20

25.4K 1.3K 25
                                    

"Hati hati itu panas yan." Peringat Keylo pada Ryan yang tengah mengangkat panci berisi telur rebus.

"Iya pa," Jawab Ryan meletakan panci tersebut.

Kini mereka tengah memasak untuk makan malam dibantu oleh 3 orang pembantu, katanya Liam yang merupakan kakak Albert akan datang dengan kedua putranya.

"Sebaiknya kamu buat puding saja, biar papa yang memotong kentangnya." Suruh Keylo diangguki Ryan.

Ryan bersusah payah berjinjit hendak mengambil bubuk puding yang berada di lemari lumayan tinggi.

"Ini untuk mu honey." Albert menyerahkan kotak berisi bubuk puding yang dihadiahi senyuman kecil dari Ryan.

Cup!

Albert menghadiahi kecupan manis dipipi mulai berisi milik Ryan, yang membuat pakmil itu bersemu karena keylo tengah memandang mereka dengan sinis.

"Yaaa! Albert pergi sana kau! Malah bermesraan disini!" Hardik Keylo mengangkat pisau yang digenggamannya kearah Albert.

Sedangkan Albert hanya memandang mengejek pada lelaki paruh baya itu.

"Bilang saja papa iri, wlee makanya jangan galak-galak kan daddy jadi takut berdekatan denganmu... " Ejek Albert seraya memeluk Ryan dari belakang, membuat Ryan memerah malu.

"Dasar bocah!" Maki Keylo kembali memotong motong kentang, mengabaikan Albert yang tengah bermanja pada kekasihnya.

"Hey lepas Al, aku akan memotong buah dulu..." Rengek mencoba lepas dari pelukan sang kekasih.

Sedangkan Albert hanya tertawa kecil, lalu melepaskan pelukannya dan mengelus perut cembung Ryan dengan lembut.

"Biarin saya saja yang memotong buah, kamu buat puddingnya." Ucap Albert diangguki Ryan.

Akhirnya mereka berdua membuat pudding bersama dengan sesekali Albert bersikap jahil dan Ryan memekik kesal, hal itu mengundang senyum hangat diwajah Keylo yang memandang pasangan itu. Keylo berharap Sylva mau menerima hubungan putra bungsunya, dan tidak menghancurkan nya seperti wanita itu menghancurkan putra pertamanya.

"Tadaaa selesai~" Pekik Ryan senang saat pudding buah buatannya dan Albert telah selesai hanya tinggal menunggu dingin.

Cup

Albert mencium sudut bibir kekasihnya dengan lembut.

"Udah kan? Ayo sekarang kita ke kamar, liat baju kamu kotor," ajak Albert yang diangguki Ryan, mereka pun berpamitan pada Keylo dan berlalu menuju kamar.

Saat Ryan berada dikamar mandi untuk cuci muka, dengan telaten Albert memilih piyama yang akan dipakai kekasihnya itu.

"Ini pakaiannya, kalo gitu saya keluar dulu ya sebentar." Albert menyerah kan sepasang piyama berwarna navy, lalu pamit keluar dari kamar.

Dengan segera Ryan memakai piyama itu dan ia berbaring sebentar, karena waktu makan malam masih 15 menit lagi. Dia memainkan ponselnya membalas pesan dari Zaki mereka membahas tentang soal ujian esok hari.

Cklek...

Ryan mengalihkan tatapan menuju pintu ia kira yang masuk adalah Albert, ternyata sebuah tangan kecil memegangi gagang pintu dan membukanya. Oh! Seorang anak berusia 5 tahunan dengan paras manis dan tampan kini menatapnya dengan polos.

"H-hy... " Sapa anak kecil itu dengan gugup, membuat Ryan tersenyum kecil dan duduk dipinggir kasur.

"Hy juga! Kemarilah..." panggil Ryan, dengan pelan anak itu menghampiri Ryan.

"Siapa nama kamu sayang?" Tanya Ryan setelah anak manis itu berada dihadapannya, ia mengusak rambut coklat sang anak lembut.

"I-iyan.. Nama iyan adalah iyan." Jawab Anak kecil yang mengaku bernama iyan.

Guru Bucin || Mpreg [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang