~ Tuan Peri! I Love You! ~
~ 3 ~
Pertemuan kami terlampau ajaib memang. Tidak ada yang tahu, bahwa ternyata sosok 'peri' yang hanya dianggap mitos itu benar-benar nyata. Dan aku adalah termasuk orang paling beruntung bisa bertemu seorang peri. Sejak saat itu, kemampuan unikku mulai muncul. Mata biasa milik manusia ini malah mendapat kemampuan melihat sosok tak terlihat.
Iya, sosok seperti makhluk-makhluk mistis dan horor. Hantu. Juga sosok mungil dengan sayap transparan dipunggung, peri.
Ada enak dan tidak enaknya memiliki kemampuan itu. Tentu kalian tahu betapa tersiksa seorang pemilik indra keenam yang mampu melihat 'mereka' yang tak terlihat. Jika yang muncul adalah para peri, maka aku tak mempermasalahkannya. Namun jika yang muncul adalah makhluk-makhluk menyeramkan dengan tubuh tak utuh maka itu sungguh bencana.
Butuh waktu beberapa tahun sampai aku terbiasa dengan pemandangan asing nan mengerikan itu. Aku yang masih umur lima tahun hanya bisa menangis melihat hantu-hantu berwajah seram, menunjuk-nunjuk panik ke salah satu arah pada orang tuaku yang tentu saja tak bisa melihatnya. Sejak saat itulah mereka tahu bahwa aku memiliki kemampuan melihat makhluk halus.
Kupikir keduanya akan panik saat mengetahui anak semata wayang mereka bisa melihat 'mereka', namun ternyata, dari penjelasan ibu, dia memang memiliki gen seorang penyihir. Maksudnya, gen dari orang berkemampuan spiritual dari kakek-kakeknya.
Itu berarti kakek buyutku.
Maka sudah jelas dan wajar jika kedua manusia dewasa itu bersikap maklum dan tenang. Ternyata aku memang keturunan penyihir, walau ibu tak punya kemampuan yang sama.
"Sudah sampai..."
Suara lembut itu tiba-tiba menyapa, menyadarkanku dari lamunanku. Ku alihkan pandangan kesekitar, pemandangan pohon-pohon tinggi penuh salju menjadi hal pertama yang ku dapati. Kedua mataku melebar, menyadari dimana diriku berada sekarang.
"Ini, tempat ini..."
"Lima belas tahun yang lalu, kita bertemu disini."
Senyumku mengembang sempurna, tak menyembunyikan sedikitpun rasa antusias yang kini memenuhi benakku. Kulepas tautan tanganku darinya dan berlari ketengah-tengah, tepat dimana dulu aku pernah jatuh saat menghindari sebuah pohon besar.
Ah, ingatan lama itu kembali segar sekarang. Aku tak menyangka, Tuan Peri akan membawaku ketempat ini lagi. Tempat dimana awal pertemuanku dengannya dan awal kenangan manis bersamanya.
Aku berbalik menghadap Tuan Peri dengan sumringah. Pemuda itu, dengan wajah yang tetap sama dari beberapa tahun yang lalu serta setelan jas yang sama berdiri diam memandangku sembari tersenyum kecil.
Sial, ini terlalu manis.
"Kau membawaku ke Shirakawa-go?" Anggukan pelan menjawab pertanyaanku. Aku bersorak girang.
Ini menarik. Salah satu kemampuan Tuan Peri yang paling ku kagumi adalah kemampuan berpindah tempat dari tempat satu ketempat lain dengan syarat tempat tersebut memiliki musim yang sama dengannya-musim salju atau musim dingin-mengingat bahwa Tuan Peri adalah peri musim dingin. Sejak aku mengetahui kemampuan Tuan Peri ini, aku mulai memintanya membawaku ke tempat-tempat menakjubkan dimusim dingin.
Sudah banyak yang kukunjungi, baik di Jepang sekalipun, maupun diluar negeri. Benar, Tuan Peri bisa membawaku ke luar negeri tanpa perlu sebuah paspor. Sangat menguntungkan bukan? Jadi kalau aku ada kepentingan ditempat jauh, bisa meminta bantuannya asalkan dimusim dingin. Hehehe.
Untuk tahun ini, aku tak meminta Tuan Peri membawaku kesuatu tempat. Melainkan aku menyuruhnya memilih tujuan kami sendiri sebagai kejutan untukku. Yup, anggaplah aku meminta sebuah hadiah atas hari ulang tahunku. Dan tak disangka, raja peri ini membawaku ketempat bersejarah (bagiku).
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Peri! I Love You! [BL] || Hiatus
FanfictionDia satu-satunya Peri, yang ku cintai... ••• [AsaKaru Fanfiction] [Wilujeng_Arthur] Disclaimer! • Assassination Classroom or Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Sensei • All Characters by Yusei Matsui • Plot by Me, @Wilujeng_Arthur Warning! Ini lapak yaoi...