10

305 30 4
                                    

"Sungguh aku kecewa dengan mu Jung xaemin" ucap seseorang , betapa syok dan kagetnya Jung xaemin , ternyata sosok itu adalah abangnya. Na jaemin atau Jung jaemin.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Aa-- Abang !? Abang di-- disini ngapain ?" Ucap xaemin tersenyum canggung , dia takut jika abangnya mengetahui kalau dia membunuh orang. Bisa bisa nanti dia di usir oleh kedua orang tuanya

"Harusnya , kau yang ngapain disini ?! Membunuh orang yang tak bersalah !?" Ucap jaemin marah , jaemin sangat marah besar , sungguh badan xaemin saat ini bergetar hebat. Ternyata abangnya telah mengetahuinya

"Di-- dia bersalah.. dia.. dia.. terlalu dekat dengan abang.." ucap xaemin terbata bata

"Aku akan memberitau ayah dan bunda , orang sepertimu lebih pantas mendapatkan hukuman Jung xaemin." ucap jaemin , dia pun membalikkan badan dan ingin kerumah ayah dan bunda nya , xaemin sangat takut ia pun mengikuti abangnya , sambil berteriak memohon.

"AYO NJUN KITA BAWA JISUNG KE RUMAH SAKIT !" ucap haechan yang masih panik , renjun pun mengangguk , dia langsung menelpon ambulance , dan membantu haechan menggendong jisung ke luar toko.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah 30 menit haechan dan renjun menunggu dokter tersebut keluar. Haechan capek yang sudah bolak balik jalan kesana kesini , renjun saat ini pusing dia memijitkan kepala nya.

Setelah 1 jam , dokter pun akhirnya keluar.

"Dokter !? Bagaimana dengan sahabat saya !?" Ucap haechan panik.

"Hei hei , chan.. calm down.." ucap renjun menenangkan sahabatnya. Haechan.

"Pasien tidak apa apa hanya.. kekurangan darah sedikit" ucap dokter tersebut

"Golongan darah nya apa dok ?" Ucap renjun menanyakan dokter

"Golongan darah pasien tersebut bergolong O" ucap dokter , haechan kecewa golongan darahnya tidak sama dengan jisung , golongan darahnya saja bergolong AB

"Baiklah , saya akan mendonorkan darah saya kepada pasien park jisung." ucap renjun , syukurnya renjun juga mempunyai golongan darah O

"Kau tidak takut kepada suntikan njun ?" Ucap haechan khawatir

"Hahaha , aku tidak takut kepada suntikan , itu hanya kamu yang takut sama suntikan" ucap renjun tertawa , haechan saat itu kesal tetapi ada benarnya juga , haechan sangat takut kepada suntikan.

"Njun.. Thank you for helping jisung. I'm so proud of you" ucap haechan tersenyum, yang renjun mendengarkan saja sangat terharu baru pertama kali ini haechan begini

"Haha you're welcome, if I don't help Jisung, Jisung will die. I don't want Jisung to die, especially you." Ucap renjun , haechan pun tersenyum.

"Haha aku tidak akan mati semudah itu !" Ucap haechan terkekeh atas perkataan renjun

"Yasudah aku ingin keruangan dulu ya" ucap renjun pamit , haechan pun mengangguk dan melambaikan tangannya. Renjun menyadarinya. Dan melambaikan tangannya juga.

.
.
.
.
               25 menit kemudian..
.
.
.
.

Renjun yang habis mendonorkan darahnya kepada jisung, akhirnya dia keluar dari ruangan , terlihat sahabat yang ia sayangi telah tidur terlelap di kursi tersebut. Renjun sangat ingin membangunkannya , tetapi renjun merasa kasihan jika haechan di bangunkan pasti haechan itu capek banget. Dia langsung mendekat ke posisi haechan dan mengelus rambut nya dengan pelan.

I Love Him || JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang