Tidak ada suara langkah kaki. Tetapi, jelas-jelas seseorang sedang berbicara di sini!
Kedua kakak beradik itu saling pandang. Mereka menelan ludah kasar dan perlahan, sang kakak yang berambut putih, melihat dari balik kotak kayu.
Siluet seorang pemuda dengan rambut pirang terlihat sedang berdiri di depan setir kemudi kapal. Kemeja putihnya terlihat bercahaya di dalam kabin kapten yang gelap. Dia terlihat berbau seperti uang dan tidak memakai sepatu.
Pemuda itu terlihat merenungkan sesuatu dilihat dari posenya. Selama beberapa menit, dia tidak juga beranjak dari tempat itu.
" Oi, Green. Haruskah kita menegurnya?" Tanya sang adik.
Pemuda dengan surai perak menggeleng. Rambut putih halusnya bergerak-gerak saat dia menggeleng kecil.
" Jangan dulu. Jangan bertindak gegabah. Kita lihat, apa yang akan orang berbau seperti emas itu. " Ujar Green sedikit santai.
Dia sudah menganalisis orang ini dua menit yang lalu. Meskipun ruangan ini gelap, mata hijaunya memiliki sedikit kelebihan dalam melihat dalam kegelapan. Dia bisa melihat bahwa pria ini tidak membawa hal-hal berbahaya. Contohnya belati, bom sihir, atau hal-hal yang tampak oleh mata hijaunya.
" Ohhh! Kakak, dia akan memutar setir kemudi!" Adiknya menggoyangkan lengannya dengan brutal. Membuat tubuhnya yang dilapisi tong anggur membentur tubuh Green dengan kasar.
" Hai, tunggu! Apa yang akan kau lakukan?!" Green yang terkejut tak sempat memarahi tingkat brutal adiknya.
Dia segera keluar dari persembunyian dan mencegah tangan pria itu memegang kemudi. Green hampir kehilangan ketenangannya dan beberapa kali, petir menyambar dengan cukup kencang.
Angin meraung dan langit semakin gelap oleh awan hitam. Seolah menandakan sesuatu akan datang. Tapi itu tidak terlalu buruk daripada melihat senyuman aneh pemuda di depan Green.
Green yang tubuhnya lebih pendek dan kecil, tergulung ke belakang saat pemuda itu mengibaskan tangannya.
" Maaf. Aku tidak bermaksud. Tapi ini semua demi keselamatan kita bersama. " Ulang pemuda itu.
" Kakak! Apa yang kau lakukan pada kakak ku?! " Gadis dengan tong anggur muncul. Aura merah muda mengalir dari pedang aura yang diciptakan gadis itu.
' apanya yang keselamatan?! Kau akan membunuh kita semua di tengah badai!' batin Green nelangsa.
Dia memegang punggungnya yang sakit terhantam dinding kabin. Green menatap pada mata biru pemuda itu yang menyipit lucu. Seolah-olah sedang menertawakan Green dan adiknya. Wajahnya seperti seorang provokator.
" Turunkan itu, Greentea. Sepertinya, yang mulia ini ingin meneliti sesuatu bukan? Tapi, saya minta maaf karna sekarang bukan situasi yang tepat. " Ulang Green.
Greentea mengerutkan keningnya dan sesaat dia terbelalak. Menatap wajah orang yang dipanggil 'yang mulia'
" A-apakah dia pangeran ketiga yang dibuang? Yang kita jaga atas permintaan put-"
Sebelum berhasil menyelesaikan kalimatnya, Green segera menutup mulut adiknya yang gampang bocor ini. Green menelan ludah kasar. Semoga saja, pria ini tidak berbuat onar di saat seperti ini. Rumor yang ia dengar dari ibukota sudah membuatnya merinding, apalagi berjumpa langsung dengan si pembuat onar ini.
" Tidak. Ini demi keselamatan kita. Serahkan saja padaku. Kita tidak akan dimakan oleh monster ataupun tenggelam oleh badai dan menabrak kawasan karang!" Ujarnya dengan semangat.
Kali ini, dia tanpa menunggu ucapan Green, seger memutar kemudi ke arah kanan. Sesuai petunjuk tersembunyi dalam novel, dimana Female Lead kedua bertemu dengan raja Kraken dan mendapatkan akses menuju Pulau Kematian. Tempat dimana para tahanan dihukum mati di pulau itu dan mayatnya, dibiarkan dimakan oleh buruk pemakan bangkai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Exiled Prince Will Build A City!
FantasyPangeran ketiga kekaisaran Sonnenlicht, Abend Von Sonnenlicht, adalah pangeran buangan yang tidak memiliki kekuatan apapun. Dia dibuang karna menodai nama Sonnenlicht dengan tingkah sampahnya, dan dirinya yang mendapatkan fakta bahwa di usia ke 17...