11

1K 132 5
                                    

Jaemin berjalan gontai menuju istana, ia langsung kembali ke kerajaan setelah Donghyuck mengabari kalau Jeno menghilang dan ditemukan racun pada makanannya.

Wajahnya mengeras dengan aura kemarahan yang mendominasi, ia bahkan membuka pintu kamar Jeno dengan kasar. Benar yang dikatakan Donghyuk kamar itu telah sepi dan tak ada lagi sosok Jeno.

"Cari ke setiap sudut istana, kalau perlu tanyai satu persatu pelayan di istana. Kita harus mencari pelakunya" Donghyuck mengangguk paham. Ia keluar dan hendak pergi ke istana timur, tempat tinggal para pelayan.

...

"Siapa yang menyajikan makanan pada tamu pangeran Jaemin?" Donghyuck bertanya dengan pedang mengkilap yang membuat para pelayan ketakutan. Ia mengarahkan pedangnya pada leher pelayan satu persatu dan membuat mereka gemetar.

"Dia..dia telah pergi, setelah menyajikan makanan ia mengundurkan diri dan membawa semua barangnya pergi" ucap si kepala pelayan dengan pedang yang hampir menggores lehernya. Donghyuck mengangguk dan kembali memasukan pedangnya pada sarung.

Ia telah mencari ke kamar yang di tempati oleh si pelayan, namun semuanya sudah bersih. Akhirnya ia pergi ke tempat kerja Jeno sebelumnya untuk bertanya pada teman Jeno.

♚♚♚

Jeno membuka matanya perlahan, ia melihat tempat asing lagi. Ini bukan kamar pangeran atau kamar yang ia tempati, nuansanya terlihat tua dan antik. Jeno mendudukkan dirinya di kasur dan menatap sekeliling kamar.

"Dimana aku?" Gumamnya tapi hanya dibalas kesunyian.

"Rupanya kau telah bangun" Sosok lelaki paruh baya masuk ke kamarnya sembari membawa nampan berisi teh hangat. ia meletakannya pada meja di samping kasur dan duduk dipinggir kasur.

"Siapa kau?" Tanya Jeno dengan mata memincing, dia tak ingat apa-apa setelah hampir kehilangan nyawa di istana tempo hari.

"Aku pangeran Geofrey, kakek putra mahkota" Sosok itu tersenyum dengan teduh membuat Jeno menurunkan ke waspadaanya.

"Dimana kita?, kenapa aku harus ada disini?"

"Jaehyun menitipkan mu pada ku, kita berada jauh dari istana. Ini adalah kediaman ku dan istri ku" Jeno mengangguk paham.

"Kau rupanya telah besar Jeno, aku tak menyangka bisa melihat mu kembali" Tangannya yang keriput membelai surai Jeno halus. Bagaimana sang kakek bisa mengetahui tentangnya, kalau dipikir-pikir wajah kakek ini mirip seperti kakek yang memberikan Jeno pajangan samoyed. Tapi dia bilang dia kakek Jaemin kan? apakah kakeknya dan kakek Jaemin berbeda?.

.
.
.

"Kita akan melangsungkan pernikahan dengan bangsawan Leonard" Sang Raja menyesap kopi paginya. Ia menatap pada anaknya yang tak terima, disisi lain sang permaisuri nampak tenang.

"Kenapa terburu sekali? aku bahkan belum mencari pasangan hidup ku" Bantah Jaemin sedikit meninggikan suaranya.

"Apa laki-laki itu yang kau maksud pasangan hidup? ibu telah memperingati mu untuk tak berurusan dengannya" Sang Ratu menimpali dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Laki-laki? siapa itu?"

"putra kita membawa seorang pria rendahan masuk ke istana yang mulia, ia juga melakukan tindakan tak beradab dengan lelaki itu"

"Apa maksudnya putra mahkota?"

"Aku mencintainya ayah, aku ingin hidup bersamanya"

"Pangeran, kau tak diperbolehkan menikah dengan rakyat biasa, dan lagi dengan pria? walau negri ini tak melarang hubungan sesama jenis bagaimana mungkin kau bisa memberi pewaris takhta selanjutnya jika menikah dengan pria"

Sang Raja menghembuskan nafas seraya memijat kepalanya yang pening. "Aku akan bicara pada bangsawan Leonard dan akan segera melangsungkan pernikahan" Final sang Raja tak dapat dibantah oleh Jaemin.

