Bagian 4

222 27 5
                                    

"Akhirnya ujian ini berakhir"

Naruto menghela nafas lega begitu ia keluar dari ruang ujian. Raut lega juga terlihat dari wajah Sasuke, Sakura, dan Hinata.

"Kalian akan langsung pulang?" Naruto bertanya.

"Tentu saja ah rasanya aku tidak sabar ingin tidur sepuasnya hari ini" Sakura tersenyum senang.

"Kau tidak asik sekali Sakura. Ayolah kita harus bersenang-senang hari ini merayakan keberhasilan kita menyelesaikan ujian"

"Tidak mau, aku lelah. Kau saja sana. Aku ingin pulang dan tidur"

"Ayolah Sakura. Kau setuju denganku kan Hinata, Sasuke?"

Naruto menatap Hinata dan Sasuke dengan tatapan memohon agar mereka berdua menyetujui permintaannya.

"Aku ikut bagaimana kalian saja"

"Terserah"

"Yes! Karna Sasuke dan Hinata setuju maka kau juga harus ikut, Sakura"

Tanpa menunggu respon dan persetujuan Sakura, Naruto sudah lebih dahulu menarik lengan Sakura untuk ikut dengannya. Memaksa ikut. Mereka berdua bertengkar sepanjang jalan menuju parkiran kampus karena Sakura terus memberontak minta dilepaskan.

"Sialan, Naruto. Aku hampir jatuh. Kau mau mati?"

Sakura melotot menatap begitu Naruto melepaskan lengannya, tetapi lelaki itu malah memberikan senyuman jahilnya.

"Ayolah kau pasti suka. Kita ke taman bermain yang sedang ramai dibicarakan itu. Aku sangat ingin mencoba salah satu wahananya"

"Astaga! Kau serius memaksaku hanya untuk pergi ke taman bermain?"

Naruto tidak menjawab malah menyerahkan helmnya pada Sakura. Sakura menghela nafas pasrah dan hendak memakai helm yang Naruto berikan, tetapi cekalan di tangannya menghentikan gerakan Sakura.

Sakura menoleh menatap Sasuke.

"Kau bersamaku saja"

Sebenarnya Sakura ingin menerima tawaran Sasuke, Namun, melihat Hinata yang berada di samping Sasuke membuat hatinya nyeri mengingat perkataan Sasuke mengaku menyukai Hinata. Bahkan, hari ini Sakura hanya berbicara seperlunya saja dengan Sasuke. Entahlah, Sakura sebenernya tidak ingin bersikap kekanak-kanakan dan aneh seperti menghindari Sasuke, tetapi ia hanya belum terbiasa.

"Aku bersama Naruto saja."

Sakura melepaskan cekalan tangan Sasuke yang berada di lengannya. Sasuke mengerutkan dahinya. Merasa heran. Tidak biasanya Sakura menolak ajakannya. Namun, Sakura malah melangkah mendekat dan membisikkan sesuatu pada Sasuke.

"Inilah saatnya untuk kau lebih dekat dengan Hinata." Bisik Sakura sambil tersenyum, berusaha menahan sesak di hatinya.

Sakura beralih menatap Hinata.

"Hinata, kau dengan Sasuke saja ya. Aku takut si bodoh ini akan mengebut seperti orang gila dan kalian tertinggal"

"Kau tahu saja Sakura kalau aku ingin mengebut" Naruto terkekeh menyebalkan.

Sakura memutar bola matanya bosan dan
menaiki motor Naruto.

"Awas saja kau ugal-ugalan. Aku tidak akan segan menjambak rambutmu, Naruto"

"Cerewet. Hei, Sasuke cepatlah kenapa malah diam?"

Naruto menegur Sasuke yang masih belum bergerak dari posisinya malah menatap dirinya dan Sakura.

Sasuke menghela nafas. Sebenernya ia sangat gugup karna ini adalah pertama kalinya Sasuke berdekatan dengan Hinata tanpa Naruto dan Sakura. Sasuke berusaha menetralkan degup jantung nya dan menyerahkan helmnya pada Hinata.

"Terima kasih"

Hinata tersenyum menerima helm yang diberikan Sasuke.

