"Luka tidak akan hilang dengan sendirinya, kamu perlu mengobatinya dan biarkan waktu yang menghilangkan bekasnya"
* * *
Suara gerlak tawa bergema di dalam aula mewah yang berisi para pengusaha-pengusaha kalangan atas yang bersorak ria dengan aluna musik yang membuat pesta semakin meriah.
Beda halnya dengan seorang Pria yang sedang sibuk berbincang dengan seorang pengusaha muda.
"Lo balik ke Indonesia, kok gak kabarin gue" Ujar Fandy.
"Ya kalau saya kabarin kamu, nanti gak surprise lagi" Ujar Zion.
"Lo udah merried?" Tanya Fandy.
Zion merapikan Jas hitam dengan kemeja putih yang membaluti tubuh gagahnya. "Belum, saya mau selesaikan s2 dulu, umur saya masih 24 tahun jadi, saya mau menghabiskan masa muda dulu" Ujar Zion dengan senyuman.
Fandy mengangguk paham, "Yaudah gue mau pergi ke sana dulu" Fandy pergi meninggalkan Zion.
Eyes blue Zion menatap sekeliling mencari keberadaan Pamannya yang telah memaksa Zion untuk ikut bersama dengan dirinya, namun kini Zion di tinggal sendirian di tempat asing ini.
Alih-alih mendapat keberadan Pamannya, Zion malah bertemu dengan gadis berbinar cantik dengan balutan dress biru seperti ocean dengan polesan make up tipis yang membuat gadis itu terlihat anggun.
"She's pretty" Ujar Zion sembari tersenyum lebar.
Jantung Zion terus berdebar ketika tatapan mata gadis itu seperti anak kucing yang mencari keberadaan induknya, wajah polos yang sangat lucu bila di pandang.
"Diam aja udah cantik" Gumam Zion.
Zion beranjak ingin menghampiri gadis dress ocean, namun langkahnya terhenti ketika seorang wanita melewati dirinya dan menghampiri gadis laut itu.
"Yah udah keduluan" Ujar Zion dengan wajah pasrahnya.
"Gak apa-apa, lain waktu saya yang menghampiri kamu duluan" Ujar Zion lalu pergi menuju meja tamu.
Lara terdiam seorang diri di antara keramaian para tamu malam ini, energi Lara terkuras banyak ketika berada di keramaian.
Lara sangat benci keramaian, karena Lara akan terlihat seperti gadis paling menyedihkan yang tidak punya teman untuk berinteraksi. Namun Lara memaksa diri untuk tetap stay berada di aula Hotel Madana, hanya untuk bisa bertemu dengan Ayahnya dari dekat.
Di sela diam Lara, seorang gadis seumuran dengan dirinya datang menghampiri Lara dengan dress pink mewah dan kalung berlian yang melingkari lehernya tidak lupa polesan make up yang sangat cantik menambahkan kesannya layak putri kerajaan.
Lara tidak melepas pandangannya.
"Hey Lara, udah lama gak ketemu" Ujar Anera dengan senyuman.
Lara membalas senyuman Anera. "Iya, gimana kabar lo?" Tanya Lara
Anera tersenyum bahagia."Ya baik aja sih, plus bahagia. karena gue berhasil ngerebut semua milik lo" Ujar Anera dengan sembringan tawa.
Lara hanya membalas dengan tatapan datar.
Anera memainkan rambutnya, "Kabar lo gimana? dan nyokap lo?" Tanya Anera.
Lara tidak menjawab pertanyaan Anera.
"Dari diam lo gue udah nemu jawabanya" Lagi-lagi Anera tertawa.
"Gue bahagia banget lihat lo menderita, karena dari awal itu tujuan gue" Ujar Anera.

KAMU SEDANG MEMBACA
GIVE
Teen FictionRasa? Keraguan? Cinta? Kecewa? Perasaan? Semua bersumber dari manusia, entah memberi cinta lalu menghianatinya ataupun menerima cinta dengan penuh keraguan. Semua manusia memiliki true issue tentang cinta, entah itu dari keluarga, pertemanan atau c...