Berubah

258 19 2
                                    

Suara alarm berbunyi dengan kencang, membuat jake sim yang sedang tidur pun terbangun dengan bingung. Bingung? Iya, karena sebelumnya jake maupun sunghoon tidak pernah menyalakan alarm. Biasanya, sunghoon sudah terbiasa bangun pagi dan lalu ia membangunkan jake.

Jake mencari sumber alarm tersebut dan ternyata ponsel jake sendiri yang memiliki alarm itu.

"Ba..ngun sendiri ya.."
" dari : sunghoon"

jake yang melihat judul alarm di ponselnya pun terkejut. Ia mengusak mata nya sebentar lalu ia segera mengecek dapur yang biasa sunghoon gunalan untuk masak saat pagi hari untuk jake.

Tidak ada sunghoon.

Jake yang masih kebigungan itupun mengecek seluruh ruangan apartnya, namun tetap nihil. Jake pun melihat jam yang menunjukkan pukul 7 pun panik. Ia segera mengambil handuk dan memasukkan buku ke tas miliknya.

.
.
.

Jake yang sudah siap untuk pergi sekolah pun mengira sunghoon sudah pergi duluan karna mungkin ia bangun telat?

Jake juga tidak melihat motor sunghoon di depan apartnya. jadi mau tidak mau jake harus jalan dari apart ke sekolah.

Dalam perjalanan jake terus memikirkan sunghoon yang tiba tiba hilang tadi pagi.

"Jake!!"

Jake yang mendengar namanya dipanggil pun berhenti berjalan dan menengok ke belakang. "Heeseung?"

Heeseung yang sedang menaiki sepeda pun berhenti di samping jake. "Sunghoon kemana jake?" Jake yang mendengar pertanyaan itu pun juga kebingungan. Jake yang belum sempat menjawab pun sudah ditawari heeseung tumpangan untuk pergi ke sekolah.

"Mau gak jake? Jauh loh!" Ucap heeseung.

Jake mengusak rambutnya. ia diam sebentar lalu mengangguk kecil. Toh cuman numpang tumpangan doang kan? sunghoon ga mungkin marah.

Heeseung tersenyum manis melihat jake yang sedang duduk di sepeda miliknya.
"Udah siap jake?" Jake mengangguk "pegangan jake" heeseung memegang tangan halus jake lalu menempatkannya dipinggang heeseung. Jake yang ragu pun tetap memegang pinggang heeseung dengan erat. Daripada ia jatuh kan?

.
.
.

"Jake turun di depan gerbang ya, heeseung mau taro sepeda dulu"

Jake mengangguk lalu matanya berbinar saat melihat jungwon yang sedang melambaikan tangannya ke arah jake.

Ia berlari ke temannya jungwon yang melompat lompat kecil. Tangan jake langsung ditarik ke dalam sekolah oleh jungwon saat bell sekolah terdengar.

"Pelan pelan!" jake mencoba nyenyamakan langkah kakinya dengan jungwon.

"Sunghoon kemana jake?sakit?" Ucap Jungwon saat berhenti didepan kelas jake dah tidak melihat sunghoon, padahal biasanya ia pergi bareng.

"..." jake terdiam sambil memainkan ujung bajunya.

"Jake? Kamu gapapa? Sunghoon kenapa?" Jake di serbu ber ribu pertanyaan baru oleh jungwon yang bahkan jake belum sempat jawab tetapi sudah ada pertanyaan lagi.

"Jungwon!"

"Eh? Jay! Jake, aku pergi dulu ya! Cerita aja kalau ada sesuatu oke?"

Jake mengangguk kecil dan hanya terdiam melihat jungwon yang semakin menjauh.
Punggung jake ditepuk oleh seorang siswi "Jake? Ayo masuk!" Ucap siswi itu. Sekali lagi, jake hanya mengangguk dan duduk di kursinya, menatap kursi kosong yang berasa disebelahnya dengan lesu.

Jake terus menatap bangku sunghoon sampai beberapa menit seseorang menaruh tas dan duduk ditempat kosong milik sunghoon itu. Jake memiringkan kepalanya bingung.

"Eh jake! Gue duduk disini dulu ya! Kasian tempatnya kosong" jake melamun melihat heeseung mengeluarkan bukunya.

"Jake?"

"Eh!" Jake lalu mengusap matanya dan meminta maaf kepada heeseung.

"Gapapa kok, kenapa minta maaf?" Heeseung terkekeh kecil.

"Em itu-"

Omongan jake pun terpotong oleh guru yang baru saja masuk ke kelasnya.

.
.
.
.

"Udah ya selebihnya kalian pelajari ulang di rumah. Silakan istirahat"

Semua siswa bersorak girang dan berlomba lomba berlari ke kantin, jake hanya melihat teman temannya keluar dari kelas satu per satu sampai akhirnya tersisa jake dan heeseung.

"Heeseung? Kamu gak ke kantin?"

Heeseung menggelengkan kepalanya lalu tersenyum hangat menatap jake.

"Sunghoon kemana jake? Somethings wrong?" Jake ketiga kalinya mengangguk dengan lesu. "Ceritain ke gue boleh?" Heeseung mendekatkan kursinya ke jake dan merangkul bahunya.

"Kemarin kan jake sama sunghoon jalan - jalan, terus entah kenapa pas pulang sunghoon marah - marah. Padahal jake gak ngapa ngapain! Terus tadi pagi jake bangun sunghoon ilang! Apa sunghoon diculik ya? Kasian sunghoon" bibir jake memanyun dan menatap heeseung dengan polos.

"Kayaknya gak diculik deh jake" heeseung memtong pembicaraan nya bentar.

"Kemarin gue ngeliat si sunghoon di mobil lagi telponan, pas gue nguping ternyata si sunghoon selingkuh ama cewe lain, maaf banget gue ngasih tau ini jake. Tapi lu harus tau sifat asli sunghoon.. he is not a good man for you"

"Really? Jake gak percaya! Sunghoon baik! Sunghoon enggak jahat!"

"Buktinya sekarang sunghoon ninggalin jake buat pergi sama selingkuhannya"

".... Kayaknya sunghoon emang gak terlalu baik ya.." heeseung mengangguk puas saat jake percaya perkataan busuknya.

"Jake mau sama heeseung aja! Sunghoon jahat! Sunghoon maunya beliin eskrim utuk cewe lain! Bukan jake!" Jake yang polos pun hanya percaya dan memeluk heeseung.

"Makasih ya heeseung udah kasih tau"

"E-eh?" Heeseung pun bingung karna jake memeluknya. Kaget? Iya. seneng? Banget. Rencana heeseung berjalan mulus seperti kulit bayi.


End~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uke barbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang