Si rambut pink tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita ku. "Kau! Kau ternyata memang seperti anak kecil!"
"Ayahku juga sering galak kalo aku sudah bahas cowok!" Ujar Gaeul.
Aku menatap datar ke si arah rambut pink. "Ya, seenggaknya ayah masih restuin aku sama kak Taehoon sih."
"Hah... Kalian itu sama-sama anak kesayangan ayah. Kalo aku! Kesayangan kakak, tapi kakak ku sudah punya pacar. Ngeselin banget," ucap si rambut pink.
"Loh kamu punya kakak?" Tanyaku.
"Ya, kakak laki-laki," jawabnya.
"Aku juga punya! Tapi dia ikut ibuku, jadi aku sudah nggak pernah ketemu dia lagi."
"Orang tuamu bercerai?" Tanya si rambut pink dan aku mengangguki pertanyaan nya.
"Aku juga, jadi sekarang tinggal bareng ayahku doang," kata Gaeul.
Aku mengangguk paham dengan apa yang di ucapkan Gaeul.
"Si Taehoon juga tinggal bareng ayahnya doang kan? Ibunya meninggal," kata si rambut pink.
Aku menoleh ke arahnya. "Iya?" Tanyaku dan mereka berdua mengangguk. Aku baru tau tentang ini.
Si rambut pink menyandarkan tubuhnya di kursi yang dia duduki lalu mendengus. "Enak kalian masih punya orang tua, makanya harus baik-baik! Terutama kau! Kelihatan kau pasti sering melawan kan?"
Enak saja dia menuduh sembarangan. "Nggak tuh, kalo aku melawan kan sudah pasti di usir dari rumah," ucapku.
Aku menatapnya. Dia bilang dia tidak punya orang tua selain kakaknya, sepertinya dia kesepian makanya sifatnya begini.
Dia menatapku dengan satu alisnya naik lalu dia melirik ku dan Gaeul secara bergantian. "Kalian berdua kelihatan seperti anak kecil. Kau." Dia menunjuk ke arah Gaeul. "Mirip anak ayam dan kau." Dia bergantian menunjuk ke arahku. "Mirip anak... Babi?"
Aku mengerutkan keningku. "Kok babi?" Tanyaku tidak terima.
"Babi kan lucu," jawabnya.
"Nggak mau! Apaan, ku rasa kau yang mirip babi karena rambut mu warna pink tuh," ujarku.
"Oh kalau aku. Aku singa betina, anggap aku induknya dan kalian anak-anak ku," ucapnya dengan bangga.
Aku terkekeh. "Yah, kurasa itu cocok sih. Tapi kenapa kau yang jadi induk? Kenapa bukan aku, aku kan lebih tinggi dari kalian."
"Hah? Kita kan cuma beda 4 centi. Ingat ya, di sini kau yang paling lemah, kalo ada bahaya bisanya kami berdua yang melindungi mu," ucap si rambut pink.
Aku terdiam. Mungkin ada benarnya juga sih perkataan nya.
"Kak Taehoon yang bakal lindungi aku," ucapku.
"Jangan bawa-bawa Taehoon, ini khusus kita bertiga saja!"
"Oh ya ternyata kak Taehoon cukup perhatian ya," ucap Gaeul dan aku mengangguk. "Ku pikir dia cuma galak saja!@"
"Muka nya memang galak sih," ucapku.
Bel masuk berbunyi. Kami pergi menuju kelas masing-masing. Tersisa satu mapel lagi lalu pulang.
Pulang sekolah ini, aku sama Taehoon lagi. Aku berjalan keluar dari gedung sekolah menuju gerbang, ku lihat tidak ada Taehoon di sana. Berarti dia masih berada di kelas atau mungkin sedang jalan menuju ke sini.
Tiba-tiba saja dia ada di sampingku. Aku menoleh ke arahnya.
"Mau ke game center?" Tanyanya.
"Boleh," jawabku.