~ Tuan Peri! I Love You! ~
~ 1 ~
"Aku berangkat!"
Suara nyaring ibu samar-samar kudengar dari arah dapur saat diriku sudah hampir keluar rumah. Wanita itu berteriak, menasehati supaya hati-hati dijalan. Aku terkekeh, menyelesaikan ikatan sepatu sebelum menjawab "Iya" tak kalah lantang.
Ribuan kapas putih yang ringan nan lembut menjadi hal pertama yang menyabutku setelah membuka pintu. Bunga salju berguguran, aku mengembangkan senyumanku. Tangan kananku menengadah, berharap kapas-kapas indah itu jatuh ketelapak tanganku. Itu sangat dingin dan empuk, langsung lenyap setelah tersentuh dengan tangan.
Setelah cukup puas menikmati indahnya bunga salju, aku segera melangkah keluar dari pelataran rumah. Pagar besi tertumpuk salju, kemudian runtuh semua setelah aku membukanya. Kali ini, aku ingin menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan menikmati salju dibulan Desember dengan bahagia.
Musim dingin di Tokyo tak terlalu buruk bagiku. Kota besar yang biasanya sangat ramai ini masihlah tetap penuh dengan manusia bernyawa -walau tak sebanyak hari biasa. Semua orang memakai baju tebal mereka, berlalu lalang menyibukkan diri dengan berbagai hal. Salju yang turun tak menjadi halangan bagi mereka untuk beraktivitas. Hanya tumpukan-tumpukan salju saja yang terkadang menjadi masalah untuk para pejalan kaki.
Aku terkekeh, menikmati pemandangan biasa itu sembari bersenandung-ria.
"Karma?"
Seseorang memanggil namaku. Saat ku menoleh, sosok pemuda bersurai biru pendek sebahu menyapa dengan senyum ramah. "Ah, Nagisa. Ohayou~" aku menyapa balik dengan satu tangan terangkat. Sahabat biru ku ini tak banyak berubah setelah beberapa tahun berlalu.
Tubuhnya mungkin sedikit lebih tinggi dari dulu, tapi cuman beberapa senti dan hanya sebatas pundakku saja. Wajahnya tetap manis, mengecoh orang lain agar beranggapan bahwa dia seorang gadis dengan pakaian tomboynya. Hahaha.
"Kau mau pergi kemana?" Tanyaku pada Nagisa. Kulihat pemuda biru itu membawa tas selempang dengan entah apa isinya. Diperkirakan bahwa itu adalah buku.
"Aku ingin kerumah temanku. Mengerjakan tugas kuliah bermasa. Tau lah masa-masa seperti ini pekerjaan rumah semakin menumpuk. Untung masih semester awal, jika tidak sudah mati aku dipusingkan skripsi."
Aku tertawa, lucu melihat Nagisa menggerutu kesal seperti itu. Jarang-jarang sahabat biruku ini mengeluh akan tugas. Biasanya dia akan selalu semangat mengerjakannya.
Yeah, akhir-akhir ini memang cukup sibuk. Entah untuk pekerjaan rumah, tugas kuliah, kemacetan yang begitu padat, dan lain sebagainya. Untuk kami para mahasiswa semester awal, tugas yang diberikan belum cukup banyak. Aku sendiri sudah menuntaskan semua tugas-tugas kuliah jauh-jauh hari, sehingga waktu liburanku benar-benar dihabiskan untuk bersantai.
Oh ngomong-ngomong, aku dan Nagisa kuliah ditempat yang sama, Universitas Tokyo. Namun kami berbeda jurusan. Aku mengambil jurusan hukum, sementara Nagisa mengambil jurusan pendidikan. Pemuda biru itu ingin menjadi guru katanya. Yeah dan aku mendukungnya.
"Karma sendiri, apa tugas kuliahmu sudah selesai?"
"Tentu saja sudah. Aku bukan pemalas yang hanya akan mengerjakan tugas sehari sebelum dikumpulkan."
Nagisa tertawa kecil, "Kau bicara seolah tidak pernah melakukannya."
"Ha? Memang tidak, 'kan?"
"Tidak salah maksudnya."
Pemuda biru itu masih tertawa, dan tak lama aku ikut tertawa pula.
"Baiklah, hati-hati dijalan. Salju-salju ini membuat jalanan menjadi licin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Peri! I Love You! [BL] || Hiatus
FanfictionDia satu-satunya Peri, yang ku cintai... ••• [AsaKaru Fanfiction] [Wilujeng_Arthur] Disclaimer! • Assassination Classroom or Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Sensei • All Characters by Yusei Matsui • Plot by Me, @Wilujeng_Arthur Warning! Ini lapak yaoi...