Di malam harinya aku sibuk merapihkan segala keperluan ku untuk sekolah besok. Aku tidak menyangka kalau sekolah akan di mulai secepat ini. Aku membuka lemari pakaianku dan melihat seragam bertuliskan Wesminister High School sudah tergantung rapih di lemari pakaianku. Aku segera melepas pakaian yang ku kenakan dan mencoba seragam baruku. Aku menatap pantulan diriku di dalam cermin, sekolah lamaku mempunyai seragam yang jauh lebih keren dibandingkan ini. Kemeja putih dipadukan dengan rok hitam benar - benar terlihat biasa saja di tubuhku. Aku kembali memperhatikan rok hitam yang ku kenakan, astaga rok ini bahkan terlalu panjang.
Aku melepas seragam tersebut dan kembali mengenakan pakaianku yang sebelumnya. Beruntung karena aku mempunyai dua rok di lemariku. Aku segera bergegas berjalan menuju ruang kerja milik mom, tidak lupa sebelumnya aku bertanya terlebih dahulu kepada salah satu pelayan di mana letak ruangan tersebut. Ibuku adalah seorang designer dan ruangannya pasti akan sangat membantu ku.
Aku membuka pintu besar yang ada dihadapan ku dan setelah melihat ruangan tersebut kosong, aku segera memulai aksiku. Aku meletakan rok hitam ku diatas meja dan mengambil gunting, tidak lupa sebelumnya aku mengukur panjang yang sesuai dengan keinginan ku. Sentuhan terakhir, aku membawanya ke mesin jahit dan meletakan rokku disana. Tidak mememperlukan keahlian khusus untuk menggunakan mesin tersebut karena mesin tersebut akan menjahit dengan sendirinya sesuai perintah mu. Aku menekan salah satu tombolnya dan sekarang tugasku hanya menunggu mesin tersebut selesai bekerja.
***
Sinar matahari yang begitu menyebalkan berhasil membuat ku terbangun. Maia pelayan pribadi ku yang baru saja membuka jendela kamarku tersenyum dengan ramahnya ke arah ku sementara aku hanya mengutukinya di dalam hati.
"semuanya sudah ku siapkan, nona hanya tinggal mandi saja" aku hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Aku tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mandi. Setelah mengeringkan rambut ku, aku membiarkan rambut coklat milik ku tergerai. Tidak lupa aku memakai sedikit bedak dan menambahkan lipbalm agar bibir ku tidak terlihat terlalu pucat.
"Maia apa mom dan dad sudah berangkat kerja?" tanyaku, membuat Maia yang sedang merapihkan tempat tidurku menghentikan pekerjaanya.
"belum nona, katanya mereka menunggu mu untuk sarapan bersama" ah sial. Aku segera mengganti rok yang ku kenakan dengan rok yang satunya, setelah itu aku menguncir rambut ku menjadi ponytail. Aku memasukan rok dan sweater berwarna navy kedalam tasku sebelum aku bergerak keluar kamar.
Setelah sampai di meja makan ternyata mereka semua sudah berkumpul disini, aku tidak menyangka kalau aku lah yang paling lambat dalam hal bersiap - siap.
"selamat pagi semuanya" aku menempatkan diriku di meja makan dan mengambil satu potong roti.
"kau terlihat bersemangat" ucap ayahku dan di ikuti dengan anggukan setuju dari ibuku.
"biasa saja ah" jawabku dan kembali mengunyah roti. "apakah mobilku sudah sampai dad?" aku teringat akan janjinya yang akan segera mengurus mobil malang ku yang masih berada di California.
"belum, mungkin nanti siang" sialan, berarti aku tidak akan berangkat sekolah menggunakan mobil hari ini. Benar - benar buruk. "mom dan dad harus berangkat sekarang" lanjutnya setelah melihat jam yang berada di tangannya. Mom dan dad bergegas pergi meninggalkan ruang makan sementara aku hanya tersenyum senang.
Aku segera mengambil rok dan sweater yang berada di dalam tasku dan berjalan menuju kamar mandi. Aku segera mengganti rok yang terlalu panjang ini dengan rok yang sudah ku potong semalam, selanjutnya aku memakai sweaterku. Sebelum keluar aku kembali memperhatikan penampilan ku di kaca, begini jauh lebih baik. Aku melepas ikatan rambut ku dan membiarkan rambutku tergerai asal. Aku berjalan keluar kamar mandi dan melihat Will dan Zayn menatapku dengan aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Wants What it Wants // z.m
Fanfikce"Cause good girls are bad girls that haven't been caught" Zoella, gadis yang terbiasa tinggal terpisah dari keluarganya dan sudah terbiasa hidup membohongi ayahnya dengan topeng perempuan baik - baik pun akhirnya harus pindah dan tinggal kembali ber...