"jun! Bangun," titah Jisung
"Hm?"
"Bangun, sudah waktunya pulang," ucap Jisung lagi berusaha membangunkan Renjun sambil menepuk-nepuk bahunya.
Renjun mulai membuka matanya dengan ekspresi kesal karena mimpi indahnya diusik. Namun matanya terbelalak kaget saat melihat pria bongsor didepannya. Wajah mereka terlihat sangat dekat. Renjun dapat melihat wajah Jisung yang tegas, matanya yang indah, juga bibirnya yang seksi.
"Oh? Jisung?"
"Hm, bangunlah hyung. Aku harus segera pulang, dadah!" Jisung pun langsung beranjak pergi meninggalkan Renjun terbengong disana karena baru bangun.
"Ah shit, dari tadi aku ketiduran toh?" Ucap Renjun pada dirinya sendiri. Renjun lalu berdiri dan membereskan berbagai makalahnya dan skripsinya yang belum selesai. Ia merapihkan kemejanya yang kusut lalu beranjak pergi. sore ini Renjun dan Ji-Sung pergi ke sebuah kafe untuk mengerjakan tugas mereka bersama. Jisung adalah adik tingkat Renjun, sehingga mungkin ia butuh bantuannya sesekali, lagipula Renjun adalah teman Jisung dari kecil.
Sesampai dirumah, Renjun segera membersihkan diri dan menata barang-barangnya. Renjun merebahkan dirinya di kasur setelah itu. Dan seperti biasanya, ia lalu memainkan ponselnya.
"Anjirlah, anak ini makan apasih? Badannya atletis banget," ucap Renjun pada dirinya sendiri. Sebenarnya Renjun sudah lama diam-diam menyukai adik tingkatnya itu.
Renjun bergerak menyamankan dirinya diatas kasur sambil terus memandangi foto tangan Jisung yang ia dapatkan itu.
Renjun seketika membayangkan tangan berurat adik tingkatnya itu menggaruk dan menggagahi memeknya. Renjun menggelengkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya."Tidak, tidak, bagaimana bisa aku berpikir seperti itu?" Bisiknya pada diri sendiri.
"Ah sudahlah, aku kebelet pipis," Renjun pun meletakkan handphonenya di atas kasur dan pergi ke kamar mandi.
Sesampainya disana, ia tidak langsung pipis. Ia memandangi memeknya sendiri yang basah entah mengapa. Ia kemudian melamun, membayangkan tangan Jisung mengelus bibir kelaminnya, dan membayangkan jempol besarnya mencubiti klitoris Renjun. Renjun sudah lupa akan tujuannya ke kamar mandi, ia tanpa sadar mulai memainkan memeknya dengan tangan mungilnya sendiri.
"Eungh," lenguhnya keluar.
Memeknya terasa sangat sensitif karena hampir tidak pernah ia sentuh. Jari telunjuknya mulai mengurut kelaminnya dengan hati-hati."Ahh, Jisung!" Matanya tertutup dan kakinya mengangkang lebar. Mulutnya tak berhenti mendesahi nama 'Jisung'
"Aduh..."
Satu jarinya mulai bergerak masuk di lubang senggama yang telah banjir itu. Satu tangan lainnya mencubiti putingnya dan meremas payudaranya yang tak sebesar wanita.
"Ah! Eungh! Ah! Jis-ah!" Badannya menggelinjang saat tangannya menekan bagian sensitif di lubangnya. Kakinya bergetar. Jarinya bergerak cepat seakan itu adalah Jisung yang melakukannya. Mulutnya terbuka, haus akan kuluman.
Renjun menggerakkan pinggulnya berlawanan dengan jarinya. Ia kemudian menambah satu jari untuk mengejar pelepasannya.
"Ah! Ah! Jisung! Aah!"
Tangannya terus mengocok memeknya yang licin, hingga lubang yang ketat itu mulai melonggar. Pipinya merona. Siapapun yang melihat kondisi Renjun saat ini pasti terangsang. Klitorisnya ia cubit keras memberi sensasi nikmat padanya.
"Enakh-ah!"
Kurang. Ini masih kurang untuk Renjun. Ia belum puas. Tangannya bergerak mengambil botol shampoo yang telah habis itu lalu ia masukkan kedalam memeknya. Dirinya membayangkan bahwa ia sedang dimasuki oleh kontol besar Jisung.
"Jie! Ahh! Enak! Enak!" Renjun bergerak resah
Pening, itu yang dirasakan Renjun saat botol shampoo itu masuk dan terus menekan-nekan bagian sensitifnya.
Putingnya ia tarik dan ia remas hingga bengkak. Jari-jari kakinya tertekuk dan bergetar. Hanya suara cabul yang keluar dari mulut Renjun.
Tangannya bergerak semakin cepat, badannya semakin tegang, pertanda mendekati pelepasan.
"Eungh! Jisung! Jisung! Jisung!"
Napasnya memburu tak karuan, badannya bergetar nikmat.
"Ah! Jis-AHh!"
Splurt splurt
Renjun keluar begitu banyak, cairannya muncrat kemana-mana, lantainya basah dan temboknya juga terkena cipratan pelepasannya. Renjun terengah-engah menikmati cum-nya.
Renjun memandangi jet shower di sampingnya, lalu tanpa pikir panjang ia semprotkan ke memeknya.
"Ah! Enak! Ahh!"
Belum selesai.
Renjun berjalan keluar kamar mandi dengan agak mengangkang. Memeknya sangat basah, sisa pelepasannya menetes di pahanya. Renjun berjalan seperti orang pincang. Ia kemudian naik ke atas kasurnya.
Gila.
Ia menduduki gulingnya.
Ia menggesekkan lubang senggamanya yang basah itu pada gulingnya sambil berfantasi bahwa yang ia duduki itu adalah adik tingkatnya. Saliva Renjun menetes karena nikmat. Gatal, memeknya terasa sangat gatal. Ia menggesek-gesek dengan cepat.
"Ah-ah! Jisung! Jisung! Enak! Mau lagi!"
Lubangnya berkedut-kedut saat klitorisnya tergencet gulingnya. Renjun kembali memilin putingnya sendiri untuk menambah stimulasi.
"Eungh, kebelet pipis"
Kakinya ia buat mengangkang supaya lebih leluasa menggesek. Lubangnya mengeluarkan banyak cairan nafsu membuat bercak noda di atas kasurnya.
Pinggulnya bergerak gelisah ingin diberi nikmat. Matanya terpejam, yang terbuka hanya mulutnya.
Tak hanya putingnya yang ia mainkan, pusarnya juga, membuat efek geli.
"Keluar lagi! Ah-ah!!"
Cairannya muncrat kemana-mana, membuat spreinya basah dan bau. Napasnya tersengal-sengal merasakan pelepasannya, badannya bergetar tak karuan. Tangannya memainkan memeknya selagi squirting. Kemudian Renjun pun secara tak sengaja pun pipis, karena kelebihan stimulasi.
Curr curr
"Eung! Pipis! Pipis! Jisung!"
Tangannya meremas kuat kasurnya, kakinya lemas dan bergetar. Setelah itu Renjun langsung tertidur karena kelelahan.
Tanpa ia tau sebenarnya Jisung tak sengaja memandangi kegilaannya dari luar jendela.
"Hyung..." Bisik Jisung dengan celananya yang terasa sesak.
--------
Gimana ges? Maaf ya pendek, im actually pretty bad at writing. Sorry...
Komen dong aku musti nulis kayak apa lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Oneshot
General Fictionone shot gabut aja sih - some of them may contain Aboverse/Omegaverse - some of them may contain Boypuss or hybrid - kebanyakan dongren sih kayanya - very slow update (jangan ditunggu) - I'm not really good at writing so please don't expect to much...