5. I'm Fine

83 5 0
                                    

"Maafkan aku baru datang. Apakah kau menunggu lama, Yuna?" Tanya Jaemin kepada wanita yang tengah duduk di hadapannya. Shin Yuna atau yang sering di sapa Yuna merupakan mantan kekasih dari Jeno, suaminya.

Setelah ibu mertuanya pergi dari rumahnya, ia mendapatkan panggilan dari mantan dari suaminya. Mantan dari suaminya ini meminta dirinya untuk bertemu. Dan dia tidak keberatan akan hal itu. Ia menyetujuinya.

"Ah, tidak. Aku baru saja sampai. Aku sudah memesankan Manggo Juice untuk dirimu. Maaf kalau kau tidak suka, kau bisa pesan minuman semau-mu." Ucap Yuna kepada wanita yang saat ini sudah duduk di hadapannya.

"Ah, tidak perlu. Aku suka Manggo Juice." Ucap Jaemin lalu meminum Manggo Juice pesanan wanita yang ada dihadapannya ini. "Jadi, untuk apa kamu meminta diriku bertemu?" Tanyanya yang langsung to the point akan maksud pertemuan mereka.

"Ah, iya! Kau tau bukan kalau dulu aku dan suamimu adalah sepasang kekasih? Hubungan kita sudah berlangsung sangat lama." Ucap Yuna yang mulai memperkenalkan dirinya. Siapa tau wanita yang ada dihadapannya ini tidak tau dirinya.

Jaemin tersenyum, ia merasa tidak enak dengan wanita yang ada dihadapannya ini, sewaktu wanita ini menyebut hubungan antara dirinya dan suaminya telah berlangsung lama. Ini seperti dirinya yang merusak hubungan antara mereka berdua. "Maafkan aku. Karena aku, hubungan kalian harus kandas." Ucapnya yang penuh dengan rasa penyesalan.

Yuna langsung menggelengkan kepalanya kikuk ketika mendengar ucapan permintaan maaf dari wanita yang ada dihadapannya ini. "Ah, bukan itu maksud aku. Sungguh, aku tidak menyalahkan dirimu atau siapapun dalam kandasnya hubungan kami." Ujarnya yang tidak enak hati.

"Aku di sini hanya ingin memberi tahu. Kau juga tau bukan kalau aku bekerja menjadi sekertaris di perusahaan Jeno?" Tanyanya lagi dan di angguki kepala oleh wanita yang berstatus istri ini.

"Apakah dia melakukan suatu hal kepada dirimu?" Tanya Jaemin khawatir. Ia tidak mau wanita ini terimbas akan masalahnya dengan suaminya.

"Tidak. Aku sudah keluar dari perusahaannya dia. Tapi kau tidak usah merasa menyesal. Ini bukan salah-mu. Aku memang sudah berniat mengambil keputusan ini. Lagipula kekasihku melarang diriku untuk bekerja di kantor miliknya, apalagi menjadi sekertarisnya." Jelas Yuna.

"Kau memiliki kekasih?" Tanya Jaemin tak percaya.

Yuna tersenyum dan mengangguk. "Heum, aku mempunyai kekasih. Jadi, jangan salahkan dirimu sebagai perusak hubungan orang, ya? Kamu sama sekali tidak seperti itu. Aku dan dia mengakhiri hubungan bukan karena dirimu. Memang ini sudah menjadi pilihan aku." Jelasnya.

"Kau menghianati Jeno?" Terka Jaemin.

"Tidak. Mana mungkin aku mengkhianati dia. Aku di jodohkan oleh ibuku dengan lelaki pilihannya. Sama seperti dirimu" Jelas Yuna, yang mulai membagikan kisahnya dengan wanita lain.

"Benarkah?" Tanya Jaemin dengan tatapan takjub dan tidak percaya. Ternyata kisah yang di alami dirinya bukan cuma di alami oleh dirinya saja! Tapi orang lain juga.

"Benar, namanya Lucas. Jadi, kau jangan merasa hubungan aku putus karena kamu ya." Ucap Yuna yang langsung di sambut hangat oleh wanita bertubuh mungil ini.

Jaemin kira wanita yang ada dihadapannya ini mengajak dirinya bertemu untuk memarahi dirinya, karena dirinya lah yang membuat hubungan mereka berdua berakhir. Sebenarnya ia juga tidak enak dan merasa bersalah. Tapi dirinya tidak bisa berbuat apapun, ini sudah wasiat kedua orang tuanya.