♚♚♚

Jaehyun menggeledah seisi kamar kost yang dahulu di tinggali Jeno, ia tak menemukan sesuatu yang janggal. Dengan helaan nafas akhirnya Jaehyun membuka lemari Jeno, ia harus mengemas beberapa pakaian untuk dikirimkan ke kediaman pangeran Geofrey.

Namun ada hal yang menarik perhatian Jaehyun, ia melihat sebuah celah di antara lemari. Jaehyun menariknya dan tak lama kemudian ada sebuah ruang rahasia yang tersembunyi dibalik lemari. Bau menyengat keluar dari sana, dan saat Jaehyun masuk tulang belulang serta gambar pentagram lah yang dapat ia lihat. Ini lah yang ia cari, kecurigaan bahwa Jeno menjual jiwanya pada iblis yang membawanya ke sini. Jaehyun pikir itu hanya firasatnya saja, tapi saat melihat ini tebakannya tak salah lagi.

Simbol yang berada di tubuh Jeno sama seperti simbol yang pernah ia lihat pada mayat ketua pemberontak barat, mereka bilang bahwa ketua sengaja menjual jiwanya untuk memenangi pertarungan. Tapi kenapa jiwa Jeno masih ada di tubuhnya?, jika Jeno benar-benar menjual jiwanya maka ia sudah mati sekarang.

brakk...

Pintu dibuka dengan kasar, Jaehyun memegang pedangnya dengan sigap dan keluar dari ruangan itu. Disana ada Donghyuk yang telah sigap melayangkan pedang padanya.

Mereka mulai bertarung sampai pedang Donghyuk menyayat bahu Jaehyun dan juga punggungnya. Jaehyun kalah telak saat ini, ia membiarkan para pengawal kerajaan mulai menyeret tubuhnya entah yang entah akan dibawa kemana.

....

"Dimana kau sembunyikan Jeno!!" Teriak Jaemin pada Jaehyun yang terikat di kursinya. Penampilan Jaehyun saat ini sangat naas dengan darah yang bercucuran dari punggung serta bahunya.

"Aku tidak akan memberitahu mu dimana Jeno, terakhir kali Jeno di istana ia hampir di bunuh oleh ibu mu" Ucap Jaehyun dengan tatapan tak kalah tajam. Ia lebih cepat dari Donghyuk dalam mencaritahu pelaku yang meracuni Jeno. Ia menangkap Pelayan itu dan Pelayan tersebut mau membuka mulut saat di ancam tentang keluarganya.

"Kenapa ibu ku?" Jaemin cukup terkejud dengan fakta yang dilontarkan oleh kakaknya.

"Mungkin dia tidak suka jika putra mahkota menyukai pria dari kalangan bawah? maka ia membunuhnya" Ucap Jaehyun.

"Tidak, ibu ku tak seperti itu" Jaemin menggeleng menolak fakta tentang ibunya.

"Maka tanyakan langsung kepada ibu mu itu, kenapa dia harus mencoba membunuh Jeno setelah suaminya membunuh keluarga Jeno yang tak bersalah." Lagi Jaemin kembali mengetahui fakta yang selama ini tak pernah ia ketahui. Kenapa Jeno? apa hubungan antara keluarganya dengan Jeno sebenarnya?.

"ku beritahu lagi satu hal, dia bukan Jeno. Jeno yang asli telah menjual jiwanya pada iblis, entah mahluk apa yang berada di tubuhnya saat ini. Sebaiknya kau tak mencari-cari lagi Jeno.uhukk..khukk.. fokus saja pada pernikahan mu dengan putri Liana" Jaehyun memuntahkan darah yang amat banyak dari mulutnya. mungkin ajalnya sudah dekat, ia rasa ia bisa pergi sekarang. Toh Jeno aman bersama Pangeran Geofrey.

t.b.c

Jaehyun tau banget tentang masa lalu chuakks

VENGANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang