Malam hari sekitar pukul 9 setelah Dream Coffee tutup, Louis menghampiri sang hyung yang tengah bersantai diruang tengah sambil meminum cairan merah pekat yang disinyalir adalah darah. Namun bukan darah manusia. Ya, Calevy hanya meminum darah binatang karena diajarkan demikian oleh orang tuanya. Mereka tidak meminum darah manusia, terkecuali terdesak dan tidak langsung dari sumbernya. Kantong darah menjadi solusi.
"Hyung, info yang kudapat tidak terlalu banyak."
"Intinya, dia dimana sekarang dan bagaimana pengawasannya."
"Dia di Aogashima, Prefektur Tokyo Jepang."
"Pengawasan anak buahnya?"
"Dia membawa sekitar 20 orang termasuk tangan kanannya."
"Hm, ok. Lalu kebutuhanku sudah kau siapkan?"
"Tiket pesawat dan akomodasi selama di Jepang sudah. Hanya tinggal pakaianmu saja hyung."
"Bisa tolong kau siapkan juga Lou? Ah, pakian kesayangan Izer bila sedang berburu jangan lupa."
"Apakah Izer Hyung yang akan menyelesaikannya?"
"Kau tahu sendiri jawabannya Lou. Kau mau diajak sparing memang?"
"Oh tidak tidak. Dengan hyung saja aku malas apalagi Izer hyung. Ada lagi?"
"Oh aku baru ingat," meletakkan gelasnya di meja dan menatap Louis, "minggu nanti mungkin akan ada yang mencarimu. Issac Jeon. Dia client kita yang punya misi ini. Setelah kalian bertemu, nanti kabari aku."
"Baik. Itu saja? Kalau iya, aku akan segera membereskan pakaianmu dan Izer hyung."
"Hum, itu saja Lou. Terimakasih."
"No prob."
Louis memasuki kamar utama di rumah tersebut. Bukan ruangan yang besar karena memang rumah toko tersebut hanyalah bangunan dua lantai dengan luas bangunannya sendiri 45m². Namun masih ada space di luar bangunan 22.5m² yang dipergunakan sebagai lahan luar Dream Coffee.
"Kau besok stay di Dream Coffee saja Lou." Kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan gelas ditangan, Calevy berseru ke Louis yang masih berada dikamar miliknya.
"Aku berencana kembali ke sekitar pinggiran kota mencari info."
"Nanti saja. Awasi anak-anak. Kau tahu kan mereka bertiga bagaimana tingkahnya? Selama ini karena aku yang selalu dibalik mesin kasir, mereka jarang berdebat. Kalau tidak ada aku mungkin mereka saling baku hantam."
"Kau yang memilih mereka hyung padahal sudah ku katakan apa kau yakin saat itu. Terima resikonya."
"Tapi sebenarnya kita memiliki keuntungan mempekerjakan mereka. Bukan soal rasa coffee atau cake yang dibuat Ben dan Arthur tapi sifat mereka bisa memberi kita celah untuk mencari info juga. Anggap saja mereka mata-mata tidak resmi kita." Mengetahui akan ada obrolan yang sedikit panjang, Louis segera keluar dari kamar setelah membereskan pakaian Calevy dan duduk di sofa tunggal disamping kirinya.
"Kau benar soal itu. Melihat sifat ramah Arthur, banyaknya kenalan Benjamin dan sifat penurutnya Sean yang terkadang menyebalkan juga, kita bisa pakai mereka untuk mengorek informasi dari para pelanggan. Tapi, mereka belum tahu apapun bukan?"
"Hahaha. Belum. Bahkan bila Issac Jeon nanti mencariku lewat mereka dengan code Izer atau Luci ada? Aku yakin mereka malah akan bingung. Nanti kau breafing saja."
"Code apalagi itu?"
"Code bagi mereka-mereka yang mungkin akan menggunakan jasa kita. Sudah ku jelaskan secara tidak langsung bukan apa yang akan kita lakukan demi memancing si Kang itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CALEVY VENARIZER CHOI, WHO IS HE?
FanficMenceritakan siapa sebenarnya Calevy Venarizer Choi dan kesehariannya. Apa yang dilakukannya, kegemarannya, ketakutannya, profesinya, siapa orang-orang terdekatnya, pekerjaannya, semuanya. Calevy biasanya sehari-hari akan menghabiskan waktunya dibel...