-3

9 2 0
                                    

Rey sedang memainkan ponselnya, Merasa bosan dengan aktivitasnya Rey menghela nafas kasar lalu ia menaruh benda pipih tersebut ke meja samping ranjangnya.

Kakinya melangkah satu persatu menuruni anak tangga hingga sampai di dapur ia membuka kulkas mengambil bungkus susu yang masi terisi penuh lalu dituangnya susu ke dalam gelas dan di tuangkannya air panas ke dalam gelas yang sudah berisi susu tersebut setelah selesai Rey mengaduknya hingga rata, Setelah selesai ia kembali melangkah menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar. Bisanya ada bi Eti yang selalu membuatkannya susu sebelum jam tidur namun bi Eti sudah pulang terlebih dahulu karena jadwalnya malam ini pulang lebih cepat. Sepi, Suntuk, itulah yang Rey rasakan di rumah sebesar ini Kedua orang tuanya sama-sama bekerja sehingga Tak jarang Rey seorang diri di rumah selain bi Eti juga mang asep yang ada diruma ini. Bi Eti ialah Art dirumah ini, Mang asep ialah tukang kebun di halaman rumahnya. Keduanya yang selalu menemani Rey, Mulai dari bi Eti yang menyiapkan segala kebutuhan Rey, Reyenza Hadrianus Lelaki tampan berumur 16 tahun, Dengan postur tubuh tinggi, dan Gigi gingsulnya menambah kesan manis pada Rey. Rey Tidak memiliki adik maupun kaka ia merupakan anak tunggal.

Meneguk susu yang dibuatnya tadi hingga habis Rey meletakan gelas yang sudah kosong itu di meja samping ranjangnya. Merasa bosan ia membuka laci di samping tempat tidurnya lalu mengeluarkan 1 PS untuk bermain sendiri. Biasanya ia akan bermain dengan Refaal, Zayn, dan Haikal tapi mereka sedang ada acara keluarga sehingga tidak bisa berkumpul saat ini.

•1 Jam lebih berlalu Rey selesai dengan game PS nya, Merasa ngantuk iapun merapihkan PS nya terlebih dahulu sebelum tidur, lalu merebahkan badannya di kasur king sizenya hingga tertidur.

•Minggu pagi pukul 08:00 Rey sudah siap untuk pergi ke ruma Zayn Rey melangkahkan kakinya menuju garasi, lalu menghidupkan motor sportnya kemudian bergegas pergi meninggalkan pekarangan rumah.

"Si Rey belum dateng?" Tanya lelaki dengan arah mata yang sedari tadi fokus ke layar ponselnya dan tangannya yang bergerak menggeser layar handphone yang berada di tangannya. Dia Refaal radyasinatria kerap dipanggil Refaal-sahabat Rey.

"Belum tadi si bilang otw lagi dialan mungkin" Jawab lelaki di samping Refaal dengan mulutnya yang sejak tadi belum juga berhenti mengunyah permen karet kesukaannya,  Dia Zayn Sakha kerap dipanggil Zayn-sahabat Rey.

"Paling juga lagi nidurin si buncis tu anak" Ujar lelaki di samping Zayn yang sedang asik dengan sebatang rokok yang sedang di hisapnya. Dia Haikal pratama- sahabat Rey. yang terkenal dengan nama leluconnya yaitu kecoa. Buncis-kucing milik Rey.

Saat ketiganya tengah asik berbincang, Rey datang dengan langsung merebahkan tubuhnya di kasur bermotif spongebob milik Refaal, dilepasnya jaket kulit yang membalut dibadannya lalu badannya terbangun dengan kepala bersender di kepala ranjang.

"Tu muka udh kaya benang layangan putus aja kusut bener, kenapa lo?" Tanya Haikal melihat Rey yang bersender di kepala ranjang sambil dengan menghisap rokoknya.

"Kalo udah isep rokok ya pasti lagi dilanda stres tu anak" Jawab Refaal

"Hooh bener, Kenapa lo?" Kini Zayn yang bertanya.

"Gue gapapa" Jawab Rey, santai

"Udah kaya cewek aja lo, gapapa terus kalo ditanya padahalmah ada apa apa dibalik gapapa tu ye gak kawan?"

Tanya Haikal panjang lebar, Tapi yang ditanya seolah tak mendengar tetap santai dengan posisinya.

"Nginep lagi bro?"

"Ngga malem Eca ultah jadi gue dateng, Lo semua juga jangan lupa dateng nanti malem"

"Dede gemoy ultah nambah umur dong, Lo dadakan banget bilangnya"

"Hm, Dateng aja jam 7"

"Pasti, lumayan makan gratis" Ujar Haikal dengan semangat.

"Gratis aja mau lo" Sahut Refaal

"Selagi ada gratisan gue gabisa nolak"

"Gue udah ketemu dia" Ucap Rey dengan nada seriusnya, Yang membuat mereka saling tatap seolah bertanya maksud dari ucapa Rey namun mereka semua menggeleng  tidak tahu.

"Dia, saha?" Tanya Haikal dengan penasaran

"Aily"

Mereka mengangguk mengerti dengan ucapan Rey berbeda dengan Haikal yang  terkejut membulatkan matanya

"WOAH!"

"Gratisan lagi ni kapan traktirannya bro?"

"BLUSH" Refaal melempari Haikal bantal sofa yang berada di tangannya sebagai tadahan.

"ANJING"

"Traktiran-traktiran terlalu gercep emg ya lo, soal gratisan paling number one"

"Asal lo tau dengan adanya gratisan kita bisa berhemat Refaal anjing"

"Gratisan buat lo bisa bangkrut hasilnya"

"Siapa bilang, yang bener tu membawa berkah"

"Berkah lambemu, Bangkrut abis yang ada"

"Terserah" Pasrah Haikal

"Udh kaya cewek aja lo"

"Iya, gue mau jadi cewek biar selalu benar"

"Bagus dong, lo cowok yang mengakui kalo lo serba salah"

"Iya kalo serba guna tepung namanya AHAHAHAHA" Tawa Haikal dengan melemparkan kembali bantal sofa ke arah Refaal.

"Berisik anjing"

"Babang Zayn PMS ya kok ngegas"

"Udh berisik lo pada, Pulang dah
sono"

"Dih, ngusir lo?" Tamu adalah Raja Faal jangan gitu lo, Hormati tamu.

"Tamu, modelan lo?"

"Sialan lo"

"Apa?"

"Apa anjing"

"Gausa ngegas bambang"

"Udh la cape aing ngomong sama kecoa gabakal selesai" Ujar Refaal malas

Haikal menatap Refaal dengan malas tangannya kembali memainkan handphonenya yang tadi sempat tertunda.

"Terus, gimana lo sama Aily?" Tanya Zayn santai

"Pendekatan"

"Buset, sat set bgt lo tapi bagus dah, semangat bro" Ujar Refaal yang serius mendengar Rey bercerita.

"Jangan main-main" Ucap Zayn tegas.

Refaal dan Haikal saling pandang mendengar Zayn memperingati Rey dengan nada seriusnya, Mereka mengerti dengan apa yang Zayn katakan terhadap Rey mereka tahu arti peringatan itu.

"Gue balik" Putus Rey memakai jaket kulitnya lalu bergegas pergi keluar kamar menuju garasi.

"Buset napa tu anak nyelonong pergi gitu aja" Tanya Haikal heran.

"Udah la biarin, Lo tau dia kan walaupun kita lama kenal dia tapi dia ga begitu terbuka sama kita kecuali beberap hal aja yang kita tau selebihnya kita gatau kalo bukan dia yang cerita langsung"

"Yauda, gue cabut juga mau siap-siap ke acara ultah dede gemoy" Zayn pergi meninggalkan kamar tersisa Refaal dan Haikal yang juga sedang bersiap untuk pulang.

Tentang Kita (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang