari mulut ibu Biru sebelum pergi meninggalkan kamar kecil itu dan pemilik nya yang rapuh.
"Kalau situ lelah, gue apa dong?" lirih Biru yang kini sudah menjatuhkan badannya ke atas ranjang kecilnya sambil berdecak. Keluarga Biru tergolong kaya karna ibunya yang memegang perusahaan tinggalan suaminya yang meninggal karena kecelakaan, Biru memang terlihat kaya dalam ekonomi tapi miskin dalam kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Malam
Teen Fiction"Takdir yang sama belum tentu mempersatukan kita. Ada kesedihan dan rasa sakit yang menghalangi kita" -Anna "Namun walaupun ada kesedihan yang tersembunyi, mari kita tetap saling mencintai " - Albi