P R O L O G

342 151 413
                                    

بسم الرحمن الرحيم

Haloo, terimakasih yang sudah mampir di cerita kedua aku. Mohon dukungannya ya...












Happy Reading

17 November 2018.

"Jen, sini Jen."

Yang di panggil Jen pun menoleh ke arah kembarannya. Ia langsung menutup mata kala cipratan air menyiprati dirinya. Siapa lagi kalo bukan Juna pelakunya.

"Basah Jun!" kesal Jenu terhadap Juna. Sedangkan sang empu hanya tertawa kegirangan melihat kembarannya yang terlihat kesal. Jenu tak menggubris Juna, ia hanya fokus mencari ikan kecil-kecil di tepi sawah.

Juna yang menjaili Jenu pun menghela napas panjang karena sudah merasa bosan, ia hanya duduk di tepi sawah melihat Jenu yang sibuk mencari ikan. Juna langsung berdiri dan berniat mengambil wadah untuk ikan-ikan nya, namun kaki Juna salah pijak membuatnya terjatuh ke Sawah.

"AAAA JENU TOLONGIN!!"

Jenu menoleh ke belakang, dimana Juna terjatuh. Ia terkekeh melihat Juna yang terduduk di sawah, tanpa babibu Jenu pun menghampiri Juna berniat membantu.

"Kamu ini ada-ada aja, makanya jangan jaili aku. Kualat kan kamu," kekeh Jenu yang melihat muka Juna yang sudah dipenuhi lumpur.

"Bantuin dong!" kesal Juna seraya menjulurkan tangannya ke hadapan Jenu.

Tak lama Jenu pun ikut membantu Juna dengan menarik tangan Juna. Namun itu tak menghasilkan apapun sebab tanah sawah begitu dalam dan agak susah untuk ditarik karena lumpur sawahnya sedikit dalam.

"Berat banget si Jun, berat badan kamu brapa sih?"

"Yang berat tuh lumpur nya bukan aku, tarik yang bener dong. Kaki aku susah ngangkat nya."

"Yaudah, yang bener ya. Jangan sampe aku jatuh ke sawah."

Juna terkekeh seraya mengirai kecil. "Ya tergantung kalo kamu kuat."

Pasalnya mereka sudah mandi beberapa menit lalu, namun Juna tiba-tiba melihat beberapa ikan kecil yang berada di tepi sawah. Dan berakhir seperti ini.

"Remehin banget kamu," ujar Jenu lalu menarik Juna ke tepi sawah. Dan itu berhasil membuat Jenu menghela napas lega.

Juna mengelap baju yang terkena lumpur lalu menempelkannya di baju Jenu.

Jenu melotot tak terima. "Baju aku kotor Jun"

Juna menyengir. "Gakpapa atuhh, aku juga kotor. Gak liat muka aku?"

Bagaimana dengan Jenu yang dipenuhi lumpur di seluruh pakaiannya, bahkan muka nya juga ikut terkena lumpur karena jatuh nya ke depan bukan ke belakang.

"Kalo dimarahin ibu, kamu jangan jual nama aku."

"Eits? Kan kamu yang ajak aku Jen, otomatis kan—"

"Dasar! Ayo pulang udah mau sore," ajak Jenu seraya mengambil ikan kecil-kecil nya yang tadi ia tangkap.

"Bersihin muka aku dulu Jen."

"Nanti aja di rumah," jawab Jenu yang sudah berjalan pulang ke rumahnya.

Juna pun langsung mengikuti Jenu dan menyamakan langkah sang kembaran.

Saat melewati lapangan, banyak anak-anak hingga remaja tengah bermain di lapangan tersebut tengah bermain bola. Tadinya Juna ingin menghampiri teman-temannya yang bermain bola namun ia urungkan dengan kondisinya yang kotor.

"Mau main?" tanya Jenu ke Juna.

"Enggak lah, mau pulang aja."

"Ehh Jen, dari mana?" tanya seorang lelaki yang bermain bola, semuanya pun mengarah ke anak kembar di kampung nya ini.

"Dari sawah nangkep ikan," jawab Jenu sembari memperlihatkan ikan yang ia tangkap tadi.

"Lho ini Juna?" tanya temannya yang satu tampak menahan tawa.

"Kamu habis mandi lumpur Jun?"

Juna terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kejebur tadi."

"Kita pulang dulu ya, udah mulai sore juga," pamit Jenu ke teman-temannya.

"Siap! Ehh kembar! Nanti magrib ke masjid yaa," kata lelaki —yang tadi nanya— sedikit berteriak.

"Okee."

Sesampainya di rumah, si kembar langsung mencuci kaki dan tangannya di kran depan rumahnya. Mereka langsung berjalan ke rumah lewat pintu belakang, kalo lewat depan bisa-bisa di marahi Bunda jika lantainya kotor.

Terlihat sang ibu tengah memasak yang membelakangi mereka, baru ingin melangkah suara bapak yang muncul menggunakan sarung pun terdengar.

"Habis mandi lumpur atau nyari ikan?" tanya bapak di depan kamar mandi membuat ibu menoleh ke arah pintu belakang. Bapak terkekeh nyaris tertawa melihat si kembar yang masih berdiri di pintu belakang.

Ibu menggeleng-geleng kepala melihat anak kembarnya nampak tak enak di pandang. Parahnya muka Juna basah dan sedikit ada lumpur di bagian kepalanya.

"Ya Allah! Kalian ini baru aja Ibu bilangin! jangan main di sawah malah kayak gini terus!" omel ibu sembari mematikan kompor.

Juna menyengir merasa tak bersalah. "Tadi Jenu yang—

"Udah aku bilang jangan bawa nama aku!!"

PERKENALAN TOKOH

1. Jaenuraksa Hatashino

Anak sulung nya Bapak Dewa dan Ibu Naura, kembarannya Juna. Anaknya cenderung pendiam tapi menghanyutkan, sekalinya marah serem! Jadi jangan buat dia marah kalau bisa. Tetep humoris sama keluarga lah ya pastinya.

2. Junarka Hatasheino

Anaknya itu P3, pecicilan plus petakilan. Ditambah lagi ceroboh dalam segala hal. Pinter kalo diajarin Jenu, tapi besoknya lupa lagi. Juna ini termasuk anak yang aktif, kayak banyak bicaranya, banyak makannya, banyak juga bermainnya. Belajar? Belakang katanya. Sifatnya Juna ini selalu bikin bapak ibunya menggelengkan kepala sambil menghela nafas.

TBC

Btw, Mau lanjut atau stop disini?? 😼

J TWIN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang