Perjodohan, ya ternyata haruto dan 11 dominan itu telah di jodohkan sejak lama, namun kenapa haruto yg asli tak memberi tahu dan mengambil jiwanya? Padahal ini kebahagiaan bukan penderitaan dan ternyata..
"Aku tak kuat lagi..ini membahagiakan namun jiwaku sudah terlalu lemah aku tak ingin mereka merasakan sakitnya kehilangan"
Hiandra mengerti hal itu, haruto tak membenci mereka namun hanya tak ingin kesebelas dominan dan keluarganya bersedih jika kehilangannya, ia harus memainkan sebuah cerita ini hingga tamat
"Haru...bangun sayang, ayo katanya kamu mau pergi jalan-jalan hari ini"mama Lisa membuka gorden jendela membuat cahaya masuk ke dalam kamar haruto
"Eughh..ma tutup gordennya haru masih ngantuk"haruto menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya merasa terganggu dengan masuknya cahaya matahari
"Kan hari ini haru akan jalan-jalan?, Apa tidak jadi? Ini sudah jam 09 : 12"mata haruto yg tadinya tertutup seketika langsung terbuka
"Astaga!, Ma kenapa ga bangunin haru dari tadi?"haruto beranjak dari tidurnya dan sedikit merasa pusing karna nyawanya belum terkumpul, berlari benuju kamar mandi
"Ada-ada saja, biasanya tidak telat begini?"Lisa membersihkan tempat tidur haruto setelah itu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan sarapannya
20 menit kemudian haruto keluar dari kamar mandi dengan handuk yg melilit di bagian pinggang hingga paha mulusnya
"Aduh kok bisa telat sih?"haruto mengobrak abarik isi lemarinya mencari pakaian yg bagus hingga tak sadar 6 orang masuk kedalam kamarnya memperhatikan dirinya yg masih memakai handuk saja
"Lama banget pilih bajunya"haruto terdiam dan membeku di tempat ketika suara depp terdengar tepat di belakangnya tubuhnya menoleh dengan pelan
"ANJ-hmpp"
"Ssttt ga boleh kasar"
Mulutnya di bekap oleh tangan orang yg berbicara tadi tanganya mencoba melepaskan bekapan itu mulutnya
"Apa?, Mau di lepas?"haruto mengangguk
"Oke,, tapi janji ga ngomong kotor lagi?"haruto mengangguk dan bekapan itu terlepas dari mulutnya
"Lo-!!! Hhhh, kak ji mau bunuh aku ya!"haruto menungkikan alisnya garang menutupi rasa ingin mencabik orang yg ada di depanya ini
"Lo?"jihoon mendekatkan wajahnya dengan wajah haruto
"Humm, bukan gitu"haruto rasanya ingin pergi saja dari sini sekarang juga bagaimana dirinya bisa bersikap seperti ini?
"Coba ulangi?"tangan jihoon mengusap pipi haruto walau nadanya terdengar lembut namun wajahnya menunjukkan ekspresi tak suka
"M-maaf kak itu refleks"jihoon menghela nafas panjang dan mendekap haruto kedalam pelukannya
"Maafin kakak karna udah buat kamu ketakutan"haruto menenggelamkan wajahnya di dada bidang jihoon merasa nyaman dengan pelukaan itu
"Setan!, Jijik gw anj, coba aja nih badan kagak kurus kering dah gw tonjok nih orang"haruto membatin dengan perasaan kesal di campur geli ketika peluka hangat keduanya semakin erat
"Kamu cantik ru"
"Gw cowok!, Babi!"
"J-jangan kayak gitu kak"
Ibarat pisang yg bagus di luar dan busuk di dalam ekspresi haruto sangat amat berbeda dengan batinya
"Lucu banget sih hm?, Tapi lebih ke sexy.."haruto mendorong jihoon ketika menyadari dirinya belum memakai pakaian dan hanya menggunakan handuk di pinggangnya dan yg parahnya lagi 5 orang yg duduk di kasurnya terus memandangi dirinya dari atas sampai bawah
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession To Me? [ HIATUS ]
Randomtentang hiandra anak broken home yang bertransmigrasi ke sebuah cerita novel dan menjadi anak bungsu keluarga watanabe, menjadi incara 11 dominan gila yang terobsesi kepadanya 'nama gw hiandra bukan haruto!' 'dan kamu pikir kami akan tertipu sayang...