Ceiling Shatterers University
Adalah salah satu Universitas paling bergengsi di Korea Selatan. Untuk memasuki kampus tersebut, sangatlah tidak mudah. Banyak syarat dan peraturan ketat yang harus dilakukan dan ditaati oleh semua calon mahasiswa. Bahkan, persyaratan dan peraturan yang ada, mulai diberlakukan sejak calon mahasiswa tersebut mendaftarkan dirinya di universitas ini. Padahal, belum tentu juga mereka akan diterima disana. Hal ini sangat buruk bagi mereka yang tidak diterima.
Namun, ada sisi positifnya, yaitu pihak kampus bisa menyeleksi semua calon mahasiswanya dengan benar dan tepat sesuai kemampuannya masing-masing.
"Bukankah masalahnya ada pada staffing?"
"Benar."
"Kan. Kau setuju padaku, kan? Soal ini benar-benar ada pada staffing masalahnya!!! Lihat, harusnya Mr. Song tidak menempatkan Felix pada tiga bagian pekerjaan dalam satu waktu sekaligus. Jika seperti itu, bukannya Mr. Song malah terlihat seperti menyiksa anggotanya, ya?!"
"Eoh. Benar-benar. Aku setuju."
"Tujuan dia dari awal pun sudah salah. Sudah jelas itu tujuan untuk dirinya sendiri! Tentu saja apapun akan Mr. Song lakukan, asalkan tujuannya itu tercapai. Ah, ralat. Bukan tujuan, tapi keinginan."
"Benar juga. Sepertinya aku lebih setuju dengan yang ini."
"Oke. Jadi inti masalahnya ada pada Mr. Song, kan? Bisa tidak, kalau kita hilangkan saja Mr. Song dari soal menyebalkan ini? Dasar beban!"
Bug...
Suara perpaduan antara buku setebal 400 halaman dengan kepala seseorang terdengar sangat renyah dan keras serta enak untuk didengar. Tak lama dari itu, suara tawa cekikikan dari beberapa orang juga mulai mengalun memenuhi ruangan tersebut. Disusul dengan rintihan dan gerutuan si pemilik kepala yang baru saja terhantam buku tebal.
"Bisa tidak kalau otakmu saja yang dihilangkan? Atau kau saja yang keluar dari kelompok ini! Daripada Mr. Song, pendapatmu itu lebih beban!", kesal si pelaku kekerasan barusan.
"Ouch, sakit sekali! Aku kalau jadi Taehyung dan mendengar Yoongi berkata barusan, pasti aku akan pergi-"
Belum sempat kalimat yang akan diungkapkan terselesaikan, Yoongi- si pelaku kekerasan terhadap Taehyung-si korban tadi segera memotong ucapan dari seseorang barusan, "Kau juga, Mingyu! Kau pikir sedari tadi apa kontribusimu terhadap kelompok ini? Bisamu cuma 'benar, oh aku setuju, benar juga!', otakmu sudah kehilangan kosa kata lainnya, kah?" semprot Yoongi.
Mingyu cemberut, merajuk.
"Sudahlah. Lebih baik kita istirahat dulu. Kita akan susah menemukan jawabannya jika kita masih emosi."
Yang langsung diangguki oleh semua pasang mata yang ada disana, "Benar. Kepalaku rasanya seperti ingin meletus, boomm!", sahut Bangchan
"Jungkook benar. Kita bisa melanjutkannya besok, bagaimana?", saran Jihoon.
Si pencetus ide pertama atau kita sebut si penengah drama kelompokan ini- Jeon Jungkook, mengangguk setuju, "Oke."
•
•
•"Park Jimin.", panggil Seulgi- teman sekelas Jimin yang sangat cantik, meskipun sekilas ia terlihat sedikit tomboy.
Sedangkan, yang dipanggil tidak menoleh sedikitpun. Melirikpun tidak.
Seulgi menghela napas.
Seulgi akui, ia bisa dengan mudah memiliki banyak teman. Ia juga mudah untuk berbaur dengan oranglain. Oleh karena itu, banyak orang yang menyukainya, sebab selain cantik, ia juga sangat baik. Pribadinya sangat positif dan bisa mengundang kesenangan bagi orang-orang yang melihatnya,
kecuali Jimin.
Entah ada apa dengan anak itu, Seulgi menilai sepertinya Jimin tidak menyukainya. Setidaknya, itu hanya pemikiran Seulgi di awal mereka saling berkenalan. Sekarang, setelah selama dua tahun berada pada kelas yang cenderung selalu sama dengan Jimin, Seulgi menyadari satu hal. Bahwa, sikap Jimin yang seperti itu, tidak ditunjukkan pada dirinya saja, namun pada semua orang juga.
"Yak, Park Jimin! Apa kau mendengarku?", tanya Seulgi lagi.
"Hmm."
Oke, deheman itu lebih baik, dibandingkan dia benar-benar diacuhkan oleh Jimin sepenuhnya.
"Sebenarnya, aku hanya ingin memberitahumu saja kalau minggu depan, kepala staff kemahasiswaan menerima lagi buku-buku yang dibuat mahasiswa untuk diterbitkan. Barangkali kau mau menciptakan karya keren lagi."
Mendengar kabar tersebut, sontak membuat Jimin mengangkat kepalanya untuk menatap Seulgi yang kini tersenyum lebar menatapnya.
"Minggu depan? Itu artinya kurang seminggu lagi. Kenapa baru memberitahuku sekarang?" tanya Jimin datar.
Seulgi melunturkan senyumnya. Wajahnya pias menatap Jimin. Dia melupakan satu hal. Selain sok dingin, Jimin juga sangat menyebalkan baginya.
![](https://img.wattpad.com/cover/345298145-288-k897962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
werewolf [kookmin gs]
WerewolfDalam permainan werewolf di dunia nyata, semua pihak bekerjasama untuk membunuh siapa yang menjadi serigala sebenarnya. Namun, bagaimana jika di dunia mereka, nyatanya mereka bertahan hidup dengan bekerjasama? ••• ^^kookmin ^^jikook ^^gs so, enjoy...