Asara dan Raya

447 19 0
                                    

"Good night, Asa."

"Good night, Kak Raya."

Selalu sebelum tidur, kakaknya mengunjungi kamar adiknya hanya untuk mengucapkan selamat tidur kepada adiknya.

Kasih sayang yang mungkin jarang dimiliki seluruh kakak-beradik yang ada di dunia.

Raya yang selalu menyayangi Asa dan Asa yang juga menyayangi Raya.

Keduanya sangat beruntung mempunyai saudara yang dapat mengerti satu sama lain. Meski kadang sering bertengkar, namun itu menunjukkan adanya rasa sayang kepada sesama.

Tidak sesekali mereka berbagi kisah hidup mereka. Entah itu kisah sedih maupun bahagia. Mereka saling mendengarkan dan memberi solusi kepada satu sama lain.

"Jika di dunia ini ada seorang kakak yang sangat baik. Mungkin itu adalah Kak Raya."

"Sebaliknya begitu. Jika di dunia ini ada adek yang sangat perhatian. Mungkin itu adalah adek kakak. Asa."

Rasa sayang yang tak pernah berhenti mengalir dari keduanya. Mereka saling melengkapi. Membantu sama lain dan juga menyemangati.

Tak ada yang boleh melukai satu sama lain. Itulah janji yang mereka buat. Semarah apapun mereka, mereka harus mengontrol diri untuk tidak melukai sesama lain.

Jika diantara mereka ada yang sedang sedih. Mereka tak segan-segan untuk bercerita dan bersandar di bahunya.

Kasih sayang mereka itu tak terbatas. Mungkin jika kasih sayang bisa dijual. Merekalah yang paling kaya. Hangatnya kasih sayang begitu menyelimuti mereka.

"Namun, apakah bisa jika selamanya tetap bersama?"

"Tentu saja tidak. Karena itu, jika diantara kita ada yang harus pergi. Kumohon itu adalah diriku. Karena aku tak mungkin bisa  hidup tanpamu."

"Lalu bagaimana denganku? Kamu pikir aku juga bisa hidup tanpamu?"

"Kita saling melengkapi. Kalau salah satu dari kita harus pergi. Itu berarti yang masih tinggal tidak lagi lengkap. Karena pelengkapnya sudah pergi dari dunianya."

"Namun, sebisa mungkin kita harus merelakannya kan? Kepergian bukanlah sesuatu yang seseorang inginkan. Itu semua adalah kehendak."

"Kita memang harus merelakannya, meskipun sangat susah, kita harus belajar untuk merelakannya. Siapapun yang akan pergi nanti. Berjanjilah bahwa kita tetap saudara. Dimanapun dan kapanpun itu."

"Promise." Mereka saling menyatukan jari kelingkingnya. Yang berarti mereka berjanji satu sama lain.

.
.
.
.
.
.

Hai teman-teman. Ini adalah ff keduaku. Tolong dimaklumi ya kalau tidak sesuai ekspektasi kalian.

Tolong maafkan jika ada banyak typo bertebaran.

Saya merasa ff yang pertama kali saya buat itu memang kurang menarik. Saya juga ingin unpublish cerita itu. Namun, bagaimanapun juga itu adalah cerita pertama yang saya buat. Biarpun jelek, nggak papalah jadi kenangan aja, hehe.

Terimakasih yang sudah mau membaca ff ini. Saya harap kalian menikmati cerita yang saya buat ini.

Sekali lagi, Terimakasih.
Selamat membaca~

INFINITY  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang