01

734 114 44
                                    




Note; 'Penuhi paragraf dengan komentar kece kalian!'

“update saat tidak sibuk”








“update saat tidak sibuk”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Jungkook tertawa puas melihat korbannya tewas secara tragis. Darah berceceran dimana-mana, bahkan pakaian pria tersebut pun kotor oleh cairan kental bewarna merah.

Pria Jeon kemudian menyesap jari telunjuk yang terkena darah korban sambil tersenyum lebar. Dia tak merasa jijik sedikitpun, malah gejolak membunuhnya ini kembali timbul. Dirinya menginginkan korban tambahan, Jungkook butuh orang lagi. Dia tidak puas jika hanya satu, tapi siapa?

"Bae Yoona....." ia bergumam lalu menarik sudut bibirnya. Ah, sekarang Jungkook telah menentukan, siapa yang akan menjadi korban ke-tujuh.

Lelaki tersebut lantas keluar dari dalam rumah kecil yang terbuat dari kayu itu. Ia mengeluarkan sebuah korek api, menyalakan rokoknya. Kemudian membuang begitu saja korek yang masih dalam keadaan menyala ini hingga membuat rumah kayu itu habis terbakar.

Barang bukti sudah di hilangkan, dan Jungkook senang karena dia bisa menghabisi nyawa wanita lagi setelah sekian lama.

Sekarang dirinya tengah dalam perjalanan menuju kota, malam itu disertai hujan yang berlangsung deras. Tidak banyak kendaraan lewat, tidak masalah... lagipula Jungkook lebih suka jika suasananya terlihat mati. Seperti ini malah terasa lebih baik.

Drrrttt....

Ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk, Jungkook berdecak. Itu adalah Kakaknya.

'Kau dimana?

"Main."

'......... pulang Jungkook, apa kau tidak lelah mengetahui Ibu menangisimu selama sebulan lebih?'

"Bilang padanya untuk menangis lebih sadis. Menangislah dalam keadaan leher tertancap pisau."

'Jungkook----!'

"Aku tidak peduli sekalipun Ibumu mati, Hyeong. Bahkan aku berdoa agar dia segera bunuh diri."

Panggilan langsung diakhiri oleh sang Kakak, Jungkook cuma mendecih sinis. Mental Kakaknya memang lemah, baru mendengar kalimat begitu saja sudah terbawa perasaan?

Kehilangan sosok yang berharga membuat dirinya jadi kehilangan arah. Jungkook sampai lupa untuk menjalani kehidupan normal, dia merasa sudah lama mati, namun raganya malah masih disini.

Sudah dari dulu Jungkook melakukan percobaan bunuh diri, tapi selalu saja gagal. Sang Ayah adalah pelaku utama mengapa dirinya masih bertahan hidup sampai sekarang. Padahal Jungkook sudah meminum belasan racun, tetapi ajal justru tak kunjung menjemputnya.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang