"AS-!!" Belum selesai Raya berteriak, tiba-tiba pintu kamar Asa sudah terbuka.
"Loh? Tumben?" Heran Raya saat melihat sang adik sudah berdandan rapi dan siap untuk berangkat.
Bukannya menjawab, Asa langsung turun ke bawah dan mengambil roti untuk sarapannya. Ia terlihat sangat terburu-buru.
"Pelan-pelan dek makannya." Sahut sang Mama yang baru saja sampai di meja makan.
"Tumben banget jam segini udah siap?" Tanya sang Mama lagi.
"UHUK! UHUK!!" Asa tersedak air minumnya sendiri.
"Asa.. pelan-pelan." Kini Papa nya yang berbicara.
"Kamu kok tumben banget sih pagi-pagi udah siap gini? Mau bolos ya?" Ujar sang Papa membuat Asa menatapnya tajam.
"Ihh Papa, yakali aku mau bolos." Jawab Asa dengan tidak santai.
"Mau ketemu pacarnya kali Pa." Sahut Raya yang sedang berjalan menuruni tangga itu.
"Ih apa sih." Gumam Asa sambil melirik Raya julid.
"Dih, apaan tuh begitu." Sahut Raya ketika melihat Asa yang sedang menjulidinya.
"Ah udah ah, Asa mau berangkat Ma, Pa." Sahut Asa sambil berlari keluar rumah.
"I-iya deh." Ucap Mama nya yang melihat anaknya bertingkah aneh.
VROOM VROOM
Suara motor terdengar jelas, mereka bertiga yang masih berada di dalam rumah itu langsung saling menatap satu sama lain.
Dengan secepat kilat mereka langsung pergi keluar rumah. Dan benar saja, terlihat Asa sudah berada di halaman rumah dengan motor ninja-nya itu.
"Asa! Kamu mau berangkat pake motor itu?" Tanya sang Mama kepada anaknya itu.
"Iyalah, Papa sama Mama pagi ini kan berangkatnya? Ntar kalau dianter pun pulangnya gaada yang jemput." Ucap Asa dengan suara yang kurang jelas karena tertutup helm nya itu.
"Kan ada supir dirumah, suruh ngejemput pak supir aja." Jawab Mama nya.
"Iya non, biar saya anter aja." Sahut pak supir yang berada di gerbang depan.
"Nggak, nggak usah pak, hari ini bapak libur aja deh, kalau saya butuh nanti saya telpon." Ucap Asa membuat supirnya terkejut.
"B-beneran non?" Tanya pak supir yang sudah kegirangan.
"Iya bener. Nggak papa kan Ma, Pa?" Tanya Asa.
"Ya.. nggak papa sih.. tapi kamu yakin nggak butuh supir??" Tanya Papa nya.
"Enggak Paaaa" jawab Asa yang sudah mulai kesal.
"Udahlah Ma, Pa, biarin aja, dia kan udah biasa juga naik motor itu." Sahut sang Kakak.
"Iya tuh." Sahut Asa juga.
"Y-yaudah deh, hati-hati ya dijalan." Ucap Mamanya lagi, Asa hanya mengangguk dan langsung menancap gas motornya.
"Hadeh.. kenapa lagi sih itu anakmu mas, ada-ada aja." Heran Mama nya.
"Yaudah lah Ma, biarin aja." Jawab sang Papa.
Raysa hanya bisa menggelengkan kepalanya dan langsung masuk ke dalam rumah disusul oleh Raya dan Papanya.
FYI: Sejak SMP, Asa udah sering banget naik motor ninja, bahkan di sekolahnya dulu, ia sering disebut cewe 'badgirl'. "Hah kok bisa?"
Iya, aneh kan? Seorang cewe yang lemah lembut sepertinya disebut bad girl? Nggak guysss, dulunya Asa itu emang cewe yang kecowo-cowo an gitu (tomboy), tapi saat masuk ke SMA ini, dia bilang dia pengen jadi cewe yang lembut, dia masih berusaha sih, semoga aja bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
FanfictionDua bersaudara yang saling melindungi dan peduli. Meski kadang sering bertengkar, itu tak akan mengurangi rasa sayang keduanya. Waktu terus berputar dan takkan pernah berhenti. Jika pohon takkan bisa tumbuh tanpa tanah. Maka mereka takkan bisa hidup...