01. Menyamar Menjadi Alvano

3.3K 335 33
                                    

📌vote and coment, okey?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌vote and coment, okey?

Alvaro Reifansyah atau yang lebih dikenal dengan nama Rei di sekolahnya. Rei sendiri bersekolah di SMA 13 GALAKSI, sebuah sekolah SMA swasta yang berada di kawasan Jakarta Selatan. Langkah kaki Rei  berjalan di lorong-lorong kelas mengikuti seorang guru yang akan membawanya ke ruang kelas Alvano. Dokter yang waktu itu dipinta untuk mengatakan jika Alvano baik-baik saja, mengikuti perkataannya. Sampai saat ini, baik Papanya atau sekolah Adiknya, tidak ada yang tahu-menahu tentang kematian Alvano.

Butuh waktu satu minggu bagi Rei untuk mengumpulkan informasi apa saja yang harus dia dapat dari sekolah ini. Tentu saja dibantu oleh kedua temannya. Satu hal yang Rei dapatkan adalah sekolah ini merupakan sekolah asrama putra dan menjunjung tinggi sistem feodalistik.

Tampak terlihat murid di kelas menatap bingung ke arah guru mereka. Sang guru menghela napasnya dan melihat ke arah muridnya satu-persatu. “Satu minggu lalu Alvano mengalami kecelakaan. Akibat benturan di kepalanya dia mengalami amnesia. Jadi, Bapak harap kalian mau membantu Alvano untuk mengingat tentang kita, ya. Nah, Alvano kamu boleh duduk di samping Arjuna.”

Semua murid mengangguk dan menatap sedikit tidak percaya ke arah Rei. Namun, remaja itu hanya tersenyum manis dan memperhatikan murid kelas satu-persatu sembari berjalan ke arah bangkunya. Rei duduk di kursi paling belakang di ujung dekat jendela. Teman sebangkunya adalah remaja berambut dark brown, memakai sweater berwarna biru, wajah bulatnya yang menggembung lucu, sorot mata polosnya yang mengintimidasi. Namun, tatapan yang begitu tenang, polos, tetapi sedikit menusuk itu mampu membuat Rei sedikit tertarik, siswa ini seperti memiliki sesuatu tersembunyi. Dan satu lagi—remaja ini memeluk sebuah boneka kelinci?

Tiba-tiba saja teman sebangkunya mengulurkan tangan dan menatap ragu kearahnya. Rei berpikir sejenak, orang yang amnesia tak akan merubah sifatnya. Jadi, Rei tersenyum dan mengeluarkan jari telunjuk dan tengahnya seolah sedang bermain gunting batu kertas.

Teman sebangkunya mengerucut sebal dan mendengus. “Alvano, ih nyebelin!”  Ujaran dengan ekspresi yang dibuat lucu membuat Rei bergidik ngeri.

Rei merubah raut ekspresinya seolah-olah dia bingung. “Iya?” Terlihat sekali jika teman sebangkunya itu menepuk dahinya sembari berekspresi sedih.

“Oiyah lupa! Maaf, ya, Alvano, gue baru sadar kalo Pak Indra bilang lo amnesia.” Rei hampir saja tertawa. Orang disampingnya ini sedang loading atau bagaimana?

Rei tak habis pikir.

Rei kembali terkejut saat teman sebangkunya tersenyum lebar dan memegang tangannya. “Kenalin, gue Arjuna Danendra! Gue sahabat lo sejak kita semester awal! Lo tenang aja! Gue bakal bikin lo inget lagi sama gue!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S (NOT) METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang