Prolog-Manusia Buangan

467 37 1
                                    

Hari ini cukup berangin, langit gelap seolah-olah badai akan turun di laut dan menghancurkan kapal. Oh aku berharap, seseorang mengasihani jiwaku. Aku tidak ingin baru login, langsung logout lagi.

Setidaknya, biarkan aku beradaptasi!

Ini sudah hari kedua, semenjak aku terbangun di dunia asing ini. Awalnya, aku mengira ini hanya mimpi atau efek dari mechanical dream milik salah satu rekanku. Yang menggabungkan saraf imajinatif ke dalam mimpi saat tertidur. Intinya, hampir mirip dengan virtual game.

Tapi ini nyata. Aku memiliki rasa sakit aneh dan mulut ku dipenuhi oleh bisa putih, seperti keracunan.
Saat aku terbangun, yang kulihat adalah atap kabin yang terbuat dari kayu. Terlihat kuno dan tua.

Kembali pada dua hari yang lalu.

Aku terlempar ke tubuh seorang pemuda, dengan rambut pirang, dan mata biru, aku melihatnya dari cermin kecil di sudut kabin. Sepertinya pemuda ini seorang bangsawan. Mengingat kemeja dan vest miliknya terlihat bagus. Wajahnya bahkan terlihat seperti tokoh-tokoh pangeran atau putra mahkota dalam komik.

Aku perlahan bangkit dan mengusap bibirku dengan lengan baju. Ada sedikit darah pada busa putih di bibirku, dan rasanya pahit. Aku segera membilas wajah pada ember berisi air.

Perlahan, aku membuka pintu, dan melihat ke arah geladak. Itu...

Beberapa orang, dengan pakaian compang-camping, ada yang terlihat seperti buruh pekerja, ada yang terlihat seperti budak, dan ada pula yang terlihat seperti wanita malam, yang menggandeng putranya yang memiliki rambut merah darah dan mata abu-abu.

Dia adalah anak yang mencolok di geladak ini, dengan warna rambut yang unik, diantara orang-orang. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak unik, dengan rambut pirang seperti emas ini. Tetapi anak itu berbeda.

Melihat sekali lagi, dia persis seperti penjahat utama yang merebut kursi Duchess Dunkelrot dan memimpin perang berdarah di wilayah Duchy. Lalu, saat itulah Female Lead menyelamatkan sang Duchess dengan mengirim ksatria kegelapan miliknya.

Rambut merah, hanya dimiliki oleh keluarga Dunkelrot.

Sialan. Mengapa aku memikirkan novel itu sekarang.

Aku hampir melangkahkan kakiku bergabung dengan mereka, tetapi melihat dari pakaian ku, sepertinya itu sedikit buruk. Tapi apa peduliku!

Aku lekas duduk di samping anak dan ibu itu, dan mereka melihatku dengan tatapan terkejut. Seolah-olah aku ini entitas yang seharusnya tidak berada di geladak ini.

" Yang mulia! Yang mulia pangeran ketiga?! Mengapa anda disini?" Ujar wanita itu dengan terkejut. Suaranya serak dan pelan meski dia berteriak.

Aku sedikit merasa kasihan, mungkin saja dia tidak minum selama berhari-hari. Tetapi itu menguntungkan karna tidak ada orang yang tahu tentang ini.

Tapi, tunggu dulu! Yang mulia? Yang mulia pangeran ketiga?

Apakah identitas tubuh yang ku pakai ini lebih besar dari bangsawan biasa? Seorang keluarga kerajaan?

" Aku...aku tidak tahu. Aku tiba-tiba terbangun di kapal ini. Lalu, bagaimana dengan anda?" Ujarku. Mencoba membuat suaraku seperti orang sakit. Ini perlu untuk membuat simpati.

" Saya Reanna, wanita dari Bar di ujung dermaga. Saya dibuang dari daratan utama kekaisaran karna tidak berkontribusi dalam apapun. Saya tidak punya kekuatan sihir, kekuatan suci, atau aura. Orang-orang yang tidak memiliki ketiganya, dianggap tidak berkontribusi pada kekaisaran dan dibuang ke pulau buangan." Wanita itu menangis. Dia mengusap air mata di pipinya yang kotor dan rambut putihnya yang berantakan menempel dimana-mana, diwajahnya.

The Exiled Prince Will Build A City!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang