Beberapa helai daun kering berterbangan karena angin yang berhembus.
"Siapa kau?"
Aku bertanya kepada sosok yang berdiri di hadapanku.
"Aku?"
Sosok itu tertawa kecil. Tawanya merdu, namun terdengar hampa.
"Entahlah, siapa aku?"
Tampaknya musim ini akan menjadi musim gugur yang istimewa bagiku.
.
.
.Hari-hari berlalu. Aku dan sosok misterius itu bertambah akrab.
Kami saling bertukar cerita. Tentang novel kesukaannya, tentang keluargaku, tentang sekolah ini...
Meski begitu, aku masih belum mengetahui namanya.
Setiap kali aku menanyakan namanya, dia selalu mengelak dari pertanyaanku.
"Namaku tidak penting."
Begitulah jawabnya.
Aku penasaran, mengapa dia merahasiakan namanya?
Tapi, seperti perkataannya, namanya tidak penting.
Lagipula, yang kami lakukan hanya melakukan hobi masing-masing dengan sesekali mengobrol.
.
.
."Kamu aneh, ya."
Dia langsung menoleh padaku dengan tatapan tersinggung. "Hah?"
"Maksudku, kamu memakai kardigan itu di cuaca sepanas ini."
"Setiap orang punya preferensi sendiri, tahu," dia menjawab, nadanya sedikit kesal.
"Kalau begitu, preferensimu aneh."
"Kamu ini...!"
Aku menyeringai kecil melihat wajah masamnya.
.
.
."Hei."
Aku menoleh kearahnya yang sedang berbaring di lantai rooftop, menghentikan sejenak game yang aku mainkan.
"Kenapa?"
"Kalau saja dunia ini merupakan sebuah novel, maka kaulah protagonisnya," celetuknya.
Aku mengangkat alis.
"Bukannya semua orang merupakan protagonis dari hidupnya masing-masing?"
"Entahlah. Hidupku terlalu membosankan, aku sepertinya tidak layak untuk menjadi protagonis." Dia menghela napas. "Dan kurasa, yang kau maksud adalah 'tokoh utama'. Bukan 'protagonis'."
Kalau dipikir-pikir, dia belum pernah menceritakan tentang kehidupan pribadinya padaku.
Aku ingin menanyakan soal itu kepadanya, namun urung.
"Bagaimana denganmu?" tanyaku.
"Aku?"
Dia terdiam sejenak.
"Kalau aku... Mungkin pembaca."
"Pembaca? Itu tidak termasuk peran in-universe," aku menatapnya heran. "Lagipula ada banyak pilihan lain. Antagonis, deutragonis, sidekick, anti-hero, vigilante..."
Dia menggeleng.
"Author menulis untuk sang pembaca. Protagonis diciptakan untuk sang pembaca. Bukankah itu berarti, pembaca adalah peran yang paling penting?"
"Singkatnya, kau ingin peran yang lebih penting dari aku."
"Kurasa kau memang dapat mengatakannya seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reader's ■■ || ORV one-shots [SLOW UPDATE]
Fiksi PenggemarKumpulan karya fanfiksi berbentuk cerita pendek. Didedikasikan untuk sang pembaca kita tercinta.