"Bisakah kita berteman? Aku tidak mempunyai teman selain dirimu." Pinta Yuna yang langsung di sambut hangat oleh Jaemin.
***

Setelah bertemu, mengobrol, dan Hangout berdua dengan mantan dari suaminya, Jaemin pun akhirnya kembali ke rumahnya. Membuka pintu rumahnya secara perlahan. "Aku pul--" Ucapannya tertahan karena seseorang yang langsung menarik dirinya, begitu dia masuk.

Siapa lagi kalau bukan suaminya. Suaminya yang menarik dirinya begitu ia baru masuk ke dalam rumah. Di tariknya dia dan di lemparkannya ke lantai, membuat dirinya meringis, merasakan sakit di bokongnya. "Jen, ada apa? Apakah aku membuat kesalahan?" Tanyanya yang berniat ingin beranjak dari jatuhnya, namun di tahan oleh kaki suaminya.

Jeni menginjak kaki istrinya yang ingin beranjak. "Kau kan yang menghasut kekasihku agar keluar dari perusahaanku?!" Sentaknya yang semakin menekan paha istrinya dengan kakinya.

Jaemin meringis, merasakan sakit di pahanya karena suaminya yang terus menginjak pahanya. Bukan hanya menginjak, suaminya ini menekan kakinya juga. "Maksud kamu apa? Aku gak ada niatan menghasut atau mengancam dia agar keluar dari perusahaan-mu." Ucapnya secara terbata karena di selingi dengan ringisan.

Jeno mendecih mendengar pengakuan istrinya. Ia beranggapan bahwa istrinya sedang pura-pura saat ini. "Selain perusak hubungan orang, ternyata kau juga bermuka dua hah?!" Teriaknya. Ia juga langsung membungkukkan tubuhnya guna mensejajarkan posisi mereka. mengangkat wajah istrinya agar menatap wajahnya.

"Jeno, aku sungguh tidak melakukan hal itu! Mana mungkin aku menghasut dia yang sangat baik kepada diriku." Jujur Jaemin, berusaha menjelaskan dan menangkal semua tuduhan suaminya, walaupun percuma. Suaminya ini tidak akan percaya dengan semua perkataan yang keluar dari mulutnya.

Jeno mendecih mendengar penuturan istrinya. Ia segera menjauhkan wajahnya ke wajah sang istri. Di ambilnya amplop berwarna coklat yang ada di atas meja, yang telah ia sediakan sedaritadi. "Tidak menghasut? Lalu gunanya kau bertemu dengan kekasihku di caffe untuk apa hah?!" Sentaknya, yang langsung melemparkan amplop coklat itu tepat ke wajah sang istri.

Tangan Jaemin langsung terulur mengambil amplop coklat yang di berikan suaminya, dan membukanya. Ia terdiam ketika melihat foto dirinya dengan mantan dari suaminya tadi. Iya! Kejadian tadi ketika wanita itu mengajak dirinya ke caffe untuk bicara. "Jen, dia mengajak diriku untuk bertemu, bukan aku yang mengajaknya. Kalau-- aw!" Ucapannya berubah jadi ringisan ketika suaminya yang menarik rambutnya ke belakang.

"Kau tau? Kau adalah wanita paling munafik yang aku kenal. Aku sangat-sangat membenci karakter seperti dirimu." Ucap Jeno yang langsung Menyentakkan tangannya yang memegang rambut istrinya. Membuat kepala istrinya ini terpentuk sudut bangku. Setelah itu, dia pergi dari hadapan sang istri.

Jaemin meringis, ia meraba kepala belakangnya yang ternyata mengeluarkan darah karena terpentuk sudut sofa. Perlahan ia beranjak dari jatuhnya menuju kamarnya. Tapi sebelum kamar, ia mengambil peralatan p3k untuk membersihkan luka yang ada di kepalanya.

Menutup pintu secara perlahan, lalu duduk di depan cermin. Tangannya mulai membuka perlatan p3k, mengambil beberapa obat, krim dan hal lainnya untuk menyumbat darah yang keluar. Ringisan keluar dari mulutnya ketika lukanya bertemu dengan obat yang mengandung alkohol.

Setelah selesai, ia pun membereskan kembali perlatan yang ia keluarkan, dan ia segera merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran King Size miliknya. "Hah~~~" Helaan nafas yang keluar dari mulutnya.

"Ayah, ibu, aku baik-baik saja. Kalian tidak usah khawatir heum. Aku yakin suamiku akan berubah. Aku yakin cepat atau lambat, dia akan menyukai diriku, atau setidaknya menghargai kehadiran aku dan baik kepada diriku. Jadi, kalian tidak usah khawatir ya. Aku baik-baik saja." Gumamnya, yang terus menatap atap dinding kamarnya.

OBSCURE MARRIAGE - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang