Theo & Gibran

439 21 15
                                    

.











.











.



























Ini langka nih ada yang mau momen si kembar yaudah saya bikinin agar yang req tidak penasaran.






















































Bulan demi bulan telah berlalu tak terasa usia kandungan si kembar telah memasuki 9 bulan.

Tinggal hitungan hari atau minggu mereka akan segera melahirkan buah cinta mereka dengan sang suami.

Saat ini si kembar tengah bersantai di kolam renang dan cuaca juga sedang terik-teriknya.

"Aish panas sekali" Keluh Theo mengipasi wajahnya dengan tangan nya sendiri.

"Bener bang, hari ini panas banget" Sahut Gibran tengah bersantai di salah satu kursi di sana.

"Eh Geo sama daddy ya?" Tanya Theo baru sadar tidak ada sosok Geo di dekat mereka.

"Iya soalnya daddy kangen sama Geo" Jawab Gibran bermain dengan perut nya.

"Perkiraan nya anak mu tunggal atau kembar dek?"

"Tunggal sih bang, bulan lalu di usg tunggal"

"Ga sekalian cek jenis kelamin nya apa?"

"Biar surprise aja deh"

Theo memandang Gibran heran, ini kembaran nya ga penasaran sama sekali apa?

"Kalau abang?" Tanya Gibran menatap Theo di seberang sana.

"Apanya?" Tanya balik Theo menaikkan sebelah alisnya.

"Tunggal atau kembar?"

"Tunggal juga"

"Ga cek jenis nya?"

"Udah katanya sih cowo tapi ya ga tau juga sih"

Gibran manggut-manggut sebagai jawaban nya lalu kembali bersantai menikmati semilir angin yang menerpa wajah nya.

Begitu pula dengan Theo yang juga ikut berbaring di sebelah Gibran, ternyata mengandung ada sisi positifnya juga.

Tapi ada 1 hal yang menjadi beban pikiran Theo sejak tadi, yaitu melahirkan.

Dia pernah melihat di yt soal ibu melahirkan dan itu mampu membuatnya merasa ketakutan.

Tak mau ambil pusing akhirnya Theo mencoba untuk memejamkan kedua matanya dan berharap bisa tertidur lelap.

Selang beberapa jam kemudian.

Hari sudah menunjukkan waktu siang dan kedua saudara kembar itu masih tertidur lelap di halaman belakang.

Namun keduanya terbangun saat merasakan ada yang tidak beres dengan perut mereka.

"Shh.. Auu.. Kok sakit ya" Lirih Theo memandangi perutnya yang terasa sakit.

Dia pun mencoba untuk berdiri dan melangkah perlahan lahan memasuki mansion untuk menelfon Satria.

Sementara itu Gibran sudah lebih dulu menelfon Juan karena dia merasa perutnya sangat sakit.

Bukan hanya perutnya saja yang sakit namun pinggang dan punggung nya juga terasa mau patah.

"Halo ju bisa pulang ga?"

". . ."

"Perut ku kaya nya kontraksi deh"

". . ."

"Baru 15 menit jarak kontraksinya"

Oneshoot Become the Antagonist TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang