Prolog

1.2K 147 36
                                    




Note; 'update jika sedang tidak sibuk.'


'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Memang selama ini kau sudah mengurus Yoora dengan benar?! Kau sering meninggalkan dia! Kau Ayahnya, sialan! Tolong bertanggung jawab sedikit!" bentak seorang perempuan pada pria di hadapannya.

"Aku memberinya kehidupan yang layak, brengsek. Jangan berteriak di hadapanku! Kau tidak tahu apa-apa!"

Mendengar jawaban itu, perempuan ini semakin marah. Dia bahkan sampai mencengkram kerah kemeja laki-laki itu lantas menamparnya.

"Aku? Tidak tahu apa-apa? AKU YANG MENGURUSNYA SEJAK DIA LAHIR!"

"Jika aku tidak memberi kalian uang? Kalian akan hidup di jalanan!"

Perempuan tersebut mengusap kasar bekas air mata di pipinya. Sebenarnya dia malu bertengkar di muka umum, apalagi di depan sekolah Yoora. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah saat yang tepat untuk berbicara dengan pria itu, karena mereka jarang memiliki kesempatan bertemu.

"Semua perempuan di dunia ini gila!"

Laki-laki itu langsung memasuki mobil, dia menancapkan gas dalam kecepatan tinggi dan meninggalkan perempuan tadi sendirian tanpa sedikitpun belas kasihan.

"Sialan kau, Lim Junkyu! SIALAN KAU!!"

"Kau butuh ini?" tanya seorang pria asing yang tiba-tiba saja datang memberi selembar tissue.

"Aku tidak mengenalmu."

"Kalau begitu kita kenalan." katanya sembari mengulurkan tangan disertai senyum ramah. "Jeon Jungkook."

Uluran tangannya tak mendapat sambutan baik, Jungkook cuma tersenyum manis seperti biasa lalu menurunkan tangannya kembali sedikit demi sedikit.

"Jika aku jadi kau, Nona... aku akan mendoakan dia agar cepat mati."

"Kau ini orang gila dari mana?!" perempuan itu langsung saja pergi usai melemparkan tatapan mematikan.

Jungkook menarik sudut bibirnya, lalu dia segera mengeluarkan ponsel dan berbicara pada seseorang melalui panggilan suara.

"Hyeong.... gadismu aku pinjam."

"Bicara apa kau, Jungkook?!"

"Aku perlu koleksi ke-tujuh."

"....... pulang, Jungkook. Kau punya jadwal bertemu dengan psikolog."

"Malas."

Tukasnya lantas mematikan panggilan begitu saja. Dia terkekeh sinis, lantas mengambil langkah pergi sambil membuang puntung rokok dalam saku jaketnya.


TBC.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang