My Kecebong

2.9K 183 393
                                    

Sebelumnya Nau mau bilang, kalau Fanfic yang satu ini mengandung kata baku-non baku yang sangat-sangat banyak plus mengandung kata-kata kasar. Njir...

Jadi, ngerti-ngerti kalian aja ya bacanya.

Tumben ya ku kasih peringatan? Gak tau deh, lagi pengen.

Btw, ini fanfic pertama yang aink buat resmi pake Gue-elu. Jadi kalau agak cringe, dimaklumin aja yaa~

Dah segitu aja, selamat membaca~

So, Enjoy~

My Kecebong

Di sebuah rumah cukup megah bertingkat dua yang dihuni oleh dua orang Kakak-Adek, tampak sang Adek yang masih kuliah dan sudah memasuki semester akhir, kini sedang lesehan manja di sofa sembari bermain game di handphonenya setelah lelah sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah.

Blaze Aezhar Kennovich, begitulah namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blaze Aezhar Kennovich, begitulah namanya. Disaat para siswa-siswi kuliah lain pada sibuk dan rempong sama urusan skripsi, hanya Blaze yang santuy di hari libur ini dengan game di tangannya.

"BLAZEEE!!"

Panggilan barusan benar-benar mengganggu ketenangan hari dan hati Blaze. "Eh buset dah si Abang. Gue main baru lima menit udah diteriakin aja."

Dengan mata masih fokus ke layar Handphone, Blaze melangkah menuju dapur, tempat sang Abang sedang berkutat dengan masakannya. Hari ini giliran si Abang yang masak.

"Napa Bang?" tanya Blaze setelah sampai. Ia hanya menatap Halilintar sekilas, lalu fokus lagi ke layar.

Halilintar Aldhera Kennovich, nama Abangnya Blaze. Seorang CEO di perusahaan warisan Ayah mereka. Meskipun kaya raya, kedua Kakak-beradik ini tetap merakyat dan sederhana. Buktinya tidak ada pembantu di rumah mereka.

Sang Abang berbalik badan bertepatan dengan Blaze yang baru menyelesaikan gamenya. Halilintar meletakkan uang dua puluh ribu di atas meja makan.

"Nih, beliin Abang garam di warung depan. Biar lu ada gunanya buat Abang."

Spontan Blaze mendelik pada sang Abang. "Anjir! Jadi selama ini, Blaze gak ada gunanya gitu di mata Abang?! Blaze abis selesaiin pekerjaan rumah ya tadi kalo Abang lupa. Kurang berguna gimana coba?!" Keki banget Blaze sama Abangnya.

"Gak usah ngomel. Dah sana beliin Abang garam," suruh Halilintar dengan wajah datarnya, bikin Blaze tambah keki jadinya.

"Dih! Abang ngeselin banget. Dahlah Blaze mau kabur aja dari rumah, males satu udara sama tripleks macam Abang."

"Gih sono lu kabur!" balas Halilintar cuek. Refleks Blaze mengerucutkan bibirnya. "Sekalian tuh beliin Abang garam biar kabur lu bermanfaat."

Blaze mendengus, menyambar yang di atas meja. "Ya udah! Blaze kabur dulu!"

My Kecebong (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang