48. Welcome Pasha Junior

2.1K 102 6
                                    

Setelah pembicaraan hari itu, aku mencoba sebaik mungkin untuk lebih berani. Aku mencoba untuk mengajak berbicara bayi kami meskipun sedikit canggung. Tentu, Mas Pasha yang lebih sering mengajaknya berbicara. Mas Pasha juga mengurangi jadwalnya, bahkan dalam satu bulan terakhir dia hanya memiliki satu jadwal, itupun pemotretan majalah yang tidak menghabiskan waktu satu hari penuh. Dia lebih banyak menemaniku senam hamil, jalan-jalan di pagi hari, bahkan ikut nungging ketika aku harus nungging seperti saran dokter. Mas Pasha melakukan banyak hal bersamaku 3 bulan terakhir.

Hingga hari yang kami tunggu tiba. Sejak semalam aku merasa ingin buang air besar tapi tidak bisa, punggung juga terasa sakit sekali. Rasanya seperti panggulku membelah diri.

Saat tiba di rumah sakit pukul 02.13 WIB tadi malam, dokter mengatakan sudah pembukaan 4. Aku masih harus menunggu beberapa saat lagi untuk pembukaan penuh. Sejauh ini dokter mengatakan masih bisa melakukan persalinan normal. Kuharap pun begitu.  Tapi apapun itu yang terbaik untuk bayi kami.

Lantunan puji-pujian kupanjatkan kehadirat Allah Swt. sembari terus menggenggam tangan Mas Pasha. Sesekali pikiranku kacau, "Jadi ini yang ibu rasakan saat melahirkanku? Nyawa seperti di ujung kepala. Ah, aku dicubit ibu begitu saja mengeluh dan ketakutan hingga saat ini. Bahkan rasanya tidak seberapa," pikirku sepanjang rasa sakit terus bersarang di sekujur tubuhku terutama bagian pinggul.

Mas Pasha dengan wajah pucatnya terus  memberiku usapan lembut di kepalaku juga genggaman erat di tanganku. Dia tidak banyak berbicara sejak aku terus mengeluhkan rasa sakit.

Tak lama perawat bersama dengan dokter kandungan datang untuk memeriksa bukaan. Menanyakan beberapa hal pada perawat termasuk perihal tensi darahku. Lantas dokter mengatakan akan segera dilakukan tindakan sehingga dua perawat mendorong tempa tidurku menuju ruang bersalin.

Seperti persalinan pada umumnya, berusaha mendorong bayi untuk keluar, tetap berusaha sadar, dan mengontrol napas. Aku bahkan tidak bisa menjelaskan bagaimana rasa sakit itu seolah membelah panggul dan mencabut nyawaku. Orang bilang rasa sakit yang dirasakan setiap ibu saat melahirkan berbeda-beda. Ada yang mengatakan tidak sesakit itu hingga dikatakan nyawanya ada di ujung kepala, tapi ada juga yang mengatakan sakitnya seperti hampir kehilangan nyawa. Dan aku merasakan sakit yang nyawaku hampir tidak di tempatnya. Entah sebab ini persalinan pertama atau aku yang berlebihan.

Tapi sakit itu benar-benar hilang seperti sulap begitu bayiku keluar dan menangis kencang seolah mengumumkan kehadirannya di dunia. Aku sempat melirik tubuh mungil dengan bercak darah itu ada di gendongan perawat, sempat menyentuh ujung jari kecilnya, benar-benar hanya menyentuh. Tentu aku sempat memeluknya setelah dia bersih, detak jantung kecil yang beradu dengan detak jantungku. Suara tangis yang terus memecah gaduhnya dunia, tangan mungil yang masih menggenggam. Aku sempat merasakan itu semua sebelum mataku terasa berat dan mengantuk.

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, aku terbangun ketika Mas Pasha menyambut CEO agensinya yang datang beserta istri untuk menengokku. Juga Danendra sudah duduk di sofa entah kapan dia tiba.

"Oh, sudah bangun?" tanya Mas Pasha mendekatiku. "Mau minum?"

Mengangguk.

"Mau makan?"

Menggeleng pelan.

"Okey, tapi habis ini makan ya. Nanti kata dokter harus coba susuin bayinya dulu. Aku udah beli susu almond sama almondnya juga, katanya bagus untuk melancarkan ASI," kelas Mas Pasha sembari melihatku meneguk air putih.

Kujawab hanya dengan anggukan.

"Bayi? Belum dikasih nama?" tanya Danendra membuatku melihat ke arah Mas Pasha. Aku bahkan belum diberitahu tentang nama yang dia siapkan. "Wah gila lo, ah bahkan gue belum tahu jenis kelaminnya apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Perfect RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang