MPLS

723 41 8
                                    

iya, Masa perkenalan Lingkungan Sekolah. Yang mana dulu disebut sebagai MOS atau Masa Orientasi Siswa. Author belum paham betul MPLS ini harus ngapain dan bagaimana. So, jika ada salah jangan ragu untuk memberi kritik. Ini sesuai pengalaman saya sendiri soalnya.

____________________

Sekolah Menengah Kebangsaan Monsta, adalah sekolah terpilih dengan akreditasi sekolah yang tinggi karena kualitas pelajarnya juga sang pengajar sangat baik.

Ngga sih, ini sebenarnya seperti sekolah biasa. Bagi Solar.

Katanya elit? Biasa aja tuh, Solar juga bingung kenapa dia harus ikut kakak-kakaknya sekolah di sana.

Jadi gini, Solar dengan kakak kembarnya sekolah satu tahun lebih awal sekalian bareng kakak kakaknya yaitu Blaze dan Ice.

Yap, Solar aja sekarang belum genap 15 tahun dan sekarang sudah naik sekolah menengah terakhir.

Dan sekarang adalah masa MPLS, Solar sampe ga bisa tidur mikirin tentang MPLS pertamanya ini. Maklum, dia SMP daftarnya telat dan jadi murid pindahan karena sempat berdebat dengan ayahnya jika dia ingin bersekolah berbeda tempat dengan saudara saudaranya yang lain. Tapi di sana malah diBully, jadi ayahnya Tomato memindahkan Solar satu sekolah dengan kakak-kakaknya supaya ada yang jaga.

Dulu dia ga ikut MPLS karena sakit satu Minggu penuh sebelum tahun ajaran baru di lingkungan baru. Dengan kekuatan orang dalam, Solar masih tetap diterima walau akhirnya pindah.

Dan kini, SMA. Dia sebenarnya ga sendiri sih, ada Duri juga yang rencananya mau ambil IPA sama dengannya. Blaze dan Ice rencananya milih IPS sih.

Blaze milih IPS karena ga suka biologi Ama fisika. Kalo Ice milih IPS karena katanya di IPS bisa tidur sambil dengar cerita. Oh ayolah, mereka tidak niat mendaftar tapi malah keterima.

Hmm, apa karena Gempa sebagai ketua OSIS di sana? Orang dalam brohhh.

Persetan dengan orang dalam. Solar kini berdiri baris bersama Calon Peserta Didik(CPD) yang lainnya di Apel pagi.

Solar udah keringat dingin, ingin sekali dia memakai maskernya tapi Abang OSIS menyuruhnya melepaskan. Okey, dan kini beberapa CPD cewek memperhatikannya membuat Solar risih tapi juga bangga dikit. Kenapa dikit? Karena pikiran dia sedang tidak memikirkan tentang kepopularitas. Kini dia memikirkan bagaimana caranya untuk bersosialisasi. Ya kali dia harus ngintil mulu ama Duri yang notebene- nya lebih mudah dan berani untuk bersosialisasi dengan sosok baru.

Solar tak mendengarkan apel dengan baik, daritadi matanya melirik ke kanan kiri dan sesekali menoleh pada Duri yang anteng memperhatikan sang guru memberi arahan di depan sana.

Dengan gugup Solar membenarkan posisi kacamatanya yang sempat melorot. Dia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. Tidak tau harus apa, selama ini ia hanya menyiapkan otaknya untuk belajar sains, bukan sosialisasi.

"Solar?" Solar sedikit tersentak saat Duri tiba-tiba memanggil.

Duri sedikit memiringkan kepalanya bingung karena Solar yang sudah berkeringat.

"Kamu kenapa?" Tanya Duri saat adik kembarnya itu menoleh dengan wajah cemas.

"Ng.. ngga papa." Solar menggeleng kemudian melihat ke arah bawah.

Duri tersenyum seperti biasa.
"Solar, kenalin nih." Solar menoleh pada Duri dan seorang CPD/siswa sedikit memiringkan badannya untuk melihat Solar.

"Namanya Sori, hehehh." Oh, Duri udah dapet kenalan aja. Kira kira begitulah isi hati Solar saat melihat sosok baru yang kayaknya.. sefrekuensi dengan Duri.

"Sori, ini kembaranku. Namanya Solar." Duri mencoba menjaga suaranya tetap pelan karena guru di depan sana masih berbicara memberikan pengarahan.

Solar terpaku saat Sori tersenyum cerah lalu mengulurkan tangannya. "Kenalin! Aku Sori!"

oneshoot Boboiboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang