Tuan Peri! I Love You!

74 17 11
                                    

~ Tuan Peri! I Love You! ~

~ 2 ~

Pertemuan kami sudah lama berlalu, itu sekitar lima belas tahun yang lalu ketika aku masih berusia lima tahun. Dan aku tak akan pernah melupakan pengalaman mengagumkan itu sampai kapanpun.

Musim salju sudah menjadi musim yang paling dinanti olehku sejak dulu. Selain menyenangi bunga kapas indah yang turun dari ketinggian membawa hawa dingin, adalah dalam bulan terakhir di akhir tahun aku selalu merayakan hari ulang tahunku.

Saat itu kami berlibur ke salah satu tempat wisata yang menjadi hadiah ulang tahunku yang ke lima, tempat dimana sejak dulu selalu ingin kukunjungi saat winter.

Shirakawa-go. Objek wisata memukau sekaligus museum hidup peninggalan zaman dahulu dengan pemandangan pedesaan yang sangat indah dan berada di desa Gifu, Jepang. Tempat ini tak sengaja kulihat di sebuah situs yang menampilkan berbagai macam destinasi wisata saat winter, foto pedesaan yang tertutup oleh bunga-bunga salju menjadi daya tarik yang tak dapat dilewatkan. Dan aku pun memilihnya. Memang jaraknya amat jauh dari tempatku tinggal, namun orang tuaku tak memiliki pilihan lain selain memenuhi permintaan seorang bocah lima tahun yang berguling-guling dilantai sambil menangis histeris.

Tanggal 24 kami berangkat, saat itu malam hari, dan orang tuaku juga sedang libur akhir tahun di tempat mereka bekerja. Kami sampai di Shirakawa-go pagi hari dan segera mencari penginapan. Rencana hari itu adalah menghabiskan waktu bersama keluarga sembari menunggu malam tiba untuk merayakan ulang tahunku ke lima di jam dua belas malam.

Yeah, kau tahu? Seperti kebanyakan turis atau wisatawan yang datang, kami melakukan banyak kegiatan ditempat tersebut-kebanyakan mengambil potret, yang dilakukan oleh ayahku-membuat boneka salju, perang salju, tiduran diatas salju, dan sebagainya yang berkaitan dengan salju. Kami berhenti setelah merasa cukup lelah dan memutuskan makan siang dengan menu yang menghangatkan tubuh di penginapan. Lalu dilanjut dengan tour sederhana di pedesaan sembari menikmati keindahan alam. Guguran bunga salju lalu turun ditengah perjalanan kami, aku menyambut riang, menengadahkan tangan dan berlari kesana kemari laiknya bocah lima tahun pada umumnya.

Kesenangan kami harus berakhir ketika aku-entah mengapa-merasa lelah dan mengantuk, kemudian tertidur dalam pelukan ayah, kalau tidak salah. Tidak tahu apa lagi yang terjadi saat aku terlelap, yang ku ingat, saat bangun sudah berada diatas ranjang kamarku, di penginapan. Disisi kiri, jendela berbentuk segitiga menampilkan suasana malam Shirakawa-go, butiran salju berguguran lembut. Wajahku kembali sumringah, lantas mendekat ke jendela, naik ke pembatas jendela dan menempelkan wajah pada kaca bening itu berharap dapat menatap indahnya pemandangan salju di malam hari.

Gemerlap lampu setiap rumah segitiga bercahaya lembut di langit malam, dibawah guguran salju, menjadi pemandangan menarik layaknya negeri fantasi yang penuh keajaiban. Bunga salju menjadi daya tarik tersendiri bagiku, melihat benda lembut itu jatuh dari langit, rasanya cukup menyenangkan dan nyaman. Aku melipat tangan di tepian jendela, memandang keluar, kapas-kapas putih jatuh kesegala tempat. Satu-dua menyatu bersama gundukan-gundukan salju, satu-dua kembali melayang keatas dan bercahaya terang.

Aku mengerjap, kala itu nampak pemandangan ganjil, mengucek kedua mata dan menatap keluar lagi. Masih sama, beberapa bunga salju melayang naik kembali, berputar-putar seolah memiliki kesadaran sendiri, kemudian terbang lebih tinggi. Luar biasa! Bagi bocah lima tahun, benda itu seperti hewan bercahaya yang terbang berputar diudara. Kunang-kunang. Tak ada hewan lain lagi yang dapat mengeluarkan cahaya terang seperti itu.

Rasa penasaran membuatku memilih membuka jendela kamar, udara dingin segera masuk, hewan bercahaya terbang tak jauh dihadapanku. Tanganku menengadah, mencoba meraih, namun mereka menghindar. Tak disangka bola-bola kecil itu terbang mendekat dengan sendirinya, memutari tanganku yang masih tergantung diudara, lalu berputar diatas kepala.

Tuan Peri! I Love You! [BL] || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang