~𖹭~Malam ini adalah malam diadakannya pertunjukan teater yang sudah lama kita persiapkan itu. Kita sedang bersiap di dalam sebuah ruangan bersama yang lainnya. Tak ada hal yang istimewa bagiku saat itu, aku hanya menikmati euforia yang terjadi dalam ruangan tersebut.
Sesekali aku menghela napas karena dandananku yang ternyata tak sesuai dengan ekspektasi ku. Yahh, aku pikir aku akan didandani seperti ibu-ibu sosialita, taunya peranku hanya sosok ibu yang mulai banyak keriput dan menua, haha. Kakak tingkat ku tertawa melihat kami dan mengabadikan momen itu dengan video yang ia ambil dari ponselnya. Aku terus-terusan melihat kaca dan bertanya "Kak, apa memang seperti ini dandanannya?" protesku dengan cemberut.
Sementara itu diam-diam mataku melirik wajahnya. Kebetulan ia ada di sampingku, ia juga di dandani oleh kakak tingkatku. Ku perhatikan wajahnya yang sudah sama pasrahnya denganku. Ku tepuk-tepuk pelan punggungnya untuk menguatkan, ia pun mengangguk. Matanya bengkak sejak pagi dan ia memakai kacamata untuk menutupinya. Hal itu semakin menambah aura bapak-bapak seperti peran yang ia mainkan, lucu sekali.
Sesekali aku meledeknya dan wajahnya bertambah pasrah membuatku semakin semangat untuk menggodanya. Setelah wajahku dan wajahnya selesai didandani, entah keberanian dari mana aku pun menggandeng tangannya dan kami pun berfoto layaknya suami istri menggunakan ponsel kakak tingkatku karena. Lalu bertingkah seperti hal itu bukan apa-apa. Padahal selama latihan saja, kami tidak pernah berbicara secara intens. Kami hanya berdekatan saat mulai memperagakan peran yang kami ambil.
Aku selalu merasa tak bisa jadi dekat dengannya. Seperti ada tembok yang tak bisa ku tembus. Entahlah, aku selalu merasa terpental lebih jauh saat mencoba untuk menghancurkan tembok itu.
Lalu setelah pakaian dan dandanan kami selesai, kami pun pergi menuju panggung dan menyaksikan penampilan dari kelompok lain. Aku cukup menikmati penampilan tersebut, walau sesekali ada rasa tidak percaya diri melihat penampilan yang banyak mendapatkan respon dari penonton. Akankah kami juga bisa mendapatkan respon tersebut?
Beberapa saat fokusku pecah, pikiranku hanya menyuruh untuk menatapnya. Ini aneh. Kenapa aku selalu saja mencarinya dan ingin berada di dekatnya?
Jarak antara kami hanya terhalang oleh satu anggota kelompok kami. Aku pun menyuruhnya untuk bertukar posisi dengannya dengan dalih ingin membicarakan tentang scene kami yang padahal tidak terlalu penting. Untungnya temanku yang jadi penghalang itu mau-mau saja.
Kami akhirnya duduk berdekatan. Anehnya tiap kali aku duduk di dekatnya tidak terbesit rasa tidak nyaman. Padahal aku lumayan anti untuk terlalu dekat dengan laki-laki. Suasana saat itu bagiku benar-benar nyaman, walaupun teman-temanku banyak yang gugup karena akan tampil.
Aku menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang. Gambarannya seperti pasir yang berserakan di langit hitam tersebut. Aku selalu suka menatap langit, langit pagi saat matahari terbit, langit yang cerah, langit yang mulai berubah warna oranye saat matahari mulai terbenam, dan langit malam.
Langit di fakultas ku kini menjadi langit favorit tempatku bisa memandang banyaknya bintang dengan leluasa. Semakin malam semakin banyak bintang yang bermunculan di langit itu. Suara berisiknya panggung hanya terdengar samar-samar di telingaku. Banyak pikiran yang tidak jelas terlintas di benakku.
"Kita berada jauh dari bumi," ucapnya dengan tiba-tiba dan secara samar-samar tapi masih bisa ku dengar saat itu.
"Hm?" Gumamku sambil sedikit melihat ke arahnya.
"Nggak,"
Ah, dia bilang apa sih tadi? Aku jadi kebingungan sendiri mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya.
Maksudmu bicara seperti itu untuk apa ya?
Sifat geerku ini tentu saja tidak bisa tenang. Aku jadi berpikir apa dia memperhatikanku menatap langit ya?
Orang-orang saja tidak peduli dengan apa yang aku lakukan dan apa yang aku tatap di atas sana.
Aku jadi ingat lagi dengan kata-kata ku, "Wih! Ada bintang! Udah lama gak lihat bintang!"
Aku jadi berpikiran hal yang aneh.
~𖹭~
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Called Love?
Teen Fictionaku bingung, ini aku beneran suka sama dia atau cuma baper karena waktu itu ya? A short story by anycabina. Hope you enjoy!