"Naiklah"

"Nah, mari kita jalan" Naruto berseru semangat pada teman-temannya.

                                 
                                    ***

"Hahaha, aku bersumpah wajahmu sangat jelek dan teriakanmu sangat kencang saat kita naik Roll Coster tadi Naruto"

Sakura tertawa terbahak-bahak begitu turun dari Roll Coster mengingat ekspresi ketakutan Naruto saat mereka bermain Roll Coster, sedangkan yang ditertawakan sedang memasang wajah cemberut.

"Tadi itu sangat menyeramkan. Sudahku bilang aku tidak berani tapi kau memaksaku"

"Hei, kau duluan yang memaksaku ke sini. Sayang sekali jika kita tidak mencobanya"

Sakura dan Naruto masih terus berdebat sedangkan Hinata dan Sasuke hanya berjalan di belakang mereka dan menonton interaksi Sakura dan Naruto.

Sasuke melirik Hinata di sampingnya yang sedang memperhatikan Naruto dan Sakura dengan wajah datar. Mungkin gadis itu mulai merasa lelah sebab sudah lebih dari 4 jam mereka di sini untuk mencoba berbagai wahana yang ada.

"Kau lelah?"

Sasuke mencoba memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan Hinata.

"Sedikit"

Hinata tersenyum tipis. Terkejut karena tidak menyangka Sasuke akan mengajaknya berbicara.

"Kau ingin makan dan beristirahat dulu sebelum kita pulang?"

"Bolehkah? Sebetulnya aku memang merasa lapar"

"Tentu saja"

"Naruto, Sakura" Sasuke menegur Naruto dan Sakura yang masih asik bercanda.

"Hinata lapar. Sebaiknya kita cari makan dulu sebelum pergi pulang"

"Astaga, maaf Hinata. Aku lupa sekali kalau kita belum makan" Naruto merasa bersalah

"Tidak apa-apa, Naruto"

"Tidak apa-apa, tetapi wajahmu menunjukkan kebalikannya. Wajahmu pucat sekali" Sasuke menyindir Hinata.

"Ayo kita ke restoran di sana saja" Naruto menunjuk restoran yang tidak jauh dari mereka.

Baru beberapa langkah mereka melangkah Hinata merasa mual dan segera pergi ke toilet yang ada tidak jauh dari mereka. Gadis itu langsung memuntahkan isi perutnya begitu sampai di toilet.

"Kau tidak apa, Hinata?"

Sakura yang mengikuti Hinata ke toilet membantu Hinata menahan surai lavender Hinata agar tidak terkena muntahan. Sedangkan, Naruto dan Sasuke hanya bisa menunggu di luar toilet.

"Sepertinya penyakit maag ku kambuh"

Hinata dan Sakura melangkah keluar begitu Hinata selesai membasuh mulutnya.

"Kau tak apa?" Sasuke bertanya dengan raut wajah khawatir.

"Tidak apa. Maag ku hanya kambuh mungkin karna aku belum makan sama sekali hari ini"

"Wajahmu semakin pucat, Hinata. Kau yakin tak apa?"

Kali ini Naruto yang bertanya.

"Ini akibat kalian lupa waktu"

Sasuke berkata kesal menyalahkan Naruto dan Sakura yang keasikan bermain wahana.

"Maaf Hinata" Naruto merasa bersalah

"Aku tidak apa-apa"

Hinata menggelengkan kepalanya. Merasa tidak enak dengan Naruto dan Sakura yang disalahkan oleh Sasuke.

"Ayo. Aku antar ke rumah sakit" Ajak Sasuke

"Tidak perlu, Sasuke. Setelah beristirahat dan makan ini akan membaik"

"Wajahmu pucat sekali"

"Biar aku antar Hinata pulang" Naruto berujar

"Hinata biar denganku saja. Kau antar saja Sakura, Naruto"

"Ayo Hinata" Sasuke sudah lebih dulu menarik lengan Hinata sebelum gadis itu menolak.

Sakura sedari tadi hanya diam melihat Sasuke yang begitu mengkhawatirkan. Gadis bersurai merah muda itu terkekeh pilu melihat Sasuke dan Hinata dari belakang.

TBC














Forget You, Can I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang