Happy Reading~~
•
•
•
•Nara melangkahkan kakinya menuju sebuah gedung berlantai 4 yang ia sebut sebagai sekolah. Waktu memang baru saja menunjukkan pukul 06.00 pagi. Tapi karena sekarang adalah hari pertama ia masuk sebagai anak kelas sebelas, dan juga sekarang adalah hari Senin, jadi ia harus datang lebih awal.
Sebelum betul-betul masuk ke dalam sekolahnya, ia terhenti sebentar. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan teman-temannya. Mereka memang sudah janjian untuk masuk ke kelas bersama, sebab mereka ditakdirkan untuk satu kelas lagi.
Kebetulan tadi Nara berangkat dengan abangnya. Tapi setelah ia turun terlebih dahulu dari motor, ia tidak lagi menemukan keberadaan sang abang. Mungkin saja lelaki itu sudah berkumpul dengan teman-temannya.
"Nara!"
Kepalanya lantas menoleh. Ia tersenyum senang saat menemukan satu temannya sudah sampai.
"Seneng banget gue bisa sekelas lagi!" ucap gadis itu yang tentu disetujui oleh Nara.
"Lo sendiri doang, Zu? Alice sama Yana ke mana?"
Gadis yang bernama Mizu itu menjawab, "Yana lagi di jalan katanya. Kalau Alice nggak tau gue."
Nara mengangguk paham. "Duduk sana, yuk, pegel berdiri mulu," ajaknya seraya menarik tangan temannya itu untuk duduk di salah satu bangku panjang.
"Gila, gue seneng banget! Sumpah yang buat kita sekelas lagi gue doain semoga rezekinya lancar jaya."
Nara tertawa kecil. "Lo udah ngomong gitu dari dua hari lalu, Mizu."
Mizu menunjukkan gigi-gigi rapinya. "Ya, gimana, ya. Gue males banget soalnya kalau harus ngulang sama orang baru."
"Alah, manusia social butterfly kayak lo males punya temen baru? Pret!" balas Nara merotasikan matanya.
"Gue cuma males beradaptasi anjir! Kayak males banget harus kenalin diri gue lagi ke yang lain," jelas Mizu dengan jujur.
"Kalau sama kalian, kan, udah akrab. Jadi gue mau kentut sembarangan juga nggak perlu jaim lagi," lanjutnya yang membuat Nara menabok bahu gadis itu.
"Najis lo!"
Mizu tertawa kecil. Lalu mereka kembali melanjutkan berbincang-bincang santai sembari menunggu 2 temannya lagi. Mereka membicarakan banyak hal, terutama tentang apa yang dilakukan selama liburan sekolah dua minggu kemarin.
Sebetulnya Nara sendiri tak pergi ke banyak tempat. Hanya ke rumah saudara yang setidaknya jauh dari Jakarta, dan mengunjungi tempat-tempat wisata yang belum ia datangi sebelumnya. Ya, selebihnya Nara hanya menghabiskan waktu di kamar dengan scroll semua sosial media.
"Gue nginep di Jepang seminggu doang kurang, weh," ujar Mizu mengeluh.
"Bersyukur anjir lo bisa ke Jepang. Gue paling jauh cuma ke Bandung."
Mizu menertawakan keluhan Nara yang ternyata lebih kasihan. "Lo kemarin gue ajak ke Jepang nggak mau."
Nara menepuk paha Mizu, tak terima. "Gue pasti mau! Cuma izin dari mama gue yang susah didapatkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Pernah Ada
Teen FictionSetiap masa ada kenangannya. Dan setiap kenangan ada masanya sendiri. Bagi sebagian orang kenangan dengan yang terkasih adalah suatu hal yang sulit dilupakan. Apalagi orang itu selalu meninggalkan jejak-jejak berarti dalam setiap kesempatan. Tapi...