Lima bulan lalu, tepatnya ketika Jisoo bangun dari tidur panjangnya. Taehyung mengatakan jika gadis itu terkena tembakan di bagian bahu ketika mereka mencuri emas di toko emas milik juragan tanah di area Trigus.
Alasan yang konyol memang, tapi gadis itu tak mengelak lantaran di bahunya memang ada bekas tembakan.
"Wow, lihat. Bukankah ia seksi," ucap Taehyung menunjuk wanita berbaju kurang bahan yang lewat di depan mereka.
Jisoo menghela nafas, kawannya itu selain bajingan juga sangat playboy. Ia sering melihat Taehyung merayu ibu-ibu hanya untuk mencuri uang mereka.
"Kau benar-benar bajingan dan bisakah melakukan kejahatan saat aku tak di sisimu?"
Pria itu terkekeh, mengecup pelan pipi kanan Jisoo dan menjauhkan tubuhnya ketika Jisoo hendak memukulnya dengan botol minuman.
"Sayang, kau tahu jika aku ini pria idaman wanita. Kau saja yang mungkin tak tertarik padaku. Oh oh jangan bilang diam-diam kau suka mengintip ku bersetubuh dengan jalang?"
"Astaga Taehyung!! mulut mu!!!"
Tak dapat pukulan dari Jisoo, pria itu mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Jennie si pemilik bar. Gadis itu terlalu manis untuk kelakuan tindakan yang tak manusiawi.
"Jisoo, bukankah kau sebaiknya tak tinggal dengan bajingan ini. Lihat ah, aku bahkan bisa bersumpah jika Taehyung yang sering mengintip mu mandi."
"Ehe, kita bahkan pernah mandi bersama, aw aw heh Jennie jangan memukul wajahku, ketampanan ku bisa berkurang, kau tahu aku mencari uang dengan wajahku."
"Aish, bajingan!! mati saja mati saja kau!!!"
Jisoo menghela nafas. Mengusap pipinya yang tadi kena ciuman dan berlalu dari dekat Taehyung. Wanita itu membiarkan Jennie memberikan beberapa luka memar di wajah Taehyung atau mungkin di tubuh pria itu agar sedikit jera.
"Jisoo anak-anak menunggumu di perbatasan. Kau ikut bersamaku atau---"
"Aku ikut denganmu Yoon," sautnya cepat dan masuk ke dalam mobil pria pucat tersebut. Sebelum mobil itu berjalan, ia berteriak.
"Jennie aku pinjam suamimu sebentar, kami ke perbatasan!"
Jennie yang tadi sibuk memukul Taehyung melambaikan tangan, mengatakan jika sarapan suaminya sudah ada di bagasi. Sementara Taehyung berteriak protes.
"Sayang jangan tinggalkan aku!!!"
Sayangnya mobil Yoongi sudah berlalu pergi. Pria itu akan memberikan beberapa fasilitas dan makanan untuk anak-anak yang dia dan Jennie tampung di perbatasan, sementara Jisoo, gadis itu sering mengajari anak-anak cara membaca.
"Taehyung, aku ingin bertanya. Kau serius tidak menyukai Jisoo?"
Jennie kini tengah membersihkan meja bekas pelanggan dan bertanya tanpa perlu menoleh pada pemuda berambut kelabu di belakangnya.
Pria itu menelengkan kepala.
"Apa aku terlihat menyukainya?"
Jennie menoleh dengan wajah datar.
"Caramu melihat Jisoo sama seperti ketika Yoongi melihatku, menurutmu?"
"Berarti Yoongi tak menyukaimu!"
Jennie menghela nafas. Berbicara dengan Taehyung hanya menghabiskan energinya.
"Ngomong-ngomong---"
Jennie menoleh kembali saat hendak ke dapur, menunggu apa yang akan Taehyung katakan.
"Apa menurutmu aku menyukai Jisoo?"
Tau apa yang dilakukan Jennie? Yap. Jennie melempar Taehyung dengan vas bunga yang ada di dekatnya, hingga darah mengalir di pelipis si pria yang kini mengerang.