🎶You Belong With Me - Taylor Swift🎶
Irene memperhatikan raut wajah Wendy yang sedang menerima telepon. Akhir-akhir ini dia jarang melihat sahabatnya itu tersenyum. Padahal menurut Irene, senyum Wendy can light up this whole town.
"Berantem?" Tanya Irene ketika Wendy ikut merebahkan dirinya di sofa tempat dirinya bersantai. Wendy cuma menutup matanya lalu menghela nafas dengan kasar.
"She's upset."
Irene hanya tersenyum kecut. Irene kemudian membuka Youtube di TV depan mereka dan memutar lagu kesukaan mereka berdua.
"Ayo habis ini jalan. Aku siap-siap dulu." Kata Irene akhirnya.
And she'll never know your story like I do.
💙
"I'm fine." Kata Wendy sambil tersenyum. "Makasih udah bikin aku ketawa."
This is how it ought to be.
Jantung Irene berdebar ketika Wendy menatapnya sambil tersenyum lalu mengacak rambutnya. "Ayo aku traktir es krim."
💖
Irene berjalan menuju bangku penonton dengan kaos dan sneakers nya. Tentu saja pertandingan basket antar sekolah selalu ramai. Riuh suara penonton semakin kencang ketika Wendy, sang kapten sekolah memasuki lapangan.
Irene memutar bola matanya secara tidak sadar ketika melihat anak-anak cheerleader memasuki lapangan. Apalagi melihat kapten cheers yang selalu mencari perhatian pada Wendy.
Pertandingan sore ini cukup seru dengan dimenangkan oleh sekolah mereka yang menjadi tuan rumah.
"Kamu langsung pulang?" Tanya Irene terkejut melihat Wendy yang berlari ke arahnya. "Gak ngerayain sama team kamu?"
"Gak mood."
Irene menaikkan alisnya lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju halte bus yang cukup dekat dari sekolah.
"Congrats. Aku tau kamu pasti bagus mainnya."
"Thanks. Makasih juga udah dateng dan sering nemenin aku latihan di lapangan kompleks."
Irene hanya tertawa.
"Gak jalan sama gebetan kamu itu?"
"Aku pikir kita gak cocok dan dia emang gak ada niatan buat serius sama aku. Liat tuh." Kata Wendy sambil mengarahkan pandangannya pada mobil yang baru saja lewat, meminta Irene untuk melihatnya juga.
Atap mobil itu terbuka dan sangat jelas sang kapten cheers dan kapten basket lawan sekolah mereka tadi sedang bersama.
"Oh. She's a shit."
💙
Akhir-akhir ini Irene dan Wendy banyak menghabiskan waktu bersama. Mungkin karena dia juga berusaha menghibur Wendy.
"You know, I'm fine already. Aku tau kamu dari kemarin-kemarin khawatir sama aku."
If you could see that I'm the one
Who understands you"Aku cuma pengen kesini kok."
"Buat traktir aku es krim cokelatnya kan?" Kata Wendy sambil tersenyum. "Thanks, Irene. You're the best woman of this generation." Lanjut Wendy sambil mengacak rambut Irene.
Hal itu tentu saja membuat Irene tertawa dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.
💖
"Prom with me?"
Irene tersedak. Minuman yang dia pegang langsung Wendy ambil dan punggungnya di tepuk-tepuk.
"Pelan-pelan minumnya." Kata Wendy sambil mengernyitkan keningnya khawatir.
"Lagian kamu nanya gitu tiba-tiba banget."
Wendy tersenyum malu. "Aku bingung nanyanya gimana."
"Gak ada effort pula kayak orang-orang."
"Sorry. Tapi kamu mau kan?"
"Kamu bisa ajak siapa aja yang kamu mau dan pasti mereka pada mau."
Wendy menatap Irene dengan lekat. "Tapi aku maunya sama kamu."
💙
Mata Wendy tidak pernah lepas dari Irene malam ini. Irene sangat sangat cantik.
Tangannya sengaja ia letakkan di pinggang Irene. Memintanya lebih mendekat.
Akhir-akhir ini sahabat dari masa kecilnya itu suka membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Wendy suka setiap kali Irene menaruh perhatian padanya.
Mata Wendy beberapa kali melirik bibir Irene yang entah kenapa malam ini sangat menggoda dirinya.
She wants to kiss her. Greatly.
Dan itu yang Wendy lakukan ketika mereka melakukan slow dancing di tengah-tengah dance floor.
💖
Irene menahan senyumnya sambil menunggu Wendy di pintu belakang rumahnya.
"Hey, baby."
Wajah Irene terasa panas malu mendengar panggilan itu dari Wendy.
Irene terkekeh. "Baby?"
"Yeah, my baby." Kata Wendy sambil mencuri kecupan di bibir Irene.
"Have you ever thought just maybe all this time you belong with me?"
"I did. You belong with me."
💙💖