3

24 0 0
                                    

Ready?

Jangan lupa jejaknya

-------------------------------------------------------------

3

Matahari pagi menyusup masuk mengintip ke dalam kamar berwarna putih gading.

Mataku masih setengah tertutup, saat kudengar melodi dering alarm telepon genggamku. Kulirik sekilas jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 06.05 pagi.

"Oh, shit!" Aku akan terlambat berangkat ke bandara jika tak segera beranjak dari kasur. Pesawatku berangkat pukul 07.20. Dan jika aku pergi lebih dari setengah tujuh maka aku akan terlambat.

Yah, hari ini aku akan pergi menemui salah satu client yang akan menjadi partner bisnis baru kami di luar kota.

Sejujurnya aku lebih memilih mengerjakan banyak pekerjaan/proyek di kantor daripada harus pergi. Bukan karena hal khsusus, tapi karena harus bersusah payah tersenyum manis sepanjang saat untuk menarik sponsor yang membuatku terlalu geli sendiri.

Biasanya saat ada urusan di luar kantor begini memang bisa sekalian jalan-jalan untuk meluangkan waktu setelah urusan beres.

Namun, tidak dengan Pak Dani.

Tak banyak waktu yang dia berikan saat aku menemaninya seperti ini. Aku harus menempel padanya sepanjang waktu untuk mencatat dan menganalisis beberapa hal bersamanya.

Sebelum ini, aku sudah 3 kali menemaninya. Setidaknya di kali keempat ini, mungkin dia akan memberikan lebih banyak waktu untuk bersantai bukan?

.

.

.

"Arisha, setelah kamu selesai. Kamu bisa langsung menemuiku di lobby hotel. "Aku sudah turun dari bandara sejak setengah jam yang lalu. Dan saat ini bersama bossku sedang menuju ke hotel tujuan kami.

Oh, tentu saja kamar kami akan terpisah.

Apa yang kalian harapkan?

Atau mungkin aku harapkan? Hahahah.

Pikiran liarku tiba-tiba terlintas sejenak.

Aku menepuk kedua pipiku menepis pikiran itu. Ternyata benar, berada di sekitar laki-laki metropolis dengan parfum mahal benar-benar bisa memabukkan.

Pak Dani hanya menoleh sekilas menatap aneh padaku. Aku hanya menggeleng tersenyum canggung kearahnya.

Sesampainya di hotel aku langsung menuju kamar kami.

Ehh... Maksudnya kamar kami masing-masing.

.

.

.

Aku dan bossku pergi ke salah satu proyek yang ada di selatan kota Bali. Rencananya kami akan mendiskusikan masalah proyek di café yang berada di dekat sini, setelah melihat-lihat proses pembangunan resort.

Nauri Convetion bergerak dibidang pariwisata. Timku berada pada tim pemasaran dimana pak Dani yang memimpin seluruh proyeknya agar berjalan semestinya.

Tak butuh lama sampai partner bisnis kami tiba.

"Halo, Pak Calvin." Sapa bossku padanya. "Ini Arisha sekertaris sementaraku."Ia tersenyum sedikit kearah Pak Calvin.

"Arisha." Aku ikut tersenyum kearahnya mengulurkan tanganku untuk memperkenalkan diri. Wajahnya terasa familiar?

Apa wajah orang-orang penting itu pasaran ya? Pasaran gantengnya.

Dibanding Pak Dani, dia lebih tinggi sedikit. Jasnya yang pas, tampak sedikit membentuk otot perutnya yang aku yakini six pack.

LEMONADE (Manis-Manis Asem Squeeze)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang