Pond membuka pintu kondominum lalu pintu ditutup. Kasut pantofel dibuka dan dia melangkah masuk. Jam menunjukkan pukul 11 malam dan waktu sebegini, Phuwin sudah nyenyak tidur. Pond berjalan mahu masuk ke dalam bilik tapi bila matanya menangkap satu tubuh terbaring di sofa membuatkan Pond membatalkan niatnya ingin ke bilik.
Pond melangkah ke arah sofa berbentuk L itu dan mencangkung, melihat Phuwin yang tidur mengiring sambil tangan memeluk perut. Phuwin masih pakai pakaian ke universiti tadi pagi. Apakah Phuwin tidak mandi ?
Pond melekapkan tangannya ke dahi Phuwin. Panas. Pond memegang leher Phuwin dan tangannya dimasukkan ke dalam baju Phuwin, menyentuh perut kempis Phuwin. Panas. Pond menghela nafas panjang bila mengetahui Phuwin demam panas.
" Phuwin, bangun " Pond menepuk lembut bahu Phuwin tetapi Phuwin langsung tidak bergerak.
Pond berdiri dan terus mencempung tubuh Phuwin, mengangkat Phuwin bridal style. Ringan. Apakah Phuwin tidak makan ? Phuwin pun kelihatan kurus selama 2 minggu ini.
Pond terus mendukung Phuwin menuju ke biliknya. Phuwin yang terasa berada di awang-awangan, membuka matanya dengan perlahan. Wajah kacak Pond memasuki matanya.
" Pond.. " panggil Phuwin dengan keadaan yang masih mamai lagi.
Pond hanya mengukirkan senyuman manis untuk Phuwin. Pond membuka pintu biliknya dan membaringkan Phuwin di atas katil nya.
" Don't want to shower ? " tanya Pond kepada Phuwin.
Phuwin menggelengkan kepala sahaja sambil tangan mencengkam perutnya yang sungguh perit sekali.
Pond terus membuka baju membuatkan Phuwin terkaku melihat tubuh badan Pond yang tegap. Saliva mengalir melalui kerongkong. Mata Phuwin terus segar melihat badan Pond yang sungguh sempurna itu.
" Saya mandi dulu. Lepas ini awak mandi okay ? " pinta Pond, mengusap lembut pipi Phuwin.
Phuwin menepis tangan Pond. Dia tidak larat mahu menbantah perintah Pond. Dia rasa lemah, tidak bersemangat. Kepalanya berdenyut-denyut. Perutnya perit dan tekaknya rasa mual.
Phuwin hanya melihat sahaja Pond memasuki bilik mandi yang memang tersedia di dalam bilik tidur. Phuwin menghela nafas. Dia dapat merasakan nafasnya sungguh panas. Apakah dia demam ? Phuwin menutup matanya, mahu merehatkan tubuh yang kepenatan.
Tidak sampai setengah jam, Phuwin dapat merasakan katil yang dia baring, sedikit tenggelam. Phuwin membuka matanya dan melihat Pond duduk di hadapannya.
" Pergi mandi. Awak demam. Nanti kurang sikit panas di badan " pinta Pond, mengusap rambut Phuwin.
Phuwin hanya mengangguk sahaja. Tidak melawan. Malas. Phuwin terus bangun dan mengambil tuala yang dihulurkan oleh Pond.
" Have you had dinner ? " tanya Pond.
Phuwin menggelengkan kepalanya, " No. I didn't eat anything today " kata Phuwin dengan lemah.
Pond terkejut mendengar itu, " Seriously Phuwin ? "
Phuwin hanya mengangguk sahaja dan dia masuk ke dalam bilik mandi.
Pond mengeluh. Dia terus keluar daripada bilik dan menuju ke dapur. Dia tidak pandai memasak tetapi masakan yang basic itu dia tahu. Pond membuat bubur untuk Phuwin memandangkan ini sudah hampir tengah malam dan Phuwin sedang demam.
Pond masuk ke dalam bilik Phuwin dan mengambil pakaian Phuwin yang berada di dalam almari. Pond memasuki biliknya dan mengetuk pintu kamar mandi yang masih ditutup.
" Phuwin, Phuwin " panggil Pond, mengetuk beberapa kali pintu kamar mandi. Beberapa minit kemudian, pintu kamar mandi dibuka sikit dari dalam dan kepala Phuwin keluar.
" Apa ? "
" Nah " Pond bagi satu t-shirt warna putih dan seluar longgar warna biru cair dekat Phuwin.
Phuwin mengambil pakaian itu dan menutup pintu kamar mandi tanpa bercakap apa-apa.
Pond mengeluarkan beberapa fail dari briefcase nya, ingin memeriksa data-data pesakit di hospital nya.
Pintu kamar mandi terbuka dan Phuwin keluar. Tuala kecil terletak di atas kepala. Pond dan Phuwin bertatapan seketika. Phuwin mengalihkan pandangan dan terus baring di atas katil Pond.
Phuwin baring mengiring sambil memegang perutnya yang sakit.
" Are you okay dear ? " tanya Pond dekat Phuwin bila melihat Phuwin meringis kesakitan.
Phuwin memandang Pond, " My stomach hurts. Gastric. I have no appetite for these 2 weeks and I have not taken any pills at all " beritahu Phuwin dengan lemah, " Gastritis plus high fever. Double pain " Phuwin berdecit sambil memeluk perutnya.
Pond bangun dan menuju ke satu meja yang ada di dalam kamarnya. Meja tersebut mempunyai kettle electric dan satu cawan di situ. Pond mengambil thermos warna kelabu dan thermos itu diisi dengan air panas dari kettle electric.
Phuwin hanya melihat sahaja apa yang Pond lakukan tersebut.
" Auch ! " Pond mengibas tangannya di udara bila air panas terkena jarinya. Jarinya yang memerah itu, dihisap perlahan supaya kesakitan di jarinya itu sedikit menghilang. Pond mengambil tuala kecil warna putih dan tuala kecil itu dililit dekat thermos. Pond melangkah ke arah Phuwin dan thermos yang dibaluti tuala itu diletakkan di perut Phuwin.
" What are you doing ? " tanya Phuwin dengan kening berkerut.
" Sakit perut boleh dihilangkan dengan meletakkan air panas seperti ini ataupun meminum air hangat ataupun sup panas " ucap Pond dan melekapkan thermos itu di perut Phuwin.
Phuwin terpegun. Dia melihat Pond yang tengah menekan-nekan perutnya dengan thermos itu. Hangat.
Pond menepuk-nepuk lembut kaki Phuwin sambil menekan thermos di perut Phuwin.
" Pegang sekejap " pinta Pond dan Phuwin memegang thermos itu.
Pond keluar dari bilik dan tidak sampai 10 minit, Pond masuk dengan membawa satu dulang. Dulang besi itu diletakkan di atas meja.
Phuwin duduk di atas katil dan Pond mahu menyuap Phuwin bubur tetapi Phuwin mengelak.
" Aku boleh makan sendiri " kata Phuwin, mengambil sudu dari tangan Pond.
Pond menggelengkan kepala, " No " kata Pond menggunakan suara penuh authority.
Terdiam Phuwin mendengar suara Pond. Phuwin hanya diam sahaja sambil makan bubur yang disuapkan oleh Pond. Selepas makan bubur, dia meminum susu dan memakan pil untuk meredakan kepanasan tubuh badan.
Pond keluar sambil mengangkat dulang itu, meninggalkan Phuwin.
Setengah jam kemudian, Pond masuk ke dalam bilik dan nampak Phuwin sudah tidur dengan keadaan mengiring. Pond senyum dan dia mendekati Phuwin. Bantal dibetulkan dan tiba-tiba Phuwin membaringkan kepalanya di lengan Pond.
Pond terdiam bila melihat wajah pucat Phuwin. Pond senyum dan perlahan-perlahan, dia baring di sebelah Phuwin. Dia memeluk pinggang Phuwin dan tangannya mengenggam tangan Phuwin yang memegang thermos itu di perut.
" Selamat malam sayang " bisik Pond di telinga Phuwin dan dia mengucup kepala Phuwin dengan penuh kasih sayang. Dia menutup mata sambil mengusap-usap perut Phuwin.
Phuwin perlahan-perlahan membuka matanya. Hatinya tersentuh melihat kesungguhan Pond menjaganya. Jantungnya berdegup kencang bila merasakan sungguh dekat dengan Pond. Dia berasa selamat di sisi Pond. Phuwin senyum dan dia mengenggam kembali tangan Pond. Tidak salah bukan dia membuka hatinya untuk Pond ? Suaminya sendiri ?
Kehangatan tubuh Pond sungguh nyaman membuatkan Phuwin terlena di dalam dakapan Pond. Pertama kali, mereka tidur sekatil selama 3 bulan mereka bernikah.
YOU ARE READING
Strawberry and Cigarettes ( S2 )
RomanceAda seseorang memerhatikannya membuatkan dia hidup di dalam ketakutan dan berhati-hati bersama pasangannya yang melindunginya