Episode 1

19 2 0
                                    

Langit cerah, angin berhembus kencang, ombak berderu. Di tengah laut, berdiri di atas kapal, seorang pemuda melihat ke kejauhan. Sebuah kapal kargo berlayar tidak jauh. Dengan badan kapal yang besar dan layar yang berkibar.

     “Apa itu kapal yang kita cari?” Seorang gadis mendekati pemuda itu.

     “Iyap, dan kargo yang kita inginkan ada disitu. Baiklah, ayo kita buat ini meriah.”

     Kapal itu berlayar mendekati kapal kargo dengan kecepatan stabil. Di tiang paling tinggi kapal, berkibar bendera dengan gambar huruf V, sepasang mata segitiga, dan pedang yang menyilang membentuk tengkorak. Bajak laut.

     Di atas dek kapal kargo, seorang pria berdiri sambil melihat ke arah kapal yang mendekati mereka.

     “Apa kita harus ambil tindakan kapten?”  awak kapal kargo menghampiri pria itu.

     “ Kalian tangani mereka. Dan lindungi kapal ini. Kita harus sampai ke Pulau Hari Kamis secepatnya.”

     “Siap kapten!” Mereka semua bubar.

     “Hei, Austin!” Salah satu awak kapal itu berhenti.

     “I-iya kapten?”

     “Aku ada tugas untukmu. Kamu jaga kargo yang ada di bawah. Kalau kamu gagal lagi..” Pria itu membalikkan badannya.

     Austin berdiri tegak sambil berkeringat. Mencoba menahan rasa takutnya.

     “Kau.. akan aku keluarkan dari kru kapal ini. KAU MENGERTI!?” Teriakannya membahana.

     “I-iya kapten! Siap!” Austin lari terbirit-birit.

     Kapten itu terus melihat ke arah kapal yang mendekat. Lalu tersenyum.

     “Hehe, dasar bajak laut bodoh. Kalian akan menyesal mencoba merompak kapal ini. “

     Sementara itu, Austin turun ke dalam kapal untuk mengecek kargo-kargo yang dibawa. Disana tersimpan kotak-kotak yang tertumpuk dengan rapih.

     “Bakal aku jaga kargo ini dengan baik. Aku gak boleh buat kesalahan lagi!” Austin mengepalkan tangannya.

     “Hahaha. Tekadmu luar biasa.” Tiba-tiba terdengar suara seseorang.

     Austin kaget. “Si-siapa disana?!”

     Dari tumpukan kargo keluar seseorang dengan baju putih polos, celana panjang yang diikat dengan sabuk walau tidak rapih, dan sepatu hitam.

     “Si-siapa kau?!”

     "Perkenalkan namaku Vee.” Vee menaiki salah satu kotak kargo lalu melampat dan mendarat tepat di depan Austin.

Last FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang