Taruhan

399 30 3
                                    

Bunyi alarm yang berdering sangat kencang di tengah pagi buta membangunkan sosok nan cantik bertubuh ramping, bermata sipit, serta berambut coklat itu

Hufttt😮‍💨 terdengar sangat berat, namun itulah kenyataannya, pria itu terus saja mendengus dengan kencang ketika ia harus berusaha bangun lebih awal dari kebanyakan pemuda-pemuda seukuran dirinya.

" Masih ada sisa waktu 15 menit untuk mandi, biarkan aku tidur sebentar lagi, yah hanya untuk sebentar saja" ucap pria yang diketahui bernama Ricky shen itu.

Dia Ricky shen, pemuda asal china berusia 20 tahun, seorang mahasiswa yang bekerja sambilan di sebuah cofee shop.

Dengan tergesa-gesa Ricky menyiapkan semua keperluan yang akan di bawa ke kampus nya hari ini.

Ricky melanjutkan kuliah di universitas Yonsei bersama teman teman seperjuangan nya yang berasal dari china, mereka diantarnya adalah Brian dan Hao.

Walaupun mereka bertiga dari sekolah yang sama sejak SMA, tapi mereka tidak tinggal satu kosan, zhanghao dan Brian memutuskan untuk tinggal di asrama kampus, sedangkan Ricky lebih memilih tinggal sendiri karna bisa bekerja sambilan di cofee shop yang tidak jauh dari rumah kosan nya.

Ricky sudah tidak termasuk mahasiswa baru di universitas nya, tahun ini dia akan masuk ke semester tiga dimana uang kuliah semakin banyak memakan biaya, tugas-tugas yang diberikan dosen juga semakin menumpuk belum lagi praktek keluar lapangan yang menurutnya itu sangat merepotkan.

Ricky adalah mahasiswa yang bisa dianggap kutu buku saking seringnya berpenampilan seperti seorang nerd, tidak ada alasan lain kenapa anak-anak seangkatan dirinya sering sekali memanggil dirinya dengan sebutan nerd, kutu buku, jelek dan lain sebagainya.

Ricky sebenarnya adalah pemuda yang cantik, hanya saja dia tidak mempunyai waktu seperti kebanyakan pemuda lainya, dia tidak tertarik untuk merubah penampilannya untuk sekarang.

Sampai dia menemukan sosok itu, sosok yang dia kenal satu tahun lalu, kakak senior sekaligus crush yang mampu membuatnya jatuh dalam pesona pemuda itu.

Ricky yang melihat jiwoong, hanbin, dan gyuvin yang sedang santai di cafetaria langsung saja saja ikut bergabung dengan tiga sahabat itu

"Hai kak jiwoong, cookies yang aku buatin kemarin rasanya enak ngak? Kakak suka kan sama cookies nya? Ucap Ricky tersenyum sambil menggoyangkan tangan jiwoong yang berada tepat di hadapannya.

"Apaan sih Lo, lepasin gak tangan gua, jijik gua sama Lo tau ngak, oh iya cookies kemarin gua kagak makan, udah gua buang ke tong sampah!! Puas Lo" ucap jiwoong penuh penekanan.

" Kenapa harus dibuang kak, aku udah buatin cookies itu dengan susah payah, kalau kakak ngak suka kenapa gak di kasi ke orang lain aja, kenapa harus dibuang ke tong sampah " kesal Ricky yang hampir saja menangis mengingat perkataan jiwoong yang barusan dia ucapkan.

"Ngapain gua harus ngasi cookies itu ke orang lain, lelaki gay kayak Lo itu harusnya tau diri dari awal, gua lelaki yang straight kayak gini gak bakalan suka sama Lo yang gak ada cantik-cantiknya di mata gua, jijik gua sama lo sumpah, pelase jangan ngasi apapun lagi sama gua, gua muak sama lo" ucap jiwoong sambil melangkah pergi meninggalkan Ricky yang sedang berusaha menahan air matanya.

Ricky yang tak dapat membendung tangisnya langsung saja pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya yang kelihatan kacau setelah menangis cukup lama, sambil berkaca Ricky berbicara
"Apakah aku harus menyerah saja dengan mu kak, rasanya aku tak sanggup lagi terus menerus menyukaimu yang bahkan tak melihat ku sedikit saja".

Sejak kejadian itu Ricky sengaja menghindari Kim jiwoong, walaupun hatinya terus berkata jangan tapi tidak dengan logikanya, Ricky yang tak mampu menahan rindunya langsung saja pergi kelapangan basket untuk melihat Kim jiwoong dan mahasiswa lainya untuk bertanding.

Miracle In Our Destiny (Woongrick)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang