Bab 7, Toilet 🔞

782 53 7
                                    

Semua berjalan mengikuti alur novel. Seperti Luisa yang sudah mulai jatuh hati dengan Protagonis, yaitu Lais Lyman. Mereka berdua sudah memadu kasih semenjak seminggu Luisa datang ke sekolah ini. Kini tugas Zayyan hanyalah mencegah Algis mengganggu mereka berdua sehingga ia tidak terkena dampak buruk yang akan di bawa Algis nantinya.

Tapi untuk saat ini Zayyan berpikir Algis tidak akan mengusik mereka berdua. Tetapi malah mengganggunya. Lihat saja tampang seperti tidak berdosanya yang sedang menikmati bakso di depannya. Sudah dari seminggu lalu ia membuntuti Zayyan seperti anjing penjaga. Bukan hanya berangkat sekolah yang diantar, tapi saat ingin pergi bekerja pun dia antar. Sampai-sampai teman kerjanya mengoloknya.

Hal itu lah yang membuat Zayyan jengkel. Rasanya ingin memukul wajah tampan Algis. Tapi jika ia melakukan itu di depan umum, bisa-bisa ia yang remuk du gebukin oleh fangirl Algis.

Sebuah pentol ter-arah tepat di depan wajah Zayyan. Membuat lamunannya buyar seketika. Ia melihat si pelaku yang tak lain adalah Algis.

"Jangan melamun. Cepat makan." Ucapnya dengan tangan yang masih setia memegang garpu yang sudah terdapat potongan pentol.

"Aku bisa makan sendiri" Ucap Zayyan ingin merebut garpu itu tapi tangan Algis segera menghindarinya dan tetap memajukan gapunya ke depan mulut Zayyan.

"A-aku akan makan sendiri! "

"Aku ingin menyuapi mu" Seketika wajah Zayyan berubah menjadi semerah tomat. Ia melirik ke orang-orang yang berada disana mulai mengamati perdebatan kecil mereka.

Algis ikut melirik ke orang-orang sekitar. Membuat mereka mengalihkan perhatian mereka ke semula karena takut. Melihat hal itu Algis tersenyum tipis ke arah Zayyan.

"Atau kau mau main pesawat-pesawatan? Ayo buka mulut aaaa, pesawatnya akan menerobos ke terowongan" Ucap Algis sambil mengayunkan garpu yang ia pegang.

Zayyan yang sudah malu setengah mati langsung membuka mulutnya dan menelan pentol itu. Dalam hati ia sudah menjerit-jerit ingin memukulkan kepalanya ke beton sambil jungkir balik.

Saat sedang mesra-mesraan, ada suara yang merebut atensi ke dua pria itu.

"Maaf mengganggu, boleh kami bergabung? " Ucap Luisa yang datang bersama Lais yang sedang membawa dua buah mangkok mie ayam.

Kulihat ternyata kantin sudah penuh dengan para murid. Bahkan ada juga yang rela duduk berdesakan demi makan bersama. Tumben sekali, biasanya saat istirahat pertama kantin tidak akan terlalu penuh seperti ini, pikir Zayyan.

"Ya, silahkan" Ucap ku mempersilahkan. Jadi aku duduk bersebelahan dengan Luisa, sedangkan Algis bersama Lais.

'Wuaahh mimpi apa aku semalam? Bisa duduk semeja dengan semua pemeran utama di novel ini??!!' Jerit Zayyan dalam hati.

"Kamu Zayyan kan?" Tanya tiba-tiba Luisa.

"Ah? Iya benar" Ucap Zayyan canggung karena tiba-tiba di ajak bicara.

"Haha padahal kita sekelas tapi tidak pernah bertukar sapa sama sekali, ya?" Ucap Luisa, yang kubalas dengan tawa canggung.

"Benar, saat itu kau langsung pergi dari kelas. Apa kah... Apa kau keberatan dengan keberadaan ku? " Ucap Luisa sambil menunduk.

"M-mana mungkin! Aku— Aku hanya ada urusan mendadak saat itu" Jelas Zayyan buru-buru. Ia tak mau sampai menjadi domba hitam penyebab dua kulkas di depannya ini bertikai.

"Ah begitu. Hahaha untunglah" Ucap Luisa tersenyum sambil menggenggam tangan Zayyan.

"Iya" Balas Zayyan singkat. Ia segera melepas tangan mereka berdua dan menyuruh Luisa untuk cepat memakan makanannya dengan ramah. Tapi tidak dengan jantungnya yang sudah dah dig dug karena mendapat dua tatapan tajam dari dua kulkas di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uke Mah BEBASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang