4

755 44 17
                                    

Aku sudah mengitari perpustakaan ini sebanyak tiga kali. Aku sudah mencari disetiap bagian perpustakaan dan aku bahkan sudah mencari dengan komputer yang disediakan di perpustakaan ini, tetapi buku yang ku cari masih saja belum dapat ditemukan. Mungkin memang buku seperti itu tidak ada di perpustakaan ini.

Aku menyerah dan lebih memilih untuk berjalan meninggalkan perpustakaan ini, aku beralih kearah coffee machine yang berada di depan perpustakaan. Aku mengambil satu lembar uang dan memenekan tombol yang bertuliskan cappuccino. Setelah mendapatkan cappuccinoku aku bergegas pergi menuju mobil karena hari sudah semakin sore.

Aku merebahkan badan ku diatas kasur, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Seketika aku teringat bahwa aku tidak membuka ponselku sama sekali hari ini. Aku membuka ponselku dan mendapatkan dua pesan masuk sementara jam sudah menunjukan pukul tujuh malam.

From : Mom

Mom dan dad sepertinya tidak pulang hari ini masih ada urusan yang harus kita selesaikan, good night sweatheart

From : Louis

Akan ada balapan liar nanti malam di daerah Bromley, kau tertarik?

Setelah mengetikan balasan untuk kedua pesan tersebut aku segera bergegas pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahku. Aku mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan mengeringkan wajahku. Tidak peduli dengan ponselku yang berdering kembali menandakan adanya pesan masuk, aku segera mengambil skinny jeans dan tank top berwarna hitam. Tidak lupa aku mengambil jaket jeans ku yang tergantung dengan rapih di lemari bagian kanan.

Aku membiarkan jaket tersebut berada di lenganku tanpa memakainya. Setelah merasa siap aku mengambil kunci mobilku dan berjalan keluar secara perlahan, bahaya kalau Will atau Zayn sampai tahu aku akan pergi balap liar. Aku melewati semua ruangan dengan aman. Rumah ini lebih terlihat seperti rumah tanpa penghuni, sepi sekali.

"kau mau kemana?" aku menghentakan kakiku dengan kesal, padahal hanya beberapa langkah lagi aku bisa keluar dari rumah dengan tenang.

"aku ingin pergi ke supermarket" berbohong lagi, kurasa berbohong adalah bakat ku.

"dengan pakaian seperti itu?" aku melihat pakaian ku dari atas sampai bawah, ah sialan.

"apa ada yang salah?" Will terlihat menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang tidak ku mengerti.

"dari pakaian mu, kau tidak terlihat seperti orang yang ingin pergi ke supermarket" Will terdiam cukup lama sementara aku mengeram kesal.

"baiklah aku mengaku, aku akan pergi dengan Louis bukan ke supermarket" aku menempatkan diriku di sofa yang berada di depan Will.

"kalau begitu biarkan Zayn ikut dengan kalian berdua" aku menatap Will tidak percaya.

"kau pasti bercanda" Will menggeleng. "Louis pasti akan menjaga ku, kau tenang saja" Will terlihat ingin menolak namun akhirnya dia menyerah.

"baiklah kau boleh pergi" aku hampir saja menjerit saking senangnya.

"kau memang yang terbaik" aku mencium pipinya sementara Will memberikan ekspersi seperti ingin muntah. Sialan memang dia.

Aku dengan cepat melajukan mobilku menuju lokasi yang sudah Louis beritahu, sebelumnya aku menyalakan GPS terlebih dahulu mengingat aku sangat buta dengan jalanan London. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan tempat tersebut, setelah yakin bahwa ini adalah tempatnya aku segera memarkirkan mobilku.

Setelah nemarkirkan mobilku, aku mengambil jaket jeans milikku dan memakainya. Aku sangat yakin kalau udara diluar sana sangat dingin. Jalanan mati yang sangat jarang dilewati oleh orang - orang pun kini disulap menjadi begitu ramai. Suara musik yang di putar dengan volume yang sangat kencang pun menambah kesan ramai pada tempat ini.

The Heart Wants What it Wants // z